Akhirnya tiba juga saat ini, di mana Jonan akan melanjutkan petualangannya lebih jauh, dan tidur siangnya tidak akan terganggu.
Jonan, salah satu kucing dari trio oren, yang ditemukan di sawah saat jalan pagi. Saat itu mereka masih kecil, bahkan matanya belum terbuka sempurna. Di tengah kesedihan karena Zul, Tito, Mae meninggal, sebulan kemudian datanglah trio oren, yang kemudian mengisi hari-hari selama beberapa bulan ini.
Sejak kecil, Jonan adalah kucing yang paling gesit dan kuat. Paling sehat, karena makannya gak pilih-pilih seperti Waras, saudaranya. Tapi tetap, dia paling suka kalau aku beri ayam rebus atau makanan basah rasa tuna. Alhasil, badan dia paling besar dibanding 2 saudara lainnya, karena dia suka makan apapun.
Jonan paling tsundere. Dia paling nggak suka aku gendong, tapi suka elus-elus kepalanya di kakiku. Dia suka risih kalau aku elus-elus atau timang, tapi dia selalu bertindak sesuai isi pikiranku. Misalnya, waktu itu ada ular kecil masuk rumah, dia yang mengusir. Ada kodok masuk rumah, dia yang usir. Bahkan saat anak-anak Nessa (kucing telonku) diganggu kucing lain, dia yang menghadang kucing itu. Ibaratnya, dia adalah laki-laki tampan, with few words, but more action.
Salah satu momen yang kuingat dengan Jonan, adalah ketika aku belajar untuk menghadapi suatu tes. Tiba-tiba dia naik di pangkuanku, seolah ngasih kode aku supaya istirahat (soalnya waktu itu aku menggebu banget). Di saat aku panik menunggu hasil itu, Jonan tiba-tiba cakar-cakar pintu kamar seperti minta dibukain, dan pas masuk pun dia langsung naik ke kasur. Seolah bilang, "tenang, hasilnya pasti yang terbaik".
Karena sifatnya yang paling cuek, aku nggak pernah ngira kalau dia merasa terikat ke aku. Tapi kalau dipikir-pikir, dia hanya nggak mau diganggu space-nya. Saat aku bilang bakal merantau, dia jadi sering menyendiri, aku pikir dia memang nemuin spot baru. Ternyata, hal ini berlangsung sampai aku pergi, dia jadi jarang makan dan sering menyendiri. Hingga akhirnya, malam hari di 15 Juni 2025 kemarin adalah batas dia menemani perjalanan hidupku.
Sontak aku kaget dan sepanjang hari dari jam 1 pagi sampai saat ini, aku nggak berhenti nangis. Masih nggak bisa percaya Jonan pergi secepat itu.
Jonan, aku sayang Jonan. Maaf aku belum bisa merawat dengan maksimal, apalagi kamu pergi saat aku tinggal. Terima kasih udah menemukanku di saat kondisiku sedang berjuang. Aku sayang Jonan, kami semua sayang Jonan, Jonin, Jojon. Titip salam ke Zul, Tito, Mae, ya! Jadilah saksi di akhirat nanti, aku ingin bertemu dengan Jonan lagi di surga. Sekali lagi, aku sayang Jonan, Jonan tau kan?