Review Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama dari Keigo Higashino (no spoiler)

by - Maret 27, 2023



      Karya Keigo Higashino memang selalu mengesankan, kali ini datang dari buku yang berjudul Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama. Buku ini adalah salah satu karya terbaru dari Keigo Sensei, karena ditulis dengan latar pandemi covid. Di Indonesia sendiri baru diterjemahkan dan dijual mulai dari bulan Desember 2021. Jadi bisa dibilang, Keigo menulis ini di rentang waktu akhir 2019 hingga pertengahan 2021 (wah gerak cepat sekali ya).

    Seperti biasa, kali ini aku ingin membagikan ulasan buku Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama. Karena ini berasal dari my-auto-buy-author, jadi bakal terkesan panjang dan cukup subjektif (hehehe).

     Sebelumnya pengen ngasih tau, kalau buku ini jumlah halamannya sekitar 500 an. Jadi tebel banget. Tapi tenang aja, buku ini masih ada unsur page-turner alias tidak membosankan.

Sinopsis Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama.

     Kamio Mayo berencana untuk menikah dengan Kenta beberapa bulan lagi. Sayangnya, beberapa hari setelah keduanya melakukan pertemuan dengan vendor pernikahan, Mayo harus menerima kabar menyedihkan, yakni ayahnya meninggal karena dibunuh di rumahnya!

     Mayo yang saat itu bekerja di Tokyo, tanpa pikir panjang langsung pulang ke kampung halamannya: sebuah kota tak bernama. Sepanjang perjalanan di kereta, dia terus memikirkan berbagai kemungkinan penyebab ayahnya dibunuh: apakah ayah punya musuh? apa motif pelakunya? dengan cara apa ayahnya dibunuh? dan kenangan masa kecilnya seolah berputar kembali.

     Di satu sisi, teman SMP Mayo sebenarnya berniat untuk melakukan acara reuni dalam waktu dekat. Sayangnya, saat itu Mayo sudah berniat untuk tidak hadir di acara tersebut mengingat ayahnya, Kamio Eikichi adalah mantan guru di SMP Mayo. Hal ini dikarenakan, pengalaman masa SMP-nya cukup menganggunya, di mana  Mayo dianggap sebagai "mulut bocor" dan dituduh suka lapor ke ayahnya terkait kenakalan teman-temannya. Dengan kata lain, Mayo masih trauma jika temannya masih menganggapnya demikian.

     Begitu sampai di kampung halamannya, Mayo langsung bergegas ke kantor polisi dan mencari penginapan di Hotel Maruyama. Sebab, saat ini rumahnya masih menjadi objek penyelidikan dan dijaga ketat oleh polisi.

     Di kantor polisi, Mayo menjalani investigasi ringan (biar bagaimana pun polisi harus tau alibi Mayo). Dan setelahnya, barulah Mayo mendapatkan informasi dasar terkait kematian ayahnya. Di antaranya:

  • Mayat ayahnya ditemukan oleh Haraguchi, salah satu teman SMP Mayo, di hari Minggu.
  • Eikichi ditemukan dalam kondisi tertutup kardus dengan pakaian jas formal.
  • Saat ditemukan, kondisi rumah mereka sangat berantakan. Terutama di bagian rak buku dan dokumen.
  • Diduga Eikichi tewas dalam kondisi tercekik.

     Ketika Mayo diajak untuk melihat kondisi rumahnya, tiba-tiba datang tamu tak diundang, yang tak lain adalah Kamio Takeshi, yakni Paman Mayo atau Adik dari Eikichi. Dengan gaya nyentriknya, Takeshi langsung berkeliling rumah yang membuat para polisi kesal karena tindakan Takeshi dinilai mampu mengaburkan barang bukti.

     Tak hanya itu, ternyata diam-diam Takeshi berusaha menelusuri pembunuhan Kakaknya dengan tangannya sendiri. Dalam waktu singkat, dia pun berhasil mendapatkan data yang dirahasiakan kepolisian dengan trik-trik sulapnya. Mayo yang takjub dengan kemampuan pamannya pun akhirnya mau bekerja sama dalam menyelidiki pembunuhan Eikichi ini.

     Beberapa orang telah masuk ke dalam daftar tersangka, terutama teman-teman Mayo yang akan mengadakan reuni. Oleh karena itu, Takeshi menyusun skema upacara berkabung dan pelepasan jenazah Eikichi dengan metode tertentu, demi mencari tau gerak-gerik tersangka yang kemungkinan besar akan datang ke acara tersebut.

     Setelah menemukan sosok-sosok yang punya kemungkinan besar sebagai pelaku, Takeshi menelusuri latar belakang masing-masing. Dan, munculah satu kesimpulan hingga pelaku telah ditemukan dan akan dibongkar lewat "pertunjukan" menarik.

     Tentu saja Takeshi lebih dulu menemukan ketimbang polisi, oleh karena itu Takeshi hanya meminta polisi untuk mengikuti intruksi yang diberikan pasca "pertunjukan" tersebut.

Siapa pelakunya? Dan apa motifnya? Lalu, bagaimana Takeshi bisa sampai pada kesimpulan tersebut?

Kesan terhadap Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama

     Sebagaimana buku karya Keigo lainnya, Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama ini punya formula serupa: penjabaran informasi secara detail. Maksudnya, setiap muncul kecurigaan, pihak penyelidik akan menelusuri kecurigaan tersebut secara mendalam. Tak peduli kalau akhirnya benar atau salah. Jadi, pembaca pun seperti diajak menyelidiki juga.

     Di sini, tidak ada detektif seperti Kaga dan Galileo. Takeshi hanyalah "orang biasa" yang tidak percaya dengan polisi, dan ingin memecahkan teka teki ini dengan caranya sendiri. Tiba-tiba jadi inget, kalau di Indonesia, biasanya pas ada kasus viral di twitter, pasti netizen ikutan jadi "detektif dadakan", yang ternyata malah berhasil dapetin informasi secara akurat. Jadi menurutku, Takeshi adalah penggambaran para netizen di Indonesia (atau mungkin negara lain), yang tidak percaya dengan kepolisian. Hahaha.

     Takeshi sendiri digambarkan sebagai sosok yang nyentrik dan kalau ngomong nggak difilter. Kalau pernah nonton anime, aku merasa kalau Takeshi ini karakternya mirip Koro-Sensei: pintar tapi nyentrik, dan bisa "menipu" lawan dengan permainan psikologisnya.

     Salah satu contoh dia menerapkan permainan psikologis adalah ketika dia ingin mengorek informasi dari para tersangka, bahkan polisi. Jadi, meskipun dia tidak tahu informasi sama sekali, dia akan bertindak seolah tahu segalanya, entah dari Mayo atau Eikichi. Padahal keduanya sama sekali tidak pernah cerita apapun.

     Untuk Mayo sendiri, karakternya tidak terlalu mencolok. Menurutku, dia hanya ikut dengan apa yang dikatakan Pamannya. Tapi, karena Mayo punya kunci penting terkait pembunuhan ini, keberadaan Mayo pun masih punya peran.

     Sementara untuk pihak kepolisian, ada Kogure dan Kakitani yang "terkesan" menyebalkan. Apalagi kerja mereka lambat. Dan tentu saja mereka kalah cepat dalam membongkar kasus dibanding Takeshi.

     Nah, untuk pelaku sendiri. Sebagaimana dalam blurb di balik buku, awalnya dia emang ngerasa nggak akan ketahuan. Tapi karena Takeshi ini jago, hal seremeh apapun bakal ketahuan. Hahaha.

     Buku ini halamannya 500 an, tapi karena penyelidikannya detail dan selalu bikin penasaran, ya tidak terasa kalau udah sampai di halaman jauh.

     Menurutku buku ini cukup mirip dengan Newcomer dan Malice. Mirip Newcomer karena fokusnya adalah mencari pelakunya. Sementara, mirip Malice karena penelusurannya super detail hingga ke masa lalu.

     Demikian ulasanku tentang Black Showman dan Pembunuhan di Kota Tak Bernama dari Keigo Higashino. Denger-denger, karya Keigo akan ada yang diterjemahin ke Indonesia lagi sama Gramedia, yakni Angsa dan Kelelawar. Semakin tidak sabar.


You May Also Like

0 comments