Review Buku A Death in Tokyo dari Keigo Higashino

by - Desember 11, 2023



      Keigo Higashino memang salah satu penulis misteri yang sangat populer di kalangan pembaca saat ini. Hampir semua karyanya memiliki banyak peminat, di antaranya yang berasal dari seri Detektif Kaga. Detektif Kaga terkenal dengan investigasinya yang detail, seolah membawa pembaca turut serta menyelidiki kasusnya, seperti yang terjadi dalam buku A Death in Tokyo karya Keigo Higashino satu ini.

Sinopsis Buku A Death in Tokyo

     A Death in Tokyo diawali dengan penemuan orang tertusuk di sebelah patung Kirin,Tokyo. Sayangnya, kondisinya tidak bisa diselamatkan karena darah yang keluar sudah terlalu banyak. Setelah ditelusuri, ternyata orang tersebut bernama Takeaki, seorang petinggi sebuah perusahaan baja.

     Di satu sisi, ada seorang pengangguran yang sedang mencari kerja bernama Fuyuki. Orang ini diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap Takeaki, mengingat barang-barang Takeaki berada di tangan Fuyuki. Sayangnya, Fuyuki belum bisa dimintai keterangan mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan.

     Detektif Kaga yang merasa ada kejanggalan kasus ini berniat melakukan investigasi secara serius. Sementara ini data-data yang dimiliki detektif Kaga adalah sebagai berikut:

1. Pisau yang dipakai membunuh cukup langka

2. Takeaki menelepon SMP anaknya, padahal anaknya sekarang sudah SMA

3. Fuyuki adalah "korban" dari perusahaan tempat Takeaki bekerja

4. Takeaki mengadakan pertemuan di sebuah cafe dengan seseorang sebelum dibunuh

5. Ditemukan kamera di tas Takeaki

6. Takeaki sering pergi ke kuil

7. Pisau yang digunakan untuk membunuh diduga bukan punya Fuyuki dan saat itu dia sedang wawancara kerja

8. Pacar Fuyuki sedang hamil

     Apakah benar Fuyuki melakukan pembunuhan terhadap Takeaki? Apa motif yang dimiliki pembunuh terhadap Takeaki?

Opini terhadap Buku

     A Death in Tokyo ini series detektif Kaga keempat yang udah aku baca. Detektif Kaga dikenal dengan metode investigasinya yang cenderung "tradisional". Karena udah paham pola-polanya, jadi sedikit banyak udah bisa menebak gimana alur cerita selanjutnya.

     Di sini kita bakal diajak menelusuri satu-persatu dari bukti yang diterima Kaga, dan di setiap penelusuran, pasti bakal nemu fakta baru. Nggak seperti di buku lainnya yang kadang penelusuran Kaga memberikan petunjuk yang salah, di sini, hampir semuanya menjawab pertanyaan Kaga, jadi aku merasa bisa langsung "ngeh" tentang kebenaran jawaban siapa pembunuh dan apa motifnya.

     Novel ini mengusung berbagai masalah yang sering muncul di dunia nyata, tapi sepertinya masih banyak yang bungkam atau nggak berani ngangkat ketika kasus ini terjadi. Antara lain:

a) kecelakaan kerja, di mana perusahaan nggak mau tanggung jawab

 b) pembungkaman karyawan terkait suatu isu

c) ketimpangan status karyawan tetap vs kontrak

d) media yang "memaksa" narasumber untuk menjawab pertanyaan sesuai keinginan mereka

e) guru yang menutupi kenakalan siswanya agar nama baik sekolah tidak tercoreng

     Sepanjang cerita, kita bakal melihat, gimana jahatnya perusahaan terhadap Fuyuki di masa lalu (sumpah ini agak ngeri dan kasihan). Fuyuki yang "bukan apa-apa" sangat lemah buat melawan. Di dunia nyata pasti sering lihat, ketika ada karyawan yang "dipaksa diam" oleh perusahaan, apabila perusahaan itu melakukan kesalahan.

     Selain itu, kita juga bakal ngelihat gimana liciknya perusahaan ketika ada pihak yang ingin menyelidiki. Kesannya kayak menekan "kelemahan" pegawai kontrak, kalau sampai ada yang berani ngungkap hal-hal yang berkaitan dengan Fuyuki di masa lalu.

     Dan yang paling menyebalkan adalah sikap media yang maksa pacar Fuyuki untuk memberikan kesaksian palsu, agar mereka bisa dapat perhatian publik. Padahal polisi masih melakukan penyelidikan, tetap media malah memberi kesimpulan yang bikin beberapa pihak ikut tercoreng namanya. Gila emang.

    Dibanding buku Keigo lain yang pernah aku baca, buku ini bukan yang terbaik sih. Ceritanya emang bagus, topik yang diangkat juga menarik, tapi entah kenapa agak membosankan dan gampang ditebak.

     Selain itu, ada beberapa bagian kurang penting yang dimasukkan. Misalnya tentang rencana perayaan meninggalnya ayah Kaga. Emang sih, novel ini cukup kental dalam membahas hubungan ayah dan anak. Tapi menurutku penyampaian hubungan Kaga dengan ayahnya dan keterkaitannya terhadap kasus tuh kayak kurang baik eksekusinya. Soalnya malah dibikin nanggung.

     Ngomongin hubungan ayah dan anak, di novel ini kasihan sih korban, soalnya keluarganya terkesan "nggak peduli" dengan keberadaannya. Bisa dibilang, mereka cuma manfaatin uangnya aja. Kesel banget sih, di setiap Kaga nanyain mereka, baik istri dan 2 anaknya kayak nggak tau apa-apa tentang korban. Pas tau korban meninggal, keluarga ini terkesan "takut miskin", ketimbang beneran bersedih. Apalagi anak laki-lakinya yang terang-terangan nunjukkin kesan ini.

     Meskipun beberapa hal mungkin agak kurang, tapi novel ini masih tergolong bagus dan wajib dibaca kalau suka dengan karya-karya Keigo. Tapi memang dibandingkan karya lain, ini nggak se-WOW itu.

     Untuk plot-twist sih tetap ada ya. Kita baca Keigo kan emang buat nyari plot twist-nya. Hanya saja, twist-nya udah ketebak di pertengahan mau akhir. Tapi ya gitu, buat nemuin plot twist, kita harus pusing ngikutin penyelidikan Kaga yang detail dan kadang bosenin.

     Demikian Review A Death in Tokyo dari Keigo Higashino, semoga bermanfaat! Terima kasih buat yang udah baca!

You May Also Like

0 comments