Review Buku: Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah dari Geulbaewoo

by - September 06, 2021


      Lelah. Di suatu titik, kita pasti pernah berada di situasi lelah untuk melakukan sesuatu. Entah karena takut akan gagal lagi, atau mungkin rencana yang kita susun sudah tidak bersisa. Bertemu dengan orang lain pun terasa seperti ancaman. Rasanya, ingin bersembunyi di suatu tempat yang tidak diketahui orang atau berubah pada posisi invisible untuk sejenak.

     Sayangnya, keadaan semacam ini seringkali dianggap sebagai indikasi "menyerah" terhadap hidup. Padahal, kita hanya merasa lelah. Bukan menyerah. Sekelumit harapan pun sebenarnya masih ada, sehingga semangat untuk terus bertahan dalam kesulitan masih berkobar. Alasannya? Setiap orang tentu punya alasan tersendiri yang mampu membuatnya untuk terus berdiri dalam kesulitan. Jadi,

"Apa yang kau pikirkan hingga bisa membuatmu bertahan melewati kesulitan hari ini?"

Isi Buku

     Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah merupakan sebuah esai yang ditulis oleh Geulbaewo tentang renungan hidup dan penggambaran perasaan. Sebagian berisi mengenai kisahnya di masa sulit, alasan untuk bertahan, serta pesan yang dia dapatkan dari masa sulit tersebut. Buku ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama membahas tentang kegagalan yang seringkali membuat kita lelah dan ingin menyerah, bagian dua berisi tentang hubungan antar manusia dan cinta, bagian tiga berisi tentang alasan untuk tetap hidup dan bertahan.

"Alasan kita mau menunggu lampu lalu lintas adalah karena kita tahu bahwa warna lampunya akan segera berubah. Jadi bertahanlah meskipun sulit karena itu akan berubah. Dengan indah, seperti lampu lalu lintas".

     Buku ini diawali dengan kisah kegagalan Geulbaewoo di usianya saat muda. Ini bukan tentang cerita motivasi, melainkan pembahasan tentang "bagaimana kegagalan bertubi-tubi yang seringkali membuat orang tertekan, lelah tanpa sebab, depresi dan ingin menyerah". Tak sedikit orang yang kadang memandang remeh ketika ada orang yang terlihat rapuh karena telah diberondong kegagalan. Padahal, orang depresi karena sering gagal pun memang nyata adanya.

     Pada bagian ini, ia menceritakan mengenai jatuh bangun keadaannya ketika sedang merintis kehidupannya. Tentang ekspektasi yang diberikan orang lain terhadap dia. Tentang dia yang berusaha menyemangati dirinya agar mampu bertahan. Tentang perasaan lelah yang terus memancingnya untuk menyerah.

     Kita semua tahu, bahwa tidak semua orang punya support system yang memahami keadaannya. Tidak semua pula orang nyaman untuk berbagi keluh kesahnya ke orang lain karena takut menyusahkan, atau takut dihakimi. Dari sini, dia pun menulis semacam pesan dan kata-kata penyemangat untuk orang-orang yang sedang berjuang. 

      Di sini, aku merasa perasaanku seperti divalidasi. Karena sebagai orang yang susah memahami perasaan sendiri, aku seringkali sumpek gak jelas. Sehingga butuh sebuah kata-kata penenang yang mampu membawa pikiran ke arah positif. Di bagian ini, ada sebuah pengingat yang menarik untuk aku sendiri, yakni "meskipun sekarang kita bahagia, belum tentu besok akan demikian, teruslah bergerak maju apapun yang terjadi". 

"Berpikiran bahwa orang itu harus mencintaimu sebesar kau mencintainya, adalah sebuah keserakahan"

     Kemudian tentang patah hati. Setiap orang pasti pernah mengalami setidaknya sekali dalam seumur hidup. Entah itu bertepuk sebelah tangan, putus cinta, atau ditinggal pergi sebelum sempat memiliki. Buku ini pun juga membahas seputar percintaan pada bab selanjutnya.

     Seringkali kita melihat, bagaimana suatu pasangan itu bisa awet sampai maut memisahkan. Contohnya seperti kisah Habibie dan Ainun. Namun, ada pula pasangan yang sering bertengkar karena suatu masalah yang tidak kita tau (sebagai pihak luar). Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?

     Pada dasarnya, suatu pasangan itu terdiri dari 2 orang yang awalnya asing. Di mana, kemudian mereka berusaha menyesuaikan diri satu sama lain, yang akhirnya memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan. Meskipun secara umum banyak kecocokan dari keduanya, pada kenyataannya, mereka tetaplah dua isi kepala yang berbeda. Sehingga, perasaan empati dan saling menerima adalah beberapa kunci dari sekian banyak kunci hubungan yang awet.

     Pada bagian dua ini, secara umum memang membahas tentang hubungan percintaan dari segi romantisme. Meskipun di beberapa bagian lain, kita akan menemukan bahasan tentang hubungan antar manusia seperti pertemanan. Bagian ini mencondongkan pembahasan masalah hubungan seperti kenapa manusia bisa saling bertengkar, bagaimana hubungan bisa awet, dan bagaimana orang bisa terus bertahan dengan pasangannya. Tak hanya itu, buku ini juga memberikan dukungan kepada mereka yang sering disakiti atau ditolak oleh seseorang. Kita berharga meskipun bertepuk sebelah tangan. Kita tetap berharga meskipun pernah disakiti.

"Kita adalah orang yang berharga. Kau akan selalu menjadi orang yang berharga bagi seseorang, meski kadang kau tak merasa seperti itu".

     Selanjutnya, pada bagian tiga yang secara umum mengajak kita untuk kembali menemukan jati diri. Kita pasti pernah merasa kehilangan arah dan bingung dengan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Mencari dan terus mencari adalah solusi yang kita butuhkan. Entah itu mencari hobi yang membuat kita merasa senang, mencari sesuatu yang mampu membuat kita merasa berharga, atau mencari motivasi baru untuk dikejar dan memulai mimpi yang baru.

     Kunci untuk berhasil adalah dengan penerimaan diri. Kita sebagai manusia memang bukan makhluk yang sempurna, sehingga kita harus bisa berdamai dengan ketidaksempurnaan kita sebagai bentuk penerimaan diri. Ingatlah, meski kita tak sempurna, kita tetaplah manusia berharga.

Kesan setelah membaca buku

     Buatku, ini adalah satu buku terbaik 2021 dalam hal validasi perasaan. Plong. Setelah baca buku ini, rasanya sangat plong dan lega. Buku ini cukup menggambarkan apa yang telah menjadi beban pikiranku dan kekhawatiran-kekhawatiran lainnya. Aku pun merasa seperti punya teman senasib, yang sama-sama cemas dengan masa depan, lelah dengan masa kini, dan menyesal dengan masa lalu. Buku ini seolah mengingatkan bahwa "tak apa istirahat sejenak, jika itu dibutuhkan untuk menemukan jalan hidup yang diinginkan. Tapi tetaplah ingat bahwa hidup ini terus bergerak maju, jadi jangan menyesali masa lalu",

     Buku ini bagus kalau diperuntukan bagi mereka yang sedang berada di titik rendah, butuh teman bercerita, butuh sesuatu yang mampu membantu menganalisa perasaannya yang lelah, dan butuh sesuatu yang mengajak untuk merenungi alur kehidupan. Kalimat demi kalimatnya mengalir dan menenangkan seperti obat. Aku sendiri tidak merasa dihakimi oleh kutipan-kutipannya. Malah terbantu untuk menjernihkan kembali pikiran yang sempat keruh karena berbagai permasalahan hidup.

     Demikian ulasan buku kali ini. Semoga bermanfaat, dan terima kasih bagi yang sudah membacanya. Sebagai penutup, aku ingin memasukkan salah satu kutipan bagus dari buku ini:

"Semoga kesedihan dan kesulitan dalam hidupmu berkurang, agar kau bisa lebih sering tersenyum". 

 

 

 

You May Also Like

0 comments