Memahami Isu Arab Spring Lewat Buku As Long As The Lemon Trees Grow dari Zoulfa Katouh

by - Juni 05, 2023



     Sekitar tahun 2010-2011, pemberitaan kita ramai dengan isu Arab Spring yang terjadi di Timur Tengah. Peristiwa yang diawali di Tunisia ini, kemudian memberikan "inspirasi" kepada negara Arab lain untuk melakukan revolusi dari pemerintahan otoriter menuju negara demokrasi. Memang, ada negara yang berhasil melakukan revolusi dan menjadi negara demokrasi, tapi ada juga negara yang justru menimbulkan Perang Saudara seperti di Suriah.

     Novel As Long As The Lemon Tree Grow dari Zoulfa Katouh adalah novel yang berlatarkan fenomena revolusi di Suriah, di mana sampai sekarang revolusi yang merujuk ke peperangan pun masih terus berlanjut. Ditulis dari sudut pandang Salama, seorang mahasiswa farmasi yang "terpaksa" berperan menjadi dokter di daerahnya, dikarenakan minimnya dokter yang tersedia di rumah sakit tersebut (bahkan cuma ada 1 dokter aja).

       Salama tinggal di kota Homs. Ayah (Baba) dan kakaknya (Hamza) telah ditangkap, sementara ibunya (Mama) tewas. Hamza menitipkan istrinya (Layla) yang sedang hamil kepada Salama. Oleh karena itu, demi keselamatan Layla dan anaknya, Salama bercita-cita bisa membawa mereka ke Jerman, menggunakan perahu.

     Di tengah kekacauan perang, Salama bertemu dengan sosok bayangan bernama Khawf, laki-laki yang hanya bisa dilihat oleh Salama, di mana ia terus memengaruhi dan melakukan manipulasi isi pikiran Salama dalam mengambil keputusan. Hal ini terjadi, karena Salama mengalami halusinasi akibat peperangan.

     Salama juga bertemu dengan sosok Kenan, laki-laki seumurannya yang minta tolong supaya adiknya dirawat oleh Salama. Pertemuan Salama dan Kenan inilah, yang kemudian menambah bumbu-bumbu romansa selama mereka berhadapan dengan perang di Homs (Suriah) ini.

     Baca buku ini bener-bener bikin emosional dan campur aduk. Marah, sedih, gemes, hingga sedih lagi. Di setiap babnya, aku ikutan was-was, takut kalau ada tokoh yang meninggal lagi. Apalagi, cara Zoulfa dalam menggambarkan keadaan dan suasana cerita, berasa nyata dan memancing emosi kita. Dengan kata lain, narasi dia sangat bagus dan nagih untuk dibaca.

     Lewat buku ini, bikin aku jadi makin aware dengan keadaan di Suriah yang bener-bener ada. Di satu sisi, aku jadi semakin bersyukur dengan keadaanku yang sekarang. Apalagi, ada bagian statement yang cukup menamparku, seperti quote berikut:

Because when you see the people who are dying. When you see the mutilated children and you hear them crying with fear and pain. Maybe then you'll know how lucky you are that you are okay. That you can leave.

     Dengan kata lain, meskipun saat ini kita berada di situasi yang tidak menguntungkan, ingatlah, bahwa yang berada di situasi seperti itu bukan cuma kita. Ada banyak orang di luar sana banyak yang mengalami hal serupa, atau bahkan lebih parah. Bersedih boleh, tapi janganlah berputus asa.

     Pilihan judulnya pun menurutku juga cukup thoughtful, As Long As The Lemon Trees Grow, menunjukkan adanya harapan di setiap kejadian. Judul ini dipilih, karena rumah orang-orang di Homs, di halamannya banyak yang ditanami pohon lemon. Jadi, biarpun kota Homs terus mengalami ledakan atau tembakan, selama pohon-pohon lemon ini terus tumbuh, harapan mereka akan perdamaian juga akan terus tumbuh. Karena, biarpun manusia mati, pohon-pohon ini suatu saat akan menyaksikan perdamaian yang diperjuangkan.

     Nggak cuma menyinggung isu Arab Spring, buku ini juga mengenalkan tentang nilai-nilai Islam. Seperti menggunakan hijab, halal romance (tidak bermesraan dengan lawan jenis ketika belum menikah), dan ucapan-ucapan istighfar di sepanjang cerita seperti Alhamdulillah, Allahu Akbar, Subhanallah dan sebagainya.

     Buku ini memuat kesedihan, cinta dan harapan. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, tidak semuanya kita bisa kontrol. Sebagaimana yang termuat dalam cerita ini, ketika Salama takut jika dia dan orang-orang yang disayanginya harus menjadi korban dari peperangan ini. Maka, Am, seorang "pengendali" perahu berkata kepada Salama:

Salama, you've done everything. The rest is up to God. To fate. If you're meant to be in Munich, you will be, even the whole military rips this place apart. And if you're not, then not even a private plane landing in the middle of Freedom Square to whisk yoi away will do that.

Dengan kata lain, sebagai manusia, kita cuma bisa berharap dan berusaha, untuk urusan hasil, itu adalah urusan Allah SWT.

     Selain menyinggung tentang isu Arab Spring, buku ini juga membahas tentang PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), sebagaimana yang dihadapi Salama. Dia yang trauma akibat peperangan, mengalami halusinasi tentang sosok imajinasi dia. Dan di sini tidak hanya Salama aja, tapi adik Kenan juga mengalami hal serupa, di mana dia beranggapan bahwa orangtuanya masih hidup dan berbicara dengannya.

     Untuk PTSD, karena ini bukan ranahku untuk menjabarkan lebih lanjut (dan aku belum riset lebih jauh terkait ini), jadi nggak perlu dibahas lebih lanjut. Takut salah, HEHEHE. Tapi, di buku ini sedikit banyak kita akan ditunjukkan bagaimana orang yang mengalami PTSD.

     Sebagai penutup, aku ingin menyimpulkan bahwa buku ini bagus banget dari segala sisi, terutama bagi pecinta Historical Fiction (yang mana, ini tergantung selera). Dari segi narasi, yang bisa bikin kita melihat dan merasakan langsung seperti apa situasi di Suriah (karena Zoulfa cenderung show, bukan tell). Dari segi alur cerita, yang meskipun lambat, tapi cukup padat. Tak lupa, buku ini juga penuh makna dan pesan moral, terutama bagi umat muslim. Dan dari segi tokoh, yang terkesan nyata, tapi mengalami perkembangan karakter akibat situasi hidup yang mengalaminya.

     Oh iya, satu lagi. Aku suka banget sama cover buku As Long As The Lemon Trees Grow ini. Vibesnya syahdu dan penuh harapan. Apalagi ternyata Zoulfa Katouh ini ternyata terinspirasi dari Ghibli. Secara keseluruhan, buku ini heart-breaking, tapi juga heart-warming!

     Sekian tulisanku terkait buku yang membahas revolusi di Suriah ini. Semoga bermanfaat, dan terima kasih bagi yang udah baca!

You May Also Like

0 comments