Review Book Lovers dari Emily Henry

by - Maret 12, 2023

Book Lovers dari Emily Henry


      Emily Henry emang selalu berhasil bikin kisah Rom-com, salah satunya adalah Book Lovers. Setelah sebelumnya Beach Read dan People We Met on Vacation berhasil bikin aku senyum-senyum gak jelas karena dibikin ketawa terus, kali ini novel terbarunya yang berjudul Book Lovers sukses bikin aku terhibur juga.

     Dari judulnya, buku ini seperti bakal nyeritain romansa pecinta buku. Dan pada kenyataannya, emang iya! Novel ini berkisah tentang hubungan Nora Stephen, seorang literary agent, dan Charlie Lastra, seorang editor. Seperti apa sih bukunya? Sebelum aku menulis pendapatku tentang buku ini, mari baca sinopsisnya dulu yuk!

Sinopsis Novel Book Lovers dari Emily Henry

     Book Lovers dari Emily Henry ditulis dari sudut pandang Nora. Sejak kecil Nora selalu mencintai buku. Di usianya yang saat itu 16 tahun, dia sudah mulai bekerja paruh waktu di sebuah toko buku. Cita-citanya adalah menjadi seorang editor. Sayangnya, setelah dia memasuki usia dewasa, kenyataan berkata bahwa: banyak editor yang dibayar dengan tidak layak. Apalagi pasca ibunya meninggal, dia yang merupakan anak sulung merasa bertanggung jawab untuk adiknya, Libby. Alhasil, dia memutuskan untuk menerima tawaran sebagai literary agent yang menawarkan gaji lebih layak ketimbang editor.

     Suatu ketika, Nora dikenalkan dengan seorang "editor kompeten", yang selalu berhasil membuat suatu novel menjadi best-seller. Siapa lagi kalau bukan Charlie Lastra, seorang editor dari Loggia Publishing. Akan tetapi, pertemuan mereka tidak berjalan dengan mulus. Nora yang saat itu habis diputusin pacarnya benar-benar bad mood ketika Charlie menolak tawaran Nora untuk menjadi editor salah satu buku yang menurutnya menarik. Alasannya: latar tempatnya tidak masuk akal. Alhasil, kesan mereka terhadap satu sama lain tidak terlalu baik.

     2 tahun kemudian, buku yang ditolak Charlie Lastra menjadi best-seller, bahkan akan diangkat menjadi suatu pertunjukkan. Meski pertemuan terakhir Charlie dan Nora sudah berlangsung 2 tahun lalu, Nora masih merasa "dendam". Di otaknya selalu berbunyi, "THINK THAT, CHARLIE. THINK THAT!". Maksudnya, "Makan tuh novel yang katamu tempatnya nggak masuk akal! Tuh jadi best-seller!".

     Di saat yang bersamaan, Libby mengajak Nora untuk berlibur selama 1 bulan di suatu kota kecil bernama Sunshine Fall di daerah North Carolina. Sunshine Fall ini merupakan latar tempat dari buku Once in a Lifetime ---- buku yang ditolak Charlie sebelumnya. Tapi tak disangka, setelah 2 tahun dia pun bertemu kembali dengan Charlie Lastra.

     Karena takut disangka stalker, Nora pun berusaha untuk menghindar. Sayangnya, namanya juga kota kecil dengan restoran, toko buku dan akses wifi yang terbatas, mau nggak mau dia harus sering bertemu dengan Charlie. Dan dari sinilah cerita mereka dimulai.

     Kesan Nora terhadap Charlie pun berubah setelah mereka harus "kerja bareng". Dimulai dari cerita latar belakang Charlie yang satu demi satu membuat Nora terkejut, dan juga sifat Charlie yang tidak sepenuhnya "rese". Dan inilah, kisah cinta antara 2 book lovers yang bakal ngasih plot twist di beberapa bab-nya.

Kesan terhadap Buku

     Pertama-tama, aku pengen bilang bahwa Charlie Lastra adalah laki-laki yang dibutuhkan oleh perempuan independen. Bener deh! Walaupun di sini Charlie bukan tipe laki-laki manis yang sering ditemui di beberapa novel romance, tapi kalau semisal Charlie ini nyata, FIX BAKAL JADI IDAMAN!

     Kenapa? Alasan pertama, karena Charlie Lastra adalah laki-laki yang "tau harus berkata apa di saat yang tepat". Nggak semua orang sedih harus selalu di-puk-puk dengan kata-kata semangat. Kadang, dibantu nyari kata-kata sambat pun bisa menghibur orang sedih. Intinya dia tau apa yang dibutuhkan perempuan independen macam Nora tuh seperti apa. Kapan harus "menemani Nora sambat" atau kapan dia memberikan afirmasi semangat.

     Alasan kedua, meskipun Charlie di luar kelihatan dingin, dia adalah laki-laki yang lembut, peka dan peduli dengan orang sekitarnya. Dia adalah tipe orang selfless yang mau berjuang untuk orang terdekatnya, tapi tidak sepenuhnya vulnerable terhadap keinginannya. Maksudnya, meskipun ada kalanya dia harus berjuang untuk keluarganya, dia selalu mencari cara supaya ada win-win solution dalam keputusannya. Pikirannya sangat terorganisir.

     Alasan ketiga, Charlie Lastra orangnya sangat suportif. Meskipun dia cinta sama Nora yang independen, dia nggak ingin Nora mengorbankan mimpinya demi dia. BAHKAN, dia tidak menghakimi kenapa Nora bertingkah independen seperti itu. Dia bisa baca tingkah laku Nora seperti buku, sehingga dia paham dengan tindakan Nora itu.

     Oke, cukup untuk Charlie Lastra. Sekarang aku pengen nulis kesanku tentang alur bukunya sendiri. Seperti biasa, novel Emily Henry tuh selalu realistis. Termasuk Book Lovers ini.

     Dari segi karakter tokoh, dibuat dengan imperfections yang wajar. Tidak ada karakter yang sempurna banget, bahkan untuk Charlie Lastra. Dengan kata lain, masing-masing tokoh punya "sisi menyebalkan"nya sendiri.

     Kemudian, "tingkat kesuksesan" tokoh pun dibuat wajar. Biasanya, aku kalau baca novel tuh pasti tokohnya sangat mapan di usia muda. Misalnya, menjadi CEO di usia 28 tahun, atau menjadi arsitek terkenal di usia 26 tahun. Di sini, kedua tokoh bisa dibilang "cukup mapan" setelah mereka menjalani proses hidup yang sangat panjang, yakni Nora yang berusia 32 tahun dan Charlie yang kira-kira berusia 35 tahunan. Contohnya Charlie sendiri menjalani karirnya sebagai "editor kecil" selama bertahun-tahun, hingga akhirnya bisa menjadi editor terkenal di kalangan penulis di usia yang sudah dewasa. Bukan dengan jalan instan.

     Selain itu, dari segi perkembangan hubungan, kisah Nora-Charlie ini bukan yang instan ala love at first sight. Butuh waktu kira-kira sebulan bagi mereka untuk bisa saling percaya satu sama lain. Dapat dibilang, kisah mereka tuh tipe romansa orang dewasa yang serius. Kayak, aku nggak mau buang-buang waktu untuk hubungan nggak jelas. Mereka bisa bersatu karena alasan yang lebih mendalam, yakni mereka saling melengkapi dan saling membantu proses "sembuh" pada masa lalu mereka. Bukan sekadar enak-enaknya aja, tapi ini beneran definisi menerima kekurangan satu sama lain.

     Dibanding dengan novel karya Emily Henry lainnya, buku ini tuh lebih banyak plot-twist tidak terduga. Tidak hanya Nora yang kaget dengan fakta mengenai Charlie, aku pun juga. Intinya banyak kejutan yang dihadapi Nora (karena novel ini ditulis dari sudut pandang Nora).

     Meskipun masalah yang dihadapi di sini dijelaskan lebih detail dibanding buku Emily Henry lainnya, tapi humornya pun tetap jalan. Ledek-ledekan antara Nora dan Charlie, serta sarkasme Nora terhadap kehidupannya masih masuk di selera humorku :").

     Oh iya, yang paling aku suka dari buku ini adalah tokoh utama mereka bener-bener dibuat kompeten di bidangnya. Maksudnya, kerjaan dan cara penyelesaian masalah mereka terkait pekerjaan tuh cukup dijabarkan dengan detail. Jadi, di sini kita bisa tau, pekerjaan editor tuh nggak cuma edit typo pada suatu tulisan, tapi juga bantuin penulis untuk bisa "menghidupkan" karyanya. Kita bisa lihat, gimana Charlie dan Nora diskusi tentang novel yang mau disuntingnya. Atau gimana cara Nora memahami penulis novel yang malu-malu. Seru lah.

     Siapa aja yang bisa baca buku ini? Kalau kamu sukanya romance uwu, kayaknya jangan baca ini. Meskipun ini masuknya romance comedy, tapi masalah yang dihadapi tuh cukup kompleks. Aku sendiri awalnya merasa capek di awal, karena masalah demi masalah dijabarkan detail. Hingga pas nyampe "gongnya", aku baru nagih bacanya. Dan suka sama ceritanya.

     Menurutku, perempuan anak pertama yang dipaksa independen dan strong bakal relate sih dengan buku ini. Karena pasti juga pernah ngerasain, gimana capeknya terlihat kuat dan menjadi objek salah paham orang-orang sekitar. Bahkan dianggap gak punya hati dan perasaan. Tapi ya namanya hidup, ada kalanya sedih, ada kalanya seneng. Kalau kata Nora, gpp hati sedih asalkan jangan skip skin care routine agar muka tetep mulus.

     Sekian ulasan Book Lovers dari Emily Henry ini. Semoga bermanfaat, dan terima kasih bagi yang udah baca sampai selesai!

You May Also Like

0 comments