Review Buku: Mirai dari Mamoru Hosoda

by - Desember 01, 2023



      Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi jika dihadapkan dengan anak yang masih berusia balita. Kebanyakan balita masih belum mengalami pertumbuhan sempurna, sehingga secara emosional pun mereka masih belum stabil. Sebagaimana yang terjadi pada Kun dalam novel Mirai dari Mamoru Hosoda.

     Kalau dilihat dari judul dan nama penulisnya, udah kelihatan kalau ini adalah salah satu Sastra Jepang. Dengan gaya cerita yang mirip vibes Ghibli dan karya Makoto Shinkai, buku ini menceritakan tentang sudut pandang Kun, seorang anak berusia 4 tahun, ketika dihadapkan dengan kenyataan bahwa dia kini memiliki adik. Karena sibuknya orangtua dalam mengurus bayi, Kun merasa bahwa mereka tidak sayang kepadanya lagi. Seperti apa kisah Kun? Dan bagaimana cara orangtua Kun memberikan pemahaman bahwa mereka tidak seperti yang Kun pikirkan?

Sinopsis Buku Mirai dari Mamoru Hosoda

     Kun adalah anak pertama dari kedua orangtuanya. Di usia yang ke 4 tahun, dia memiliki adik perempuan bernama Mirai, yang tentu saja baru lahir. Sayangnya, orangtua Kun yang terlalu sibuk mengurus rumah dan bayi, menjadikan Kun merasa diabaikan dan menganggap orangtuanya jahat karena tidak sayang lagi kepadanya. Alhasil, Kun benci dengan Mirai, karena dianggap "mengambil" kasih sayang orangtua darinya.

     Suatu hari, ketika Kun berlari menuju pohon ek di halaman rumahnya, Kun seperti ditarik ke dunia misterius dan bertemu dengan Mirai versi anak SMP. Di sana, Mirai memberikan "ceramah" bahwa seharusnya jangan menjadi kakak yang seperti itu. Tapi Kun tidak peduli dan ketika kembali ke dunia nyata, dia tetap memperlakukan Mirai dengan iseng.

     Petualangan Kun tidak sampai di situ. Dia pun sering kembali ke "dunia lain", di mana dunia ini tidak hanya menyangkut masa depan, tetapi juga masa lalu. Masa ketika orangtuanya masih belum menikah. Di setiap "dunia" ini, Kun mendapatkan pelajaran baru terkait kehidupan, hingga suatu ketika, Kun merasa sangat ketakutan.

     Seperti apa petualangan Kun di setiap "dunia lain"? Apakah Kun akan berubah kepada Mirai dan orangtuanya? Peristiwa apa yang membuat Kun merasa ketakutan?

Opini terhadap Buku

     Kalau dilihat dari sampul bukunya, sosok Kun emang mirip dengan tokoh-tokoh Ghibli, sementara sosok Mirai SMP, mirip dengan tokoh di anime Makoto Shinkai. Dan kalau dibaca, terutama pas bagian Kun pergi menuju "dunia lain", ngingetin aku dengan Spirited Away. Vibesnya mirip banget!

     Karena buku ini ditulis dari sudut pandang anak berusia 4 tahun, alhasil cara berpikirnya ya cukup menyebalkan (menurutku sebagai orang dewasa). Melempar mainan ke bayi? Buang-buang mainan karena kesal dengan orangtua? Duh, aku pasti bakal ngamuk sih. Apalagi kalau si bayi sampai kenapa-napa. Tapi ya namanya anak kecil, pola pikirnya belum berkembang. Jadi emang harus diberi ketegasan dan pengertian.

     Terkait sosok orangtua Kun, di awal dijelaskan kalau ibunya pencemas, sementara ayahnya penyendiri dan keras kepala. Tapi entah kenapa, di sepanjang cerita, si ayah malah jadi "penurut" dan ngalah dengan istrinya. Padahal di beberapa bagian, menurutku ucapan si ibu tuh lumayan nyelekit. Harusnya kalau si ayah ini keras kepala dan egonya tinggi, ya marah dong. Sebenarnya, aku nggak menyalahkan tindakan istriya juga. Hanya saja menurutku, penjabaran sifat si ayah yang penyendiri, keras kepala dan ego tinggi, nggak perlu dijelaskan di awal seperti itu. Biarkan pembaca aja yang menilai, soalnya perubahan sifat manusia tidak secepat itu.

     Orangtua Kun di sini menurutku orangtua yang baik, karena dia berusaha memberikan yang terbaik meskipun si anak masih salah paham. Ibunya seorang pekerja kantoran, sementara ayahnya yang resign dan mulai bekerja sebagai freelancer agar bisa mengurus anak-anak selagi ibunya di kantor. Di sini, kelihatan banget gimana repotnya perempuan pekerja ketika harus mengurus anak. Dan nggak segampang itu seorang ibu mempercayakan anak kepada suaminya, apalagi kalau suaminya suka takut-takut dan pelupa, meskipun suaminya adalah orang yang cerdas.

     Dari cerita ini, kita dapat melihat, gimana susahnya mendidik anak dan memberikan pemahaman kepada anak pertama yang masih berusia 4 tahun bahwa dia punya adik. Tapi biar bagaimana pun, anak kecil tetaplah anak kecil yang masih butuh perhatian. Memang pandai-pandainya orangtua dalam memberikan penerapan parenting yang baik agar si anak paham bahwa sementara ini, si adik masih butuh perhatian lebih.

     Salah satu adegan yang bikin aku terharu adalah ketika Kun belajar sepeda dengan ayahnya. Di situ, dia yang masih belum belajar keseimbangan, terjatuh berkali-kali sampai membuat dia menyerah. Tapi si ayah, meskipun takut kalau Kun marah (di sini, Kun sering sebal dengan ayahnya), tetap memberikan kata-kata penyemangat sampai akhirnya Kun bisa (prosesnya nggak secepat itu sih, pokok baca aja bukunya, HEHE).

     Terkait Mirai, sepertinya dialah pembawa keajaiban, sehingga Kun akhirnya bisa berpetualang ke dunia lain. Soalnya, peristiwa ini baru terjadi setelah Kun "menyakiti" Mirai. Apalagi, di beberapa bagian, Mirai seperti berlagak aneh untuk ukuran bayi. Dan Mirai sendiri artinya masa depan, bisa jadi dia memang ada untuk "mendidik" Kun lewat perjalanan waktunya.

     Secara umum, buku ini bagus banget. Aku suka dari segi premis cerita, penokohan, alur, serta pelajaran yang diberikan dari buku ini. Vibes dan ending-nya sangat heart-warming, dan sangat mengesankan. Kun sendiri juga sebenarnya menggemaskan, jadi pengen tak "hihh".

     Sekian review buku Mirai dari Mamoru Hosoda. Buat yang tertarik dengan ceritanya tapi males baca bukunya, buku ini ada animasinya juga. Dan pastinya nggak kalah seru, bagus dan heart-warming. Terima kasih buat yang udah baca!

You May Also Like

0 comments