Review Buku: Dead End Memories dari Banana Yoshimoto

by - Desember 14, 2023



      Banana Yoshimoto memang terkenal dengan karyanya yang emosional, seolah mengajak pembaca untuk menelusuri perasaan seseorang ketika sedang bersedih atau berada di situasi yang kurang nyaman. Seperti buku yang berjudul Dead End Memories ini.

     Dead End Memories dari Banana Yoshimoto berisi kumpulan cerita yang semuanya dihadapkan pada situasi tidak nyaman, seperti kehilangan, trauma, sedih atau patah hati. Masing-masing cerita tidak ada sangkut pautnya, tapi tema besarnya tetap sama. Pada kali ini, aku ingin berbagi pengalaman baca terkait buku ini. Buat yang tertarik, baca yuk!

Sinopsis Dead End Memories

     Buku ini terbagi menjadi 5 kisah. Kisah pertama berjudul House of Ghost, berkisah tentang mahasiswi yang mempunyai teman laki-laki yang cukup pendiam, tapi satu frekuensi. Keduanya sama-sama suka memasak, karena orangtua mereka adalah pemilik restoran dan toko kue.

     Suatu hari, si laki-laki bercerita bahwa di apartemennya ada sepasang "hantu". Si perempuan tentu tidak percaya, hingga akhirnya ketika dia "menginap" di apartemen itu, dia melihatnya langsung. Karena keduanya pernah melihat hantu itu, akhirnya muncul "ikatan" dan perasaan romantis, yang nggak mau mereka akuin. Hingga suatu ketika, si anak laki-laki ini pergi ke Prancis untuk sekolah pastry.

     Karena perempuan merasa kesepian, dia berharap akan melihat teman lelakinya ini lagi. Dan setiap melewati apartemen itu, dia selalu teringat semua memori mereka, termasuk tentang hantu di apartemen itu. Apakah si lelaki akan kembali? Apakah hubungan mereka akan happy ending atau malah bittersweet?

     Kisah kedua berjudul Mama!, berasal dari seorang penulis yang keracunan makanan. Dan ketika dia sakit, malah tiba-tiba teringat tentang keluarganya dulu. Sebelumnya dia sama sekali nggak kepikiran soalnya setelah ayahnya meninggal, dia dirawat oleh kakek neneknya. Lantas kemana ibunya? Seperti apa sosok ibunya di masa lalu? Mengapa kakek neneknya mengambilnya dari ibunya?

     Kisah ketiga berjudul Not Warm at All, berkisah tentang seorang perempuan yang bersahabat dengan lelaki kaya tapi baik di sebuah desa di pegunungan. Bisa dibilang, lelaki ini adalah cinta pertamanya. Sejak kecil, keduanya selalu berbagi cerita di rumah lelaki. Dan tentu saja si perempuan merasa senang, karena selalu disuguhi makanan-makanan enak. Hingga suatu ketika, si lelaki ini ingin bermain dan menginap di rumah perempuan. Tentu saja hal ini aneh, sehingga ia sempat menolak keinginan si lelaki. Dan kejadian yang tidak diduga pun terjadi....

     Kisah keempat berjudul Tomo-chan's Happiness, berkisah tentang perempuan bernama Tomo yang punya masa lalu kelam. Dia pernah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh tetangganya, kemudian ayahnya selingkuh. Suatu ketika dia bercerita kepada seorang lelaki yang dia suka bahwa dia membenci suatu wilayah di Hokkaido, mengingat, kenangan buruk terkait ayah dan selingkuhannya berada di situ. Bahkan, Tomo membenci Tuhan juga karena memberikan kesialan padanya bertubi-tubi. Seperti apa Tomo setelah tahu bahwa lelaki yang dia suka ini berasal dari Hokkaido juga?

     Kisah kelima berjudul Dead End Memories, berkisah tentang seorang perempuan yang memiliki pacar sesuai idealnya, dan bersahabat dengan lelaki yang baik. Suatu ketika, sang pacar sering hilang kabar. Tentu saja hal ini membuatnya khawatir, apalagi mereka LDR. Alhasil, dia berangkat menuju kota tempat pacarnya tinggal, dan dikejutkan dengan kabar bahwa pacarnya telah menikah dengan orang lain sejak beberapa bulan lalu. Di tengah kesedihannya, dia bertemu dengan sahabat lelaki yang kebetulan berada di sana juga. Bagaimana si perempuan mengatasi rasa sedihnya? Apa yang akan dilakukan si sahabat laki-laki untuk "menghibur" perempuan ini? Bagaimana nasib mantan pacar yang menyebalkan itu?

Kesan terhadap Buku

     Buku ini bener-bener nggak ketebak. Bukan yang plot-twist, tapi ya tiba-tiba dikasih kejutan baru yang nggak keduga. Jadi jangan harap pas baca ini bakal sering nemuin hal yang "diharapkan". Soalnya ini buku yang membahas tentang perasaan tidak nyaman seseorang, bukan novel romance.

     Dari 5 kisah, aku paling suka kisah pertama. Soalnya ada unsur heart-warming terkait hantunya, dan juga bahas beberapa jenis makanan, mengingat tokoh utamanya adalah orang-orang yang suka masak. Paling nggak nyangka, adalah kisah ketiga. Soalnya kayak "hah, kok bisa gini?". Dan yang bikin cukup puas tapi agak ngakak dikit, kisah kelima. Meskipun kesel banget sama si perempuannya yang nggak tegas dan terkesan "ngentengin" sesuatu.

     Seperti yang diharapkan dari Banana Yoshimoto, cerita-cerita yang ditulis di sini cukup emosional dan menguras hati. Ada beberapa trigger kayak: broken home, sexual harrashment, love-affair, suicide, yang mungkin bikin beberapa orang nggak nyaman. Aku sendiri capek dan lumayan males lanjutin, soalnya takut ada kejadian yang bikin kesel (lagi). Tiap baca cuma hati-hati, semoga yang bikin emosi nggak parah.

     Gaya penulisan dia juga melankolis. Jadi, tokoh-tokoh yang ditulis di sini, meskipun nasibnya tragis, tapi terlihat tegar. Kesannya tuh kayak lihat orang yang curhat kalau dia sedih, tapi ekspresinya nggak berasa sedih, padahal kita yang denger curhatannya tuh ngerasa terbawa sedih. Belibet ya jelasinnya. HEHEHEHE.

     Meskipun bukunya bikin capek dan ngeselin, tapi sebenarnya, pelajaran hidupnya tuh lumayan ngena. Dan bikin semakin sadar, bahwa ada banyak orang di luar sana yang punya masa lalu kelam atau punya masalah yang besar, tapi mereka tetap berusaha lanjutin hidup, karena bagi mereka, "waktu nggak menunggu mereka, dan bakal terus berjalan apapun kondisinya".

     Karena highlight buku ini adalah menyelami emosi seseorang ketika berada di situasi yang tidak nyaman, kita bakal lihat berbagai jenis reaksi. Ada yang bisa menerima dan menyimpannya ke dalam memori untuk dikenang suatu hari, ada yang dendam sampai membuatnya trauma. Faktor eksternal support pun sangat berpengaruh ketika seseorang berada dalam masalah besar, entah itu keluarga, teman atau bahkan pasangan.

     Lalu, buat siapa buku ini? Kalau kamu suka gaya penulisan yang cantik, melankolis dan nggak masalah dengan hal-hal yang bikin sedih, sepertinya bakal suka dengan buku ini. Tapi kalau kamu gampang ketrigger dengan beberapa topik yang sempat aku singgung di atas, atau males baca yang sedih-sedih karena hidup udah berat, mending cari bacaan lain.

     Demikian ulasanku tentang buku Dead End Memories dari Banana Yoshimoto. Semoga bermanfaat, dan terima kasih buat yang udah baca sampai selesai :D! Oh iya, aku bakal nyantumin beberapa quotes buku ini, siapa tau bikin tertarik buat baca bukunya juga.

Every life has its share of problems, and there's no way of knowing when that same distress might pass through me again. It's possible another illness might trigger another upset

This was what it took, I realized, to be something that survived 

You May Also Like

0 comments