Review Buku: How to Respect Myself dari Yoon Hong Gyun

by - Juni 21, 2021




     MENGAPA HARGA DIRI ITU PENTING? MENGAPA KITA HARUS MENGHARGAI DIRI SENDIRI?

     Kerap kali kita merasa bahwa diri kita biasa saja. Bukan termasuk golongan orang-orang penting, sehingga tak jarang kita memperlakukan diri sendiri dengan kasar. Seperti mengutuk kemampuan diri sendiri, enggan merawat diri, bahkan putus asa sebelum mencoba sesuatu karena merasa akan gagal.

     Dua pertanyaan pada pembuka tadi merupakan highlight untuk ulasan buku yang akan aku tulis kali ini judulnya How to Respect Myself dari Yoon Hong Gyun, seorang Dokter Kejiwaan dari Korea Selatan.

     Buku ini ditulis berdasar pengalamannya yang sering menangani beberapa pasien dengan keluhan insecurity dan semacamnya, serta beberapa pengalamannya saat berproses menjadi dokter. Sebagaimana yang kita tahu bahwa proses menjadi dokter, terutama ketika mengejar spesialis bukanlah hal yang mudah.

      Jadi, dengan pengalaman Yoon Hong Gyun berproses menjadi dokter maupun pengalaman dari pasien-pasiennya, ia menulis buku ini dengan tujuan untuk memberi insight bagi orang-orang yang sedang mencari jati dirinya. Karena biasanya, tidak semua orang berani langsung pergi ke psikolog ketika jiwanya sedang "tersesat".

Isi Buku

     Buku ini terbagi menjadi tujuh bagian, bagian pertama membahas tentang pengertian dari harga diri serta mengajak pembaca untuk menyadari pentingnya harga diri dalam kehidupan. Intinya, bagian ini semacam perkenalan tentang arah pembicaraan buku ini selanjutnya.

     Bagian dua dan tiga memaparkan tentang penanganan hubungan percintaan, relasi dan perpisahan yang dapat memengaruhi penurunan harga diri. Pada bagian ini, mulai muncul beberapa "studi kasus" yang diambil dari pengalaman pasien penulisnya.

     Bagian empat dan lima berisi tentang panduan menangani emosi serta penanganan terhadap perasaan rendah diri (benci diri sendiri, depresi dan kecemasan). Di mana panduan diambil berdasarkan pengalaman yang disesuaikan dengan keilmuan yang dia geluti.

     Bagian enam dan tujuh memaparkan tentang tip yang berkaitan dengan peningkatan harga diri. Mungkin ini adalah jawaban dari pertanyaan how to respect myself. Yang berisikan tip-tip yang lebih bersifat preventif supaya kita tidak terjerumus secara parah dalam masalah insecurity. Kira-kira kalau dirangkum, isi bukunya adalah seperti berikut:


     Jadi, apa fokus pembahasan dari buku ini?
     Buku ini berfokus pada pembahasan seputar harga diri yang meliputi pengertian, penyebab turunnya harga diri, dan cara meningkatkan kepercayaan terhadap harga diri. Mengingatkan kembali ke pembaca, bahwa menjaga harga diri bukanlah hal egois atau ajang mencari gengsi. Setiap dari kita perlu membangun kembali harga diri yang turun karena pengaruh orang lain, agar dapat menjalani hidup dengan nyaman.

     Bagaimana sih gaya penulisan Yoon Hong Gyun dalam buku ini? 
     Dalam setiap bab/bagian dari buku ini, Yoon Hong Gyun membagi menjadi beberapa klasifikasi subbab yang lebih detail. Misalnya pada bab/bagian satu, yang membahas tentang pengertian harga diri. Ia mengklasifikasi topik pembahasannya menjadi tiga, yakni pilar-pilar harga diri, kesalahpahaman tentang harga diri, dan pentingnya harga diri.
     Setelah itu, di setiap akhir bagian, terdapat beberapa pertanyaan untuk memancing introspeksi pembaca dan juga beberapa latihan "fisik" seperti menulis catatan/jurnal dan lain sebagainya. Kurang lebih ada 24 latihan kepercayaan diri, untuk lebih jelasnya, bisa dilihat lebih lanjut di bukunya aja ya.

Kesan terhadap buku ini

     Aku sendiri sebenarnya cukup dibuat terkesan ketika baru memasuki bab-bab awal, karena di awal-awal bab ia seperti menelusuri satu persatu tentang penyebab permasalahan orang-orang terkait harga diri. Di bab awal pun sebenarnya aku mulai bisa melakukan interpretasi perlahan terkait diriku. Misalnya, apa benar aku begini? kok bisa ya?, lalu mulai merenungi kejadian di masa lalu yang sekiranya jadi penyebabnya.

     Selain itu bahasa yang digunakan di awal bab ini tidak menghakimi, tetapi mencoba memahami dan mengkaitkannya dengan perubahan situasi dunia. Sehingga ketika membaca, aku merasa "wah ini bener sih, aku sering gini". Sebagaimana contoh kutipan salah satu bagian dari buku berikut yang menjadi favoritku ini:

"Seiring dengan meledaknya informasi, identitas kita kian sering dibanding-bandingkan. Pemikiran, proses hidup, pandangan dan pencapaian kita menjadi objek perbandingan. Mungkin itu sebabnya orang yang hidup dengan baik pun menyimpan pertanyaan ini di dalam sudut hatinya, 'Benarkah aku sudah hidup dengan baik?'"

Dari situ aku dibuat sadar, kalau selama ini penyebab aku sering merasa rendah diri dan serba salah, adalah pola pikirku yang sering terkena pengaruh dari eksternal. Dikit-dikit membandingkan diri dengan orang lain.

     Selain itu, ada pula yang cukup mewakili pemikiranku terkait perbaikan kondisi mental melalui bacaan, yang mana, dalam buku ini tertulis di bagian sub-bab yang berjudul Sudah Baca Buku Psikologi, tetap Tak Memberikan Hasil. Dalam topik ini memberikan pernyataan yang aku sendiri cukup setuju, seperti:
"Upaya menemukan masalah dan mengatasinya dengan membaca buku psikologi ini patut diacungi jempol, karena ia mencoba menggali psikologisnya dengan melakukan hal yang sekiranya bisa menjadi solusi. Tapi, pengertian hanya membaca buku psikologi sama seperti orang yang membaca buku latihan membentuk tubuh. Harus dipraktikan dan butuh waktu. Karena teori tanpa praktik itu hanya sekadar pengetahuan".

Kalau diingat-ingat. Kadang kalau aku baca buku-buku self-improvement yang gak mempan, ya itu karena kesalahanku sendiri. Misal, pola pikirku tetep di situ-situ aja atau gak berubah. Kadang pula, aku pas baca hanya "iya-iya" aja, tapi pas buku udah selesai, pesan bukunya malah dilupakan. Padahal, kalau beneran ingin berubah aku harus melatih untuk mengubah mindset dan mempraktikan apa yang disarankan oleh buku itu secara berlanjut. Kan ya gak mau, kalau aku baca buku semacam "perbaikan harga diri" ini, setelah baca aku tetap stuck di level insecurity terus karena sering rendah diri.

     Akan tetapi, setelah mulai memasuki bab-bab selanjutnya, aku merasa tidak menemukan insight yang aku harapkan terkait "tip konkret" yang sempat ia sebut sebelumnya di dalam kata pengantar. Semua bentuk latihan yang ditawarkan pun menurutku adalah bentuk latihan umum yang sering aku temukan di bacaan-bacaan lain (atau bahkan youtube), seperti menulis jurnal tentang harapan hari ini, merenungkan kebaikan dan kekurangan diri sendiri lewat esai, membuat skala prioritas dan lain sebagainya.

     Memang tidak ada yang salah sih, tapi karena ekspektasiku adalah latihan yang lebih detail dan cara baru, jadi ketika masuk di bagian latihan-latihan ini, aku tidak terkesan. Namun secara umum, buku ini membantuku untuk berubah secara perlahan (gak langsung berubah 'teng', ada fasenya). Khususnya tentang tulisan yang bahas sedikit kisah orang lain, jadi aku bisa belajar memposisikan diri ke orang itu, jika aku berada di posisi yang sama.

     Kalau kamu butuh buku yang membantu "healing", aku rasa buku ini cocok. Karena buku ini berisi kisah-kisah yang mungkin relate dengan kehidupan sehari-hari terkait dengan kepercayaan diri. Jadi ketika kamu lagi merasa down, dan kemudian baca buku ini, kamu akan merasa seperti ada yang menemani, karena kamu tidak merasakan itu sendirian.

     Namun, bila kamu butuh jawaban tentang Bagaimana cara meningkatkan harga diri/self-esteem?, menurutku kamu gak akan menemukan sesuatu jawaban yang spesial dari buku ini. Karena bentuk latihan peningkatan harga dirinya masih terkesan umum. Buku ini lebih cocok kalau disebut sebagai buku yang membantu menyadarkan mindset kita akan pentingnya harga diri, jadi segala keputusan tentang peningkatan harga diri itu kembali ke tangan kita sendiri.

     Dapat dibilang, kelebihan buku ini terletak pada cara penulisannya yang cenderung mengkaitkan dengan kehidupan masa kini, sehingga membuat kita bisa lebih menganggap kalau kata-kata healing yang diberikan itu lebih realistis. Jadi bukan sekadar saran motivasi yang permasalahannya hanya di bayangan aja, alias gak nyata. 

     Akan tetapi yang menjadi kekurangan buku ini pertama adalah karena bahasa terjemahannya menurutku susah dipahami, jadinya sempet kurang berasa feel-nya. Selain itu, memasuki pertengahan bab, rasanya terlalu banyak pembahasan yang membosankan serta tips dan refleksi di buku ini sebagian terlalu umum, sebagian lagi gak bisa dilakukan oleh semua orang.

     Demikian ulasan buku yang aku tulis kali ini, semoga bermanfaat dan bisa memberikan gambaran ke kalian tentang bukunya. Terima kasih sudah membaca, dan mohon maaf atas beberapa kesalahan 😊.

You May Also Like

4 comments

  1. Reviewnya bagus....tingkatkan mereview buku2 self improvement yah.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah membaca! Ditunggu ya :D.

      Hapus
  2. Sangat bagus dan mudah di mengerti ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhh, terima kasih sudah membaca ulasanku. Semoga bermanfaat dan bantu ngasih gambaran tentang bukunya ya! :D

      Hapus