Tampilkan postingan dengan label Metropop. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metropop. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Februari 2023

Review Ikan Kecil dari Ossy Firstan

Setiap anak punya ceritanya sendiri.

      Meskipun di tengah riuhnya kampanye "child-free", memiliki anak masih menjadi salah satu harapan sebagian besar pasangan yang sudah menikah. Banyak pasangan yang berjuang dan menjalankan program hamil berdasarkan instruksi dokter. Akan tetapi, bagaimana kalau anak yang lahir ternyata "istimewa"?

     Novel Ikan Kecil dari Ossy Firstan memberikan gambaran perjuangan orangtua demi seorang anak. Mulai dari kehamilan yang ditunggu selama hampir 4 tahun setelah pernikahannya, hingga perjuangan ketika menerima fakta bahwa anaknya harus "berbeda" dengan anak pada umumnya.

Kamis, 09 Februari 2023

Review Buku: Over the Moon dari Soraya Nasution

     Novel Over the Moon dari Soraya Nasution adalah kisah yang berangkat dari fenomena "balapan nikah". Pertanyaan kapan nikah memang sudah jadi pertanyaan rutin ketika kumpul-kumpul di Indonesia. Apalagi kalau usia sudah masuk ke pertengahan 20-an, dan kamu adalah perempuan. Pasti dianggap perawan tua oleh lingkungan.

      Inilah Ajeng, perempuan berumur 29 tahun yang punya kerjaan mapan di salah satu stasiun TV. Di saat teman-teman satu gengnya sudah menikah dan punya anak 3, Ajeng masih berstatus lajang. Dengan Mama yang overprotective dan cerewet, Ajeng harus betah dengan kelakuan Mamanya yang kerap mencarikan jodoh untuknya, karena takut anaknya nggak laku. Risih banget kan?

Jumat, 22 April 2022

Baca Metropop? Buat Apa?

      Semakin ke sini, pertumbuhan jumlah novel Metropop semakin bertambah. Apalagi, sekarang juga banyak adaptasi fanfiksi dari wattpad yang terbit dalam bentuk fisiknya, di mana rata-rata genrenya setipe, yakni romance ala Metropop. Sayangnya, masih banyak yang memandang sebelah mata para pembaca novel jenis ini. Kebanyakan, kelompok yang meremehkan ini menilai bahwa novel Metropop itu kurang bermanfaat dan banyak drama. Apakah demikian? Tentu tidak. Nah, pada tulisan ini, aku ingin berbagi tentang manfaat bacaan Metropop. Bagi pecinta novel jenis ini, jangan merasa rendah diri dulu ya. Baca tulisan ini sampai selesai yuk!

Kamis, 31 Maret 2022

Review Buku: Progresnya Berapa Persen dari Soraya Nasution

Bersyukur sih bisa dapet kantor yang teman-temannya suportif dengan gaji yang lumayan. Tapi, kadang kesel juga kalau punya bos yang suka nambahin beban kerja dan nanyain progresnya setiap waktu.- April.

      Progresnya Berapa Persen dari Soraya Nasution merupakan salah satu city lite populer yang mengusung tema office romance. Di sini, kita akan disuguhkan kisah cinta segitiga ala kantoran yang dikemas dengan banyak unsur komedi dan hiburannya.

     Kenalan dulu yuk sama April, lulusan Teknik Sipil berusia 23 tahun dari salah satu kampus bergengsi di Bandung, yang kemudian bekerja di sebuah kantor konsultan. Di kantor ini dia harus berhadapan dengan bos super serius yang sering nanyain progres tanpa kenal waktu. Maksudnya bagus sih, tapi masa iya, harus tanya di jam luar kantor juga?

     Lalu, kenalan juga sama Dewangga. Bos super serius yang tentu saja jenius. Suka banget nanyain progres ke anggota tim, sambil ngasih tambahan tugas bejibun. Orang super kaku yang cuma punya 3 warna kemeja. Sering dijadiin bahan gosip orang-orang kantor dan dijuluki dengan panggilan "Pakde".

     Tak lupa ada Ryan, mantan senior April di kampus berusia 27 tahun, sekaligus mantan terindah April yang melanjutkan S-2 nya di Jerman. Eh, Ryan deng yang belum move on. Padahal susah-susah lupain mantan, eh malah ketemu lagi di kantor baru.

     Sebelum memasuki ke ulasan, aku ingin ngasih gambaran tema dari buku ini, yakni:

  1. Office romance
  2. Age gap relationship
  3. Drama perkantoran
  4. Komedi kantor

     Buku ini menceritakan tentang kisah April dan kawan-kawan kantornya. Secara umum kantor mereka termasuk nyaman, minim persaingan dan fleksibel, tapi tetap ada harga yang harus dibayar, yakni deadline yang lumayan ketat. Apalagi mereka punya bos macam Dewangga yang sering bikin ketar-ketir dengan pertanyaan PROGRESNYA BERAPA PERSEN?

     Meski demikian, hidup itu harus dibawa seru. April dan kawan-kawan pun mencoba mencari celah untuk menghibur diri dengan macam-macam aktivitas, seperti membuat taruhan warna kemeja bosnya, atau sekadar ngomongin bosnya lewat grup chat WA.

     Tapi entah kenapa, Pakde selalu saja punya firasat tepat. Seperti tau kalau jadi bahan gosipan. Bahkan, April sempat salah kirim foto tentang Pakde yang ketemu salah satu barbie pilihan mamanya ke Pakde itu sendiri. Malang sekali.

     Di satu sisi, ada Ryan. Mantan high quality April yang sampai sekarang masih ngejar-ngejar April di kantor. Tanpa tau kalau ada saingan berat buat dapetin April.

     Tak hanya itu, ada teman-teman April semacam Adrinta, seorang husband material yang merupakan "tempat sampah"-nya Pakde. Ada Naufal, si Arsitek narsis yang secara nggak sengaja manas-manasin "secret admirer" April. Ada Clinton yang jadi korban patah hatinya April. Ada Kenzo dan Sheila karyawan baru yang ikutan ramein gosip Pakde.

     Nah, seperti apa nih cinta segitiga antara Pakde, April dan Ryan ini? Kira-kira, respon karyawan lain yang tau bakal gimana ya?

Kesan terhadap Novel Progresnya Berapa Persen

     Sebagaimana metropop pada umumnya, novel ini beneran mengalir dan enak banget dibaca ketika reading slump. Dengan percakapan dan komedi yang mirip dengan kehidupan nyata, bikin pembaca ngerasa relate dengan nasib-nasib para tokoh di sini.

     Dengan latar cerita pekerja kantor konsultan kontraktor, kita diajak mengenal istilah-istilah dalam lingkup pekerjaan tersebut (meskipun aku tetep nggak paham). Seru sih, nambah wawasan juga. Soalnya penulis terlihat paham banget dengan apa yang dia jabarkan di situ.

     Buku ini mengingatkanku dengan novel Resign dari Almira Bastari, yang kurang lebih konsep ceritanya sama, meskipun eksekusinya berbeda. Misal, kalau karakter-karakter di Resign digambarkan dengan pekerja kelas ekonomi atas atau sosialita, di sini karakternya masih masuk kategori ekonomi menengah biasa. Terlihat dengan gambaran masing-masing tokoh yang masih naik motor kalau ke kantor (kecuali bos Dewangga). Selain itu, jenis konflik di luar percintaan juga agak beda. Tapi kalau suka Resign, pasti suka buku ini juga.

     Tipikal city lite, buku ini ringan dan tentu saja gampang ditebak. Tapi entah kenapa, aku sangat-sangat menikmati buku ini. Apalagi kalau dibaca pas lagi sumpek, jadi senyum-senyum sendiri. Bisa dibilang buku ini bisa bantuin buat bangkit dari reading slump. Secara umum, aku suka penulisan Mbak Soraya di buku ini, dan kalau lagi sumpek, pasti bakal baca ulang buku ini. So, happy reading!

Kamis, 24 Maret 2022

Review Buku: Asmaraloka dari Arata Kim



     Siapa yang suka office romance di sini? Karena kali ini aku akan menulis ulasan salah satu metropop bertemakan office romance, judulnya Asmaraloka dari Arata Kim. Aku baca ini waktu itu di Gramedia Digital. Dari judulnya, kelihatannya buku ini kayak jenis buku kuno gak sih? Tapi jangan judge dulu, karena sebenarnya novel ini temanya modern. Menceritakan tentang kisah Isabella dan Ethan, seorang pekerja IT di Bandung yang bertemu kembali setelah sekian tahun. Langsung saja deh.