Memaksimalkan Aktivitas Teknologi dengan Digital Minimalism

by - Maret 29, 2023

Catatan Baca Digital Minimalism dari Cal Newport


      Bicara mengenai pengelolaan aktivitas digital, salah satu referensi yang menarik untuk dibaca adalah buku Digital Minimalism karya Cal Newport. Buku ini membahas tentang pentingnya mengelola aktivitas digital kita. Jika kita mengenal Marie Kondo sebagai sosok yang mengajarkan kita tentang declutering barang di rumah. Di sini Cal Newport berupaya mengenalkan kita dengan declutering digital dalam kehidupan sehari-hari kita.

     Mengapa harus digital minimalism?

Dalam bukunya yang berjudul Deep Work, Cal Newport pernah memaparkan bahwa salah satu distraksi terbesar manusia dalam menjalankan deep work adalah banyaknya penggunaan alat digital yang tidak perlu. Misalnya, ketika jam kerja, kita tergoda untuk membuka instagram, lalu scroll secara mindlessly hingga tidak terasa waktu udah berlalu cepat.

    Lalu, apakah kita harus sepenuhnya lepas dengan alat-alat digital?

Tujuan buku ini bukanlah memaksa kita untuk melepas penggunaan alat-alat digital, seperti Instagram atau Spotify, dan semacamnya. Karena sebagaimana yang kita tahu, di era digital seperti saat ini, pekerjaan-pekerjaan digital semacam digital marketing semakin membumi. Dan tentu saja, orang-orang yang bekerja di bidang tersebut tidak sepenuhnya bisa lepas. Oleh karena itu, buku ini menawarkan tentang:

Bagaimana kita bisa memaksimalkan penggunaan aplikasi digital yang minimal?

Dan pada artikel ini, aku ingin membagikan beberapa catatan baca dari buku Digital Minimalis karya Cal Newport. Menurutku pribadi, ada banyak hal-hal yang menarik dan layak untuk dicoba, terutama jika sering capek dengan alat-alat digital yang ada.

Rangkuman Buku Digital Minimalism

     Gencarnya pertumbuhan media sosial diawali dengan kemunculan Facebook di tahun 2009. Di mana saat itu, banyak orang penasaran dengan adanya jejaring yang mampu menghubungkan manusia yang beda tempat di belahan dunia.

     Tujuannya mungkin saat itu adalah sebagai sarana komunikasi, di mana orang-orang bisa tetap terhubung dan berkenalan meskipun di dunia nyata tempat mereka berjarak. Akan tetapi, semakin bertambahnya media sosial lain seperti Twitter, Instagram yang mungkin punya tujuan serupa, nyatanya malah memengaruhi seseorang hingga dalam kondisi: kecanduan. 

     Tak hanya aplikasi jenis media sosial, aplikasi khusus games, musik atau bahkan edit foto, nyatanya berhasil membuat banyak orang lupa waktu, karena secara tak sadar, mereka sering membuka-tutup aplikasi-aplikasi tersebut secara mindlessly. Dampak lain dari banyaknya aplikasi yang beredar, ternyata cukup membuat orang merasa terdistraksi, anxiety dan sering lelah tanpa sebab.

     Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mulai menata aplikasi yang digunakan dengan penerapan Digital Minimalism pada kehidupan mereka. Perlu diketahui, digital mnimalism di sini bukan melarang seseorang untuk menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Melainkan untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi yang sebelumnya memiliki tujuan baik.

     Jadi, sebelum melangkah lebih jauh, Digital Minimalism memiliki beberapa 3 prinsip utama, di antaranya:

  1. Ketidakteraturan aplikasi yang dimiliki berharga mahal. Maksudnya, ketika kita mengkonsumsi banyak aplikasi secara acak tanpa tujuan, banyak hal yang akan kita korbankan, seperti energi, waktu dan fokus kita.
  2. Memaksimalkan sesuatu yang dimiliki. Dalam artian, pasang aplikasi seperlunya, yakni aplikasi yang dinilai mampu menambah "value diri".
  3. Sesuaikan dengan tujuan. Sebelum memasang sebuah aplikasi, sesuaikan dengan pekerjaan dan tujuan yang ingin dicapai. Misal, kamu adalah seorang Social Media Specialist, berarti aplikasi yang sesuai dengan tujuan dan pekerjaanmu adalah beberapa jenis media sosial tertentu.

Sebagaimana dengan prinsip tersebut, poin pentingnya adalah gunakan aplikasi yang mendukung hidup kita. Karena setiap orang punya hidup yang berbeda, tentu saja keperluan akan aplikasi mereka juga pasti berbeda. Oleh karena itu, terkait Digital Minimalism, Cal Newport memaparkan 3 langkah penting dalam menjalankan "program" ini, yakni:

1. Definisikan kehidupan teknologimu

     Karena setiap orang memiliki pekerjaan dan kepentingan yang berbeda-beda, tentu saja mendefinisikan kehidupan teknologi ini merupakan langkah penting. Semisal, seseorang yang bekerja di bagian digital marketing, tentu akan berbeda dengan mereka yang bekerja di data analyst.

     Atau sebagai contoh, Fakhri adalah seorang Data Analyst di sebuah start up unicorn. Dengan banyaknya tools analisis yang beredar, perusahaan Fakhri ternyata hanya menggunakan SQL dan Tableau sebagai tools utama di pekerjaan mereka. Selain itu, kantor Fakhri ternyata meminta karyawannya untuk branding lewat media sosial Instagram. Oleh karena itu yang diperlukan Fakhri saat ini berarti hanya aplikasi: Instagram, Tableau dan SQL (entah di smartphone ataupun laptop dia). Sehingga aplikasi di luar itu, untuk sementara ini "dihentikan" dulu.

2. "Puasa" aplikasi yang tidak diperlukan selama 30 hari

     Sebagaimana kasus Fakhri di atas, untuk menerapkan Digital Minimalism, Fakhri harus menghentikan penggunaan aplikasi di luar Instagram, Tableau dan SQL terlebih dahulu. Entah itu Twitter, Netflix dan semacamnya (kecuali aplikasi penunjang seperti m-banking dan Whatsapp).

3. Kenalkan kembali aplikasi yang sempat "dihentikan" penggunaannya

     Selama 30 hari tidak "menyentuh" aplikasi yang tidak diperlukan, coba kenalkan kembali, dan rasakan, apakah kita masih butuh aplikasi ini? Jika tidak dan merasa lebih "enteng", itu berarti tujuan digital minimalism telah berhasil.

Lantas, apa hiburan kita apabila kita "menghentikan" aplikasi non penunjang?

     Kalau biasanya kita mengisi waktu luang kita dengan scroll aplikasi di gadget kita, di masa "puasa" digital ini, coba isi dengan kegiatan yang bersifat "nyata", seperti membaca buku, olahraga, belajar alat musik atau kegiatan serupa lainnya.

     Inti dari Digital Minimalism ini adalah memaksimalkan aplikasi yang diperlukan, dengan tujuan untuk melatih fokus kita yang sering terkena distraksi akibat penggunaan aplikasi secara berlebih.

     Demikian Catatan Baca dariku tentang Buku Digital Minimalism dari Cal Newport. Semoga berguna buat pembaca! Terima kasih bagi yang sudah baca hingga selesai.

You May Also Like

0 comments