Review Buku: Anak Yang Memendam Amarah dari Lee Kkoch-Nim

by - Desember 25, 2023



      Di sekitar kita, pasti ada orang yang entah diperlakukan seperti apapun responnya terlihat "sabar". Tapi ketika meledak, bakal bikin takut orang sekitar. Buku yang akan aku ulas kali ini memiliki topik yang serupa, judulnya Anak yang Memendam Amarah dari Lee Kkoch-Nim.

Sinopsis Buku

     Seorang siswi SMA bernama Seo-eun ditemukan tewas di belakang sekolah. Di tempat kejadian, ditemukan barang bukti berupa batu bata yang diduga digunakan untuk "menimpuk" kepala Seo-eun. Diduga, pelaku pembunuhan adalah Ju-yeon, siswi yang dikenal sebagai sahabat korban.

     Masalahnya, Ju-yeon merasa dia nggak merasa memukul Seo-eun dengan bata, meskipun ditemukan sidik jari Ju-yeon di bata tersebut. Alhasil, pengacara kondang Kim yang dibayar keluarga Ju-yeon mati-matian menjauhkan Ju-yeon dari dugaan sebagai pelaku. Salah satunya adalah dengan meyakinkan orang-orang bahwa kekuatan Ju-yeon tidak sebesar itu untuk menjadikan bata hancur setelah menimpuk kepala Seo-eun. Benarkah Ju-yeon tidak melakukannya?

     Media pun mulai mewawancarai beberapa orang di sekitar Ju-yeon dan Seo-eun, seperti teman-teman sekolah mereka, teman SMP, guru, pedagang sekitar sekolah, bahkan orangtua teman mereka. Dari wawancara tersebut, muncul berbagai persepsi membingungkan terkait hubungan persahabatan Ju-yeon dan Seo-eun. Fakta-fakta baru mulai terkuak, banyak yang percaya Ju-yeon adalah pelakunya. Tapi, tak sedikit juga yang merasa bahwa Ju-yeon tidak mungkin membunuh sahabatnya sendiri.

     Seperti apa kebenarannya? Mengapa Ju-yeon merasa tidak membunuh Seo-eun, padahal ada sidik jarinya di bata tersebut? Seperti apa persahabatan mereka sesungguhnya? Siapa yang dimaksud "Anak yang Memendam Amarah" di buku ini?

Kesan terhadap Buku

     Bukunya tipis, jadi bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Dan bahasanya juga mengalir ringan. Konsep ceritanya juga menarik, jadi ini sejenis cerita misteri, di mana, buat memecahkan kasus ini, kita harus melihat berbagai sudut pandang orang lain terkait korban dan pelaku. Nggak ada detektif di sini, jadi kita harus menerka sendiri sampai sudut pandang yang memuat kebenaran muncul.

     Di setiap sudut pandang, kita akan disuguhkan persepsi orang-orang yang bikin bingung. Di satu bagian, kita akan dibuat percaya bahwa seolah-olah Ju-yeon bukan pelakunya. Tapi di bagian lain, akan bikin kita berpikir ulang, bahwa bisa saja Ju-yeon bukan pelakunya.

     Nah, seperti apa emang kebenaran sesungguhnya? Jika banyak orang mengatakan bahwa Ju-yeon pelakunya, apakah artinya Ju-yeon adalah pelakunya? Siapa yang menentukan kebenaran ini? Apakah hakim selalu benar, padahal dia nggak melihat langsung kejadiannya? Atau sebaliknya, apakah benar, Ju-yeon bukan pelakunya jika dia merasa tidak pernah melempar bata ke arah Ju-yeon? Hanya Tuhan yang tahu.

     Menurutku, ceritanya seru dan page-turner untuk diikuti. Sayangnya, ada beberapa bagian yang menurutku agak gantung dan terkesan dipaksakan untuk mengaburkan penilaian pembaca. Jadi ya, penulis ini sebenarnya pengen pembaca terjebak dengan asumsinya, tapi kadang pernyataan yang diberikan kurang konsisten.

     Buku ini punya plot-twist di akhir, yang sebenarnya bisa aku tebak lewat clue yang ada. Menurutku, buat orang-orang yang emang hobi baca buku misteri, pasti tahulah gimana eksekusi akhir buku misteri pada umumnya. Meskipun aku bisa menebak, aku tetap menganggap buku ini enjoyable dan aku rekomendasiin buat yang suka Sastra Korea atau bacaan misteri ringan dengan latar anak sekolahan.

     Demikian ulasan buku Anak yang Memendam Amarah ini. Terima kasih buat yang udah baca, dan semoga bermanfaat!

You May Also Like

1 comments