Catatan Baca: Building a Second Brain dari Tiago Forte

by - Februari 17, 2023

      Mengingat informasi sebanyak mungkin merupakan impian orang-orang yang suka belajar. Sayangnya, otak manusia tidak selalu mampu menampung semua informasi tersebut. Alhasil, perlu adanya "Otak Kedua" sebagai alat menyimpan informasi yang selalu bertambah itu.

     Dalam bukunya, Building Second Brain, Tiago Forte menuliskan tentang metode menyimpan informasi pada otak kedua kita. Pada kali ini aku akan menuliskan beberapa poin penting yang menurutku menarik.

Catatan Isi Buku Building a Second Brain
Building a Second Brain dari Tiago Forte


Apa itu Second Brain?

     Second Brain dalam buku ini merupakan istilah lain dari catatan digital. Catatan digital ini berisi informasi penting yang tidak selamanya bisa kita ingat. Kenapa harus digital? Singkatnya, karena catatan digital lebih fleksibel dibanding catatan manual tulis tangan. Catatan digital di sini juga gampang kita cari, karena tinggal ketik dan klik.

     Sebelum memasuki tulisan selanjutnya, perlu digarisbawahi bahwa secara umum buku ini akan membahas tentang tips dan cara membuat catatan digital untuk second brain kita. Bagi yang hobi mencatat, entah mencatat poin penting buku, podcast atau ide yang datang tiba-tiba, tulisan ini sepertinya akan berguna.

Tool apa yang bisa dipakai untuk Second Brain?

     Karena second brain di sini adalah catatan berbasis digital, maka yang digunakan adalah aplikasi mencatat digital. Bisa pakai apa aja, tapi ada beberapa syarat yang harus terpenuhi:

  • Ada kolom pencariannya, jadi tinggal ketik kata kunci catatan yang pernah disimpan, lalu klik, bisa langsung ketemu. Intinya, gampang dicari.
  • Bisa dikelompokkan berdasarkan bidang yang dicatat. Maksudnya seperti dibikin folder gitu.
  • Bisa dihubungkan atau disinkronkan dengan perangkat lain. Jadi, misalnya ketika kita menulis catatan di laptop, nanti bisa dibaca di iPad juga.
  • Bisa dibagikan ke orang lain. Misalnya, rekan kerja ada yang pengen baca catatan kita, kita bisa kirim ke orang itu dengan mudah.

     Contoh dari aplikasi itu antara lain, Notion, Google Keep, Microsoft One Notes, atau mungkin aplikasi lain yang tidak aku tulis di sini.

     Yang perlu digarisbawahi, jangan menghabiskan waktu untuk mencari aplikasi paling sempurna. Kalau dirasa sudah nyaman dan cocok dengan satu aplikasi, pakai itu saja. Dan jangan bandingin dengan catatan orang lain.

Lalu, metode nulisnya gimana?

     Dalam buku ini Tiago Forte menawarkan metode langkah CODE buat nulis catatan itu. Seperti apa sih itu?


1. Capture - Keep What Resonates

     Di sini, kita tulis dulu aja apa yang muncul di pikiran kita. Misalnya, ketika lagi baca buku Atomic Habits, kamu terngiang dengan 4 kaidah yang ditulis di buku itu. Maka, ya tulis aja dulu. Bisa juga ketika kamu di jalan, lagi kepikiran ide cerita untuk bikin tulisan Wattpad, tulis aja idenya. Biar nggak lupa.

2. Organizing - Save for Actionability

    Rapikan catatan tadi berdasarkan klasifikasi tertentu. Di sini, Forte menuliskan tentang PARA, yakni metode dalam merapikan catatan. Apa saja PARA itu?
  • Projects - Catatan terkait apa yang dikerjain sekarang. Misalnya aku lagi mau nulis tentang ulasan buku, maka aku kumpulin data-data terkait buku yang aku ulas, dan aku kelompokan dalam 1 folder "Building a Second Brain Bismillah.xxx".
  • Areas - Catatan terkait suatu bidang yang mungkin nggak langsung dipakai, tapi udah pasti penting. Misalnya, aku ambil kelas kuliah "Politik Pemikiran Barat". Aku nyari-nyari referensi terkait tokoh pemikir barat, seperti Hegel, Morghentau, Stuart Mill, meskipun pembahasan kali ini masih di Plato. Jadi referensi yang aku cari masih dalam satu lingkup, udah pasti dipakai, tapi dipakainya masih lama.
  • Resources - Topik menarik yang kemungkinan dipakai di masa depan. Misalnya aku saat ini tertarik dengan topik "parenting anak berkebutuhan khusus". Topik ini memang di luar bidangku, tapi aku tertarik karena aku merasa parenting ini cukup tricky dan bakal penting. Bisa aja referensi ini akan berguna untuk orang lain.
  • Archive - Topik menarik, tapi nggak tau bakal dipakai atau enggak. Misalnya, saat ini lagi hobi nonton masterchef, terus di beranda mulai muncul resep-resep masakan unik. Simpan dulu lah, urusan dipakai atau nggak, pikir nanti. Siapa tau butuh.

3. Distil - Find the Essence

     Tulis informasi yang paling penting. Caranya gimana?

  1. Stabilo/Highlight poin yang kamu anggap penting. Kemudian, highlight lagi dengan mencari poin yang super dan lebih penting.
  2. Tulis dengan bahasa kita sendiri. Setidaknya kita paham isinya.
  3. Telaah ulang, "ini informasi penting banget nggak ya?"
     Yang terpenting, ketika pengen highlight suatu informasi, jangan terlalu banyak tanpa paham artinya.

4. Express -Show Your Works

     Buat apa bikin catatan kalau cuma disimpan aja? Kalau kamu adalah seorang profesional yang berkecimpung dengan pengetahuan, biasanya sih bisa langsung direalisasikan. Misalnya, kamu seorang peneliti, catatan tadi bisa dijadikan referensi tulisan. Atau mungkin kamu seorang Content Creator suatu channel Youtube pendidikan, bisa lah langsung dibagikan.

Tapi, kalau kita bukan termasuk golongan pekerja tadi, bagaimana kita mengekspresikannya?

     Sebenarnya caranya macam-macam sih. Tapi kalau aku, lebih suka membagikan catatanku di blog. Barangkali bisa berguna juga untuk orang lain :). Untuk memulainya, nggak harus sempurna, yang penting ada usaha dan progresnya.

Tapi, ada sesuatu yang nggak kalah penting!

     Ketika kita pengen menerapkan metode ini, ada beberapa hal yang harus diingat, yakni:
  • Jangan terlalu perfeksionis. Ketika memulai, biasanya ada perasaan takut, "kalau catatannya berantakan dan nggak detail gimana ya?". Buang jauh pikiran itu, karena kesempurnaan hanya milik Allah, hehehe. Maksudnya, fokus ke "pemahamanmu" saat ini. Selama kamu paham sama isi catatannya, meskipun masih berantakan ya nggak masalah.
  • Jangan terlalu lama memilih aplikasi/tool. Berikan rentang waktu untuk eksplore alat mana yang mau dipakai. Misalnya kamu bingung antara Notion atau Google Keep, beri waktu 3 hari untuk melihat ulasan tiap tipe. Nggak harus sama dengan kebanyakan orang, selama apa yang dibutuhkan ada di situ, ya cukup.
  • Mindfull saat menulis catatan. Pikir ulang, "kira-kira informasi ini beneran penting untuk aku nggak ya?".
  • Lakukan review secara berkala. Sering-sering update catatan kita, kira-kira informasinya masih relevan nggak ya? Perlu ada yang diubah nggak nih? Karena ilmu kan terus berkembang.

     Demikian catatan baca dari Buku a Building Second Brain ini. Kapan-kapan aku mungkin akan mencoba mengulas gimana sih bentukan bukunya, tapi sementara ini isi catatan penting bukunya dulu ya! Terima kasih bagi yang udah baca!

You May Also Like

0 comments