Review Buku Atomic Habits dari James Clear

by - Juni 28, 2021


"Sukses adalah produk kebiasaan sehari-hari---bukan transformasi yang hanya sekali dalam seumur hidup"

      Membangun kebiasaan baik itu bukan hal yang mudah. Susah banget malah (menurutku). Apalagi semakin ke sini, semakin banyak distraksi yaitu gawai (gadget). Jujur, sampai sekarang aku masih berusaha membangun kebiasaan baik karena apa yang aku lakukan sekarang bakal berimbas beberapa tahun ke depan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk membeli buku Atomic Habits dari James Clear. Atomic Habits dari James Clear adalah buku Pengembangan Diri yang berfokus pada upaya membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Karena banyak yang merasa terbantu dengan buku ini, kali ini aku akan mengulas isi buku tersebut.

     Buku ini diawali dengan kisah masa sekolah penulisnya, di mana ketika ia sempat mengalami kecelakaan. Akibat kecelakaan itu, ia sempat mengalami rasa tidak percaya diri karena impian di masa sekolahnya gagal tercapai. Setelah gagal mencapai impiannya, dia mulai membangun kebiasaan-kebiasaan kecil. Target dia saat itu adalah lebih pada konsisten dalam menjalankan kebiasaan tersebut, ketimbang target untuk mencapai impiannya di waktu dekat. Selang beberapa bulan dan tahun, ia mulai mendapatkan hasil baik dari kebiasaan-kebiasaan itu. Dari situlah akhirnya ia mulai membagikan cara membangun kebiasaan versinya lewat buku Atomic Habits ini.

     Dalam penulisannya, buku ini dibagi menjadi dua puluh bab. Bab 1-3 berfokus pada pembahasan tentang alasan perubahan yang sangat kecil bisa menghasilkan perbedaan besar. Di bagian ini, ia menekankan tentang "dahsyatnya" kekuatan kebiasaan-kebiasaan kecil, tentang bagaimana kebiasaan bisa membentuk identitas kita, serta dasar membangun kebiasaan lewat empat langkah sederhana, yakni menjadikannya terlihat, menjadikannya menarik, menjadikannya mudah, dan menjadikannya memuaskan. 

     Bab 4-7, ia mulai menuliskan penjabaran langkah pertama, yakni Menjadikannya Terlihat. Di bagian ini mencakup pembahasan tentang refleksi diri, di mana ia meminta pembaca untuk menuliskan kembali kebiasaan mereka sehari-hari, kemudian meminta pembaca melakukan klasifikasi mana kebiasaan yang baik, buruk dan netral. Setelah itu, ia menawarkan beberapa solusi secara praktikal untuk mengatasi permasalahan tentang membuang kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baik lainnya sesuai dengan tema langkah pertama ini, yakni menjadikannya terlihat.

     Memasuki bab 8-10, penulis menuliskan penjabaran langkah selanjutnya, yakni Menjadikannya Menarik. Dalam langkah ini, mencakup pembahasan tentang cara menjadikan suatu kebiasaan baik tidak dapat ditolak, yang meliputi beberapa cara menjadikan suatu kegiatan baik menjadi menarik. 

     Selanjutnya adalah bab 11-14, yang merupakan langkah ketiga dari proses ini, yakni Menjadikannya Mudah. Pada bagian ini, terdiri dari pembahasan tentang cara menghentikan kebiasaan menunda serta cara membangun kebiasaan tanpa merasa terbebani menggunakan hukum upaya sekecil-kecilnya. 

     Bab 15-17, merupakan pembahasan tentang langkah keempat, yakni Menjadikannya Memuaskan. Pada bab ini berisi pembahasan tentang bagaimana cara mempertahankan kebiasaan baik ini secara berlanjut. Jadi biar gak tiba-tiba putus tengah jalan. 

     Yang terakhir adalah bab 18-20, yakni pembahasan tentang taktik tingkat mahir dalam membangun kebiasaan, meliputi cara agar tetap termotivasi dalam hidup dan pekerjaan, serta pembahasan mengenai kebenaran tentang bakat.

     Dapat dikatakan, sorotan dari buku ini adalah 4 kaidah di atas, yakni menjadikannya terlihat, menjadikannya menarik, menjadikannya mudah dan menjadikannya memuaskan. Dalam buku ini juga diberikan contoh yang mungkin belum terpikirkan sebagian orang. Misalnya adalah ingin membangun kebiasaan lari pagi setiap hari. Istilah tersebut terdengar sulit bukan? Jatuhnya, belum dilakukan udah ngerasa "duh, capek". Oleh karena itu, James Clear memberikan contoh penerapan kaidah ketiga, yakni "Menjadikannya Mudah". Gimana tuh? Caranya adalah menanamkan dalam pikiran "tiap pagi aku akan pakai sepatu lari!". Jadi kita disuruh pakai sepatu lari aja tiap pagi, ringan kan? Nah, kalau udah terbiasa pakai sepatu lari, kita pasti akan ngerasa aneh kalau cuma duduk-duduk sambil pakai sepatu lari, sehingga mau gak mau kita akan mulai berlari sedikit-sedikit.

    Baca juga: Cara Membangun Kebiasaan ala Buku Atomic Habits.

     Selain berisi pembahasan tentang cara membangun kebiasaan baik, buku ini juga membantu memberikan solusi untuk menghilangkan kebiasaan buruk, di mana ia menggunakan kebalikan dari empat langkah di atas, yaitu menjadikannya tidak terlihat, menjadikannya tidak menarik, menjadikannya sulit, dan menjadikannya tidak memuaskan. Jadi di tiap bagian bab-bab yang sempat aku sebutkan di atas, ia menyelipkan langkah-langkah untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Untuk mempermudah pembaca tentang langkah dan tip tersebut, ia juga menuliskannya di dalam daftar tabel di setiap akhir bab.

Seorang jenius tidak dilahirkan, melainkan hasil pendidikan dan pelatihan. 

    Dalam menuliskan pemikirannya terkait proses membangun kebiasaan, James Clear juga menggunakan kisah-kisah seseorang atau sekelompok orang, sebagai sarana untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai proses membangun kebiasaan ini. Salah satunya adalah kisah seorang grandmaster Judit Polgar dan saudara-saudaranya. 

     Dalam buku ini, penulis sempat menyinggung bagaimana orangtua Judit merencanakan perkembangan kemampuan catur anak-anaknya melalui kebiasaan. Di mana, orangtua Judit mengisi rumah mereka dengan buku-buku tentang catur, gambar-gambar pemain catur dan mengajak anak-anaknya untuk saling bertanding. Hingga mereka kemudian membuat arsip tentang pertandingan catur yang pernah dilakukan oleh anak-anaknya, beserta lawan mereka. Dari pengaturan pola lingkungan dan didikan yang penuh dengan catur, menjadikan Judit dan saudara-saudaranya pemain catur hebat.

     Dari penjabaran kisah singkat di atas, James Clear ingin menekankan bahwa untuk menjadi jenius, kita harus memiliki banyak jam terbang terhadap suatu bidang, di mana cara mendapatkan itu semua, salah satunya adalah dengan membangun kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan di masa kini akan membangun identitas kita di masa depan. Sehingga untuk aku pribadi, buku ini cukup membantuku untuk disiplin dalam membangun kebiasaan. 

     Buku ini tidak berisi banyak ungkapan motivasi, tapi meminta pembaca untuk langsung ke penerapannya. Saat membaca buku ini, berkali-kali aku membatin "Oh iya ya, ini yang bikin aku gagal konsisten", atau "Kenapa gak kepikiran cara-cara ini", dikarenakan James Clear menuliskan cukup banyak koreksi tentang kesalahan orang-orang saat membangun kebiasan. Seperti beberapa pertanyaan yang cukup terjawab terkait, "Kenapa selama ini setiap mencoba membangun kebiasaan baik, selalu putus tengah jalan?" dan semacamnya.

     Menurutku, buku ini cocok dibaca bagi mereka yang merasa hidupnya sedang acak atau amburadul, lalu ingin memperbaiki secara perlahan. Cocok juga bagi orang-orang yang lagi ingin membangun motivasi untuk suatu tujuan, atau bagi orang-orang yang sedang ingin membangun identitas mereka. Karena, buku ini lebih menekankan praktik ketimbang teori. Jadi secara gak sadar, kita akan diajak langsung menyusun skema kebiasaan versi kita, dan langsung dipraktikan. Demikian ulasan buku kali ini, terima kasih bagi yang sudah membaca. Semoga bermanfaat!


You May Also Like

2 comments