Kamis, 27 Maret 2025

Catatan Baca: Slow Productivity dari Cal Newport



     Quality over quantity

     Dengan adanya tren hustle culture, banyak dari kita yang terjebak untuk melakukan pekerjaan banyak, agar terlihat produktif. Dampaknya, kualitas kerjaan yang dihasilkan pun jadi kurang maksimal, mengingat fokus yang diberikan terpecah belah di waktu yang singkat.

     Karena aku termasuk orang yang terjebak di fenomena itu, beberapa waktu lalu aku tertarik buat baca buku Slow Productivity dari Cal Newport. Adapun beberapa poin menarik yang pengen aku bagi di sini di antaranya:


1. Jangan terjebak di pseudo productivity (produktivitas semu)

     Produktivitas semu adalah kegiatan yang terlihat "penting", padahal ya dia nggak hasilin apa-apa. Contohnya, balas email dan meeting zoom bolak balik di jam produktif. Kenapa disebut produktivitas semu? Soalnya balas email itu nggak ngasih pengaruh langsung di proyek utama. Misal, kerjaan utama kita adalah nulis laporan yang membutuhkan fokus tinggi. Ketika di tengah pengerjaan kita harus membalas email, meeting yang tidak menghasilkan apapun, tentu saja hal tersebut menganggu jalannya pengerjaan laporan. Fokus jadi terpecah, dan kita butuh waktu lagi untuk dapetin fokus itu.

     Intinya, produktivitas semu itu kegiatan yang kelihatannya bikin kita sibuk, padahal ya itu bukan yang berguna banget.

2. Perkecil kuantitas pekerjaan

     Untuk memaksimalkan fokus kita yang terbatas, mengurangi kuantitas pekerjaan itu diperlukan agar mencapai kualitas pekerjaan yang maksimal. Jadi, lebih baik sedikit proyek tapi hasilnya punya kualitas yang baik, daripada banyak proyek yang entah kapan selesainya.

3. Bekerja dengan laju alami

     Laju alami di sini maksudnya adalah kemampuan manusia dalam mengerjakan tugas. Jadi secara umum, otak manusia itu memiliki ritme tertentu agar bisa memaksimalkan fungsi kognitif kita. Dalam hal ini, kita perlu memberi otak ruang untuk beristirahat dan tidak memaksa untuk bekerja cepat. Alhasil, otak bisa memiliki kemampuan untuk konsentrasi mendalam.

4. Obsesi ke kualitas pekerjaan

     Dengan mengedapankan kualitas, kita cenderung memilih-milih pekerjaan yang mendukung proyek utama. Hal ini berkaitan dengan poin kedua, di mana untuk meningkatkan kualitas, kita perlu mengurangi kuantitas pekerjaan yang tak perlu sehingga kita bisa fokus ke sesuatu yang perlu.

     Demikian catatan bacaku dari buku Slow Productivity - Cal Newport, semoga bermanfaat! Terima kasih untuk yang sudah baca!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar