Review Buku: Tokyo Express dari Seicho Matsumoto

by - September 09, 2023



      Buat penyuka literatur Jepang khususnya misteri, kayaknya bakal suka dengan buku yang akan aku ulas kali ini. Judulnya Tokyo Express dari Seicho Matsumoto. Buku ini bisa dibilang misteri klasik Jepang, yang latar ceritanya juga di tahun 1950-an. Nah, konsep ceritanya pun unik, karena berhubungan erat dengan jadwal transportasi. Seperti apa sih ceritanya? Kali ini aku bakal nulis sedikit gambaran cerita dan opiniku terhadap buku ini. Tenang aja, nggak bakal aku spoiler kok. HEHEHE. Langsung aja ya!

Sinopsis Buku

     Yasuda adalah seorang President dari sebuah perusahaan mesin. Dia sering kali bertemu dengan klien-kliennya di Restoran Koyuki. Meskipun bukan restoran yang fancy, tapi di sana suasananya santai. Ditambah, restoran ini punya Geisha sebagai pelayan yang memang cantik-cantik. Salah satunya Toki, yang bisa dibilang adalah salah satu "geisha favoritnya".

     Suatu ketika, Yasuda akan bertemu klien penting di restoran tersebut, yang kali ini berasal dari salah satu orang Kementerian. Dan memang, akhir-akhir ini kementerian tersebut dilanda isu penyuapan dan korupsi. Entah apa yang dibicarakan, keesokan harinya Yasuda malah mengajak geisha-geisha restoran tersebut untuk makan di luar, kecuali Toki karena dia ada urusan dan mengambil cuti kerja. Setelah itu, para geisha diminta untuk mengantarnya ke stasiun karena Yasuda akan pergi menemui istrinya yang sedang sakit.

     Beberapa hari kemudian, Yasuda menanyakan kabar Toki yang sedang cuti. Sayangnya, sejak saat itu Toki tak kunjung kembali ke restoran. Hingga suatu ketika datanglah kabar bahwa Toki ditemukan tewas bersama seorang laki-laki yang diduga adalah asisten kementerian di sebuah pantai. Dugaan polisi setempat, mereka melakukan "romantic suicide". Sayangnya, salah satu detektif senior di kota kecil bernama Torigai, melihat ada keanehan dan curiga bahwa ini adalah pembunuhan. Di saat yang bersamaan, datanglah detektif dari Tokyo bernama Mihara, yang turut menyelidiki kasus ini, mengingat korban berasal dar Tokyo. Dari sini, keduanya melakukan diskusi demi memecahkan kebenaran di balik kasus tersebut.

Opini terhadap Buku

     Ini tuh bisa dibilang novel klasik Jepang, jadi suasana jadulnya masih kerasa bgt! Dan, novel ini tuh cukup unik. Soalnya, pemecahan kasusnya terfokus pada jadwal transportasi. Kita bakal dikasih penjabaran jadwal kereta api dari satu kota ke kota lain. Detail bgt! Mulai dari jam keberangkatan dan tiba, jalur rel sampai nama stasiunnya dijelasin. Bahkan, di beberapa bab bakal dikasih GAMBAR skema dan petanya. Super niat bgt penulisnya. Makanya, novel ini judulnya Tokyo Express.

     Awal baca sempet capek ya, soalnya emang akunya yang pas itu maksain buat buru-buru nyelesaiin. Aku super penasaran dan gatel bgt pengen lihat endingnya, jadi agak puyeng mengumpulkan teka tekinya.

     Sebenarnya, untuk pelakunya mungkin ketebak ya. Tapi, pelaku di sini bukan hanya eksekutornya. Melainkan, ada master mind di balik kejadian itu. Dan ini bikin aku mikir, "hah, gini ya cara main ceritanya".

     Buku ini ngingetin aku dengan Malice dari Keigo Higashino. Detektifnya udah tau pelakunya, tapi gimana cara membuktikannya itu yang jadi poin utamanya. Meskipun kecurigaannya bisa jadi benar, tapi kalau minim bukti ya sama aja. Makanya, kita diajak berkelana bersama Mihara buat ngumpulin bukti-buktinya.

     Di tengah penyelidikan, kita pasti bakal mikir "bener nggak sih, plot twistnya mana? kok belum ada hilalnya". Ikut merasa ragu kalau dugaannya bener atau salah.

     Tapi tenang, novel misteri kalau nggak ada plot twistnya bakal terasa hambar. Dan, novel ini bakal ada plot twist yang sempet bikin kaget! Kalau suka Malice dari Keigo, atau suka Detektif Kaga, pasti suka ini juga.

     Novel ini bakal ada sindiran terhadap pemerintahan, khususnya PNS di Kementerian. Di satu sisi, novel ini juga bikin aku takjub dengan sistem transportasi sana yang terstruktur. Meskipun itu di masa jadul untuk ukuran Indonesia.

     Demikian ulasan novel Tokyo Express dari Seicho Matsumoto, terima kasih buat yang udah baca!

     

You May Also Like

0 comments