Review Buku: A Man, A Cat and Two Women dari Junichiro Tanizaki

by - Oktober 26, 2023



      Buku tentang kucing tuh selalu jadi salah satu buku incaranku, soalnya biasanya bakal punya vibes heart-warming. Begitu juga kesan awalku dengan buku A Man, A Cat and Two Women dari Junichiro Tanizaki ini.

TAPI TUNGGU DULU!

     Meskipun buku ini tentang kucing, tapi ternyata malah punya topik yang lumayan kompleks, yakni tentang kehidupan pernikahan dan cinta segitiga. Karena ada istilah cinta segitiga, pasti ada unsur perceraian, bukan? Nah, topik kayak gini bisa-bisa malah bikin orang lain ketrigger, mengingat ini adalah topik sensitif. Jadi kalau kamu pengen baca bukunya tapi juga penasaran dengan bukunya, tulisan ini adalah tempat yang tepat untuk menjawab sebagian rasa penasaranmu.

     Sebelumnya aku ingin menyebutkan beberapa tokoh penting dulu, supaya pembaca review ini jadi lebih mudah memahami sinopsisnya.

     Buku ini berisi tokoh: Lily, yang merupakan seekor kucing. Kemudian Shozo, laki-laki pemilik Lily. Lalu Shinako yang merupakan mantan istri Shozo dan Fukako, istri baru Shozo. Tak lupa, ibu Shozo yang bernama Mrs. Ishii.

Sinopsis Buku A Man, A Cat and Two Women

     Buku ini diawali surat dari Shinako kepada Fukako, yang meminta bantuan Fukako supaya Lily bisa dipelihara olehnya. Shinako sendiri merupakan mantan istri Shozo, yang diceraikan secara paksa karena Mrs. Ishii ingin punya mantu yang lebih kaya. Tentu saja, Fukako yang sebenarnya tidak terlalu suka kucing menerima permintaan itu dan berusaha "membujuk" Shozo agar mau memberikan Lily kepada Shinako.

     Akan tetapi, bagi Shozo, menyerahkan kucing ke mantan istrinya adalah hal yang sulit. Apalagi dia sudah bersama Lily selama 10 tahun. Di satu sisi, Fukako terus memaksa bahkan Mrs. Ishii sendiri malah berada di pihak Fukako.

     Di tengah perdebatan batinnya, Fukako malah mengancam untuk bercerai dengan Shozo. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan, mengingat Fukako adalah "ladang uang" baginya. Apalagi, dia sampai bercerai dengan Shinako demi bisa bersama Fukako.

     Apa yang akan dilakukan Shozo selanjutnya? Apakah dia bisa mempercayai Shinako untuk merawat Lily? Lalu, sebenarnya apa alasan Shinako meminta Lily? Dan yang terpenting, bagaimana keadaan Lily selanjutnya?

Review Buku

     Sebenarnya awal mula baca ini, karena ada istilah kucing di judulnya. Aku sendiri, lumayan suka buku yang bahas kucing, soalnya biasanya ada kesan "hangat". Tapi sayangnya, buku ini sepertinya tidak seperti ekspektasiku.

    Bukunya bukannya jelek, malahan buku ini bagus, konsepnya juga menarik. Tapi sepertinya memang bukan seleraku aja. Soalnya, narasi yang disajikan menurutku terlalu berbelit-belit. Jadi kesannya lambattt banget. Dan sepertinya ini emang udah jadi ciri khas novel klasik ya, mengingat novel ini ditulis di tahun 30-an.

     Novel ini lumayan triggering buat sebagian orang, terutama buat yang sensitif dengan isu Cinta Segitiga atau Pengkhianatan. Apalagi, di sini ada campur tangan mertua dalam kehidupan pernikahan. Belum lagi, karakter Shozo di sini nggak punya pendirian yang jelas. Gampang kebawa arus. Jatuhnya ya nyebelin. Jadi kalau ada yang punya pengalaman serupa, atau takut dengan hal kayak gitu, mending ada pertimbangan dulu sih. Yahh, walaupun sebenarnya bagian pekhianatan itu gak yang detail banget. Cuma tetap memberikan kesan "sebel" juga.

     Buku ini emang cinta segitiga, kelihatan juga kan dari judulnya? HEHEH. Tapi lucunya, dari judulnya, posisi kucing di sini malah jadi posisi tertinggi dibanding 2 perempuan tadi. Kesannya malah, si kucing jadi selingkuhan nggak sih? HEHEHE.

     Penulis di sini seperti ingin nunjukkin bahwa manusia tuh punya dua sisi. Lewat para tokohnya yang sebenarnya unlikable, karena masing-masing punya sisi nyebelin, ternyata ketika sudah bersama kucing, malah jadi menunjukkan sisi lain mereka.

     Begitu juga dengan kucing. Kucing bukan hewan gampangan. Mereka awalnya emang sulit didekati, tapi begitu dia sudah mulai menanamkan rasa kepercayaan kepada seseorang, bakal ngerasa heart-warming banget bagi orang yang melihat. Bahkan, dia bisa aja lupa dengan kebaikan orang sebelumnya, kalau orang baru ini bisa lebih dipercaya.

     Sebenarnya buku ini meski ditulis dari tahun 30-an, pesan yang ingin disampaikan tuh masih relate sampai sekarang. Khususnya tentang hubungan antar manusia dan hewan yang bisa jadi cukup kompleks.

     Oh iya, penulis sepertinya emang pecinta kucing. Dia cukup indah ketika mendeskripsikan sosok Lily sebagai kucing di sini. Dan juga, detail-detail terkait perawatan kucing juga lumayan detail penjabarannya, seperti dia udah sering ngelakuin itu.

     Selain itu, ditunjukkan juga dengan adanya foto dia bersama kucing di bagian halaman depan bukunya :D. Ini fotonya:


Sekian ulasan buku A Man. A Cat, and Two Women dari Junichiro Tanizaki. Semoga bermanfaat, dan terima kasih buat yang udah baca!



You May Also Like

0 comments