Catatan Baca: Isi Buku Diri yang Tak Ditemukan dari Carl G. Jung

by - Oktober 20, 2022



     Diri yang Tak Ditemukan (The Undiscovered Self) dari Carl Gustav Jung adalah salah satu esai yang ditulisnya terkait hubungan masyarakat, lingkungan diktator terhadap karakter individu manusia. Di mana di sini dia berusaha menekankan pentingnya memahami diri sendiri secara individu, agar tidak kehilangan jati dirinya.

     Buku ini terbagi menjadi beberapa bab, yang secara umum membahas hubungan agama dan pemerintahan terhadap karakter manusia, pemahaman individu terhadap dirinya, pendekatan psikologis terhadap lingkungan masyarakat, serta makna pengenalan diri.

     Pada tulisan ini, aku akan menuliskan beberapa pokok pikiran dari isi buku ini. Jadi, kalau ingin menelusuri lebih lanjut, bisa dibaca sampai selesai ya!

Isi Buku Diri Yang Tak Ditemukan

1. Kekuatan Besar yang Mampu Menyetir Masyarakat.

     Dalam lingkup masyarakat, ada 2 gerakan besar yang turut andil dalam meng-organisir massa, yakni agama dan negara. Agama dengan segala doktrinnya, serta negara dengan segala tata aturannya. Tujuannya sama, yakni untuk mengontrol masyarakat.

     Adapun, kesamaan lain dari keduanya juga terdapat pada metode yang digunakan: melakukan terror dan menyebarkan ketakutan, yang lagi-lagi tujuannya sama: membuat masyarakat patuh pada doktrin atau aturan yang dibuat. Pernah dengar fear mongering, kan? Kurang lebih mirip-mirip seperti itu.

     Yang menjadi pertanyaan: apakah negara dan agama ini bersatu dalam meng-organisir massa?

Dalam buku ini, Jung memberi contoh terkait tindakan negara yang seolah-olah bertindak sebagai Tuhan, khususnya negara diktator. Di mana, bentuk-bentuk perbudakan dianggap sebagai bentuk ibadah atau pengabdian, sehingga masyarakat harus bersedia melakukannya.

     Dampaknya apa?

     Kebanyakan orang akan terpengaruh, karena ketika suatu ketakutan itu disebarkan, akan sulit bagi masyarakat untuk berfikir jernih. Hal ini juga didukung dengan sifat manusia yang kadang enggan mencari tau lebih dalam atau melakukan re-thinking terhadap suatu isu. Alhasil, banyak kita temukan gerakan ekstremis atau fanatisme.

     Jadi alur organisir yang nggak bener dari 2 gerakan besar ini kurang lebih: menyebar ketakutan - memperbudak - menciptakan golongan yang membahayakan. Sekali lagi, bukan berarti agama mengajarkan fanatisme ya. Melainkan, ada oknum tertentu yang memanfaatkan agama karena dinilai memiliki kekuatan massa paling kuat.

     Terus, bagaimana supaya kita tidak mudah terpengaruh sama hal semacam itu? Coba baca poin selanjutnya dulu yuk!

2. Pentingnya Memahami Sisi Bawah Sadar Kita

     Manusia memiliki cara tersendiri dalam mengelola informasi yang didapat dari lingkungan sekitarnya. Dan tentu saja, setiap orang punya cara yang berbeda dalam melakukannya. Sehingga hal ini menjadikan manusia itu unik, karena pola pikirnya adalah misteri yang sulit ditebak.

     Hal ini dikarenakan, manusia memiliki psike, yakni pusat pikiran manusia,yang sederhananya, psike sering kali disebut jiwa, Jiwa manusia tidak dapat diukur dengan cara apapun, dan jiwa ini biasanya akan menyelaraskan dengan fenomena alam sadar yang dibawa oleh individu dari beberapa faktor eksternal. Tapi yang perlu digaris bawahi, fenomena alam sadar memiliki hubungan dengan alam bawah sadar dalam membentuk jiwa manusia. Alam bawah sadar ini loh yang dimaksud undiscovered self dalam bukunya.

     Nah, yang menarik di sini adalah seperti apa sih sisi alam bawah sadar kita itu?

Untuk menjawab pertanyaan itu, Jung memberi contoh peran agama dalam diri manusia.

     Sebagaimana kita tahu, sebagian besar manusia percaya sama yang namanya agama dan Tuhan. Padahal, hal tersebut tidak dapat dirasakan melalui 5 panca indra kita. Nah, bagaimana seseorang bisa percaya dengan agama dan Tuhan yang jelas-jelas tidak dapat dirasakan panca indra? 

     Agama dan Tuhan ini bersifat metafisika yang hanya berada di isi pikiran manusia. Di mana, sumber awalnya adalah alam bawah sadar. Dapat dikatakan, dalam kasus ini, agama adalah suatu tujuan spiritual yang diinginkan bawah sadar manusia tersebut, sehingga akhirnya dia mau percaya dengan agama dan Tuhan tadi.

     Jung pun beranggapan, bahwa alam bawah sadar inilah yang menjadi jembatan manusia dalam mengalami fenomena spiritualnya. Sehingga, sebenarnya sulit memengaruhi kepercayaan orang lain terkait alam bawah sadarnya. Terutama, bagi mereka yang sudah paham dengan isi alam bawah sadarnya. Sayangnya, masih banyak yang skeptis terkait hal ini. Padahal, alam bawah sadar ini adalah pondasi segalanya dalam diri manusia.

3. Pentingnya Self-Knowledge

     Jika manusia paham dengan dirinya sendiri, mereka akan tahu apa yang dibutuhkan oleh dirinya. Nah, gimana sih cara memahami diri sendiri? Kuncinya: manusia harus punya akses untuk memahami sisi alam bawah sadarnya.

     Kalau manusia aja enggan mencari tau sisi alam bawah sadarnya, mereka akan dengan mudahnya dibelokkan dengan ideologi yang diciptakan massa tadi.

     Contohnya gini, seorang diktator paham bahwa sebagian besar isi alam bawah sadar manusia itu percaya dengan Tuhan, dan takut kepada-Nya. Dengan informasi seperti ini, para diktator akan memanipulasi isi pikiran mereka dengan metode fear mongering. Nggak masalah sih kalau tujuannya baik, tapi kalau enggak? Diri sendiri yang rugi.

     Alam bawah sadar kan kompleks, pasti ada banyak visi misi yang berkaitan. Misalnya orang yang percaya agama, itu punya tujuan spiritual tertentu yang sebenarnya diinginkan alam bawah sadarnya. Tapi, bisa saja para diktator berusaha membelokkan isi pikiran kita sesuai kepentingan mereka. Hal ini bisa terjadi, soalnya, kita sendiri nggak paham dengan visi, misi atau tujuan yang sebenarnya diinginkan oleh bawah sadar kita.

     Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan dalam mengakses sisi bawah sadar kita adalah dengan merenung dan bertanya dengan diri sendiri. Apa sih tujuan aku hidup? Apa yang benar-benar aku butuhkan? Langkah apa yang cocok untukku? Dan pertanyaan intra personal lainnya.

You May Also Like

2 comments

  1. Balasan
    1. Yuhuu, memang menarik bgt. Walaupun butuh konsentrasi tinggi saat bacanya. Heheh.

      Hapus