Mari Mengenal Jepang Lewat Buku Mengenal Jepang!

by - April 17, 2022

     Hai pecinta Jepang! Kalian biasanya nyari informasi tentang Jepang lewat apa? Lewat artikel? Anime? atau mungkin buku? Seperti kita tau, saat ini sumber informasi tentang Jepang bisa didapat di mana saja. Bagi kalian yang juga suka baca buku, sudah kah membaca karya Yusuke Shindo yang judulnya Mengenal Jepang? Kalau belum, kali ini aku akan sedikit menuliskan isi dari buku ini. Mengenai penampakan bukunya, kurang lebih seperti ini:



     Sesuai judulnya, Mengenal Jepang adalah buku yang berisi beberapa informasi terkait negara Jepang. Ditulis oleh Yusuke Shindo, seorang diplomat yang pernah jadi perwakilan di Indonesia. Di buku ini, Shindo menuliskan beberapa fakta terkait negaranya dari sudut pandang dia selaku Warga Negara Jepang. Menarik, bukan? Karena dia pun juga memberikan beberapa perbandingannya juga dengan kondisi di Indonesia. Seperti apa sih Jepang di mata Shindo?

1. Jepang, Negara yang Menghargai Empat Musim

          Kita semua pasti tau, kalau Jepang termasuk negara yang punya empat musim, yakni semi, panas, gugur dan dingin. Nah, perubahan musim ini sangat terasa sekali di Jepang. Mulai dari kehidupan, pemandangan, pakaian, makanan, sampai topik pembicaraan pun berubah mengikuti musim. Bahkan, hal ini juga berpengaruh pada kesenian Jepang, yakni Haiku
     Haiku adalah puisi Jepang yang punya syair 5-7-5 suku kata. Puisi ini sangat pendek, karena totalnya hanya 17 suku kata. Nah, peraturan penting saat membuat haiku adalah memasukkan satu kata terkait musim di dalam syairnya. Dengan begitu, kita bisa tau haiku ini sedang menceritakan musim apa.
     Ketika musim berganti, variasi makanan pun bisa berubah. Misalnya, pada musim semi, akan lebih banyak menemui arbei, kemudian musim panas, akan sering menemui semangka. Di anime juga begini bukan? Pasti sering, kita melihat adegan karakter anime yang memecah buah semangka dengan pemukul saat musim panas. Karena semangka memang menyegarkan di musim panas! Lumayan mirip nih sama Indonesia. Kalau di Indonesia, kita taunya musim buah-buahan gak sih? Kayak musim mangga, musim durian, atau musim rambutan, yang akan datang pada bulan-bulan tertentu.
     Terkait makanan, Yusuke Shindo juga menulis, bahwa orang Jepang banyak yang suka kentang! Karena kentang ini bisa dinikmati sepanjang tahun. Dan tahu kah kalian, bahwa kentang ini dibawa ke Jepang dari Indonesia sekitar 400 tahun lalu. Maka dari itu, dalam bahasa Jepang, kentang ini disebut jagaimo (Jakarta kara kita imo), yang berarti ubi yang didatangkan dari Jakarta. Bisa dicari di google untuk membuktikan ini!

2. Kepercayaan Orang Jepang

     Seringkali mendengar, bahwa kebanyakan warga Jepang tidak mendeklarasikan dirinya pada agama tertentu. Dalam artian mereka tidak begitu spesifik dalam memandang agama. Jadi, mereka bebas memilih untuk memilih perayaan agama yang disukainya. Misal, ketika Natal, mereka merayakannya, atau bahkan waktu menikah, mereka melakukannya di gereja, meskipun mereka bukan pemeluk Kristen. Inilah poin yang membedakan dengan Indonesia. Kalau di Indonesia, hampir seluruh penduduknya punya agama tertentu, bahkan ada dalam kolom agama di  KTP kita, kan?
     Namun, di Jepang kita mengenal kepercayaan Shinto. meskipun sampai sekarang mungkin banyak yang mengira Shinto adalah agama. Dalam buku ini, Shindo menyatakan bahwa sampai dia menulis buku itu, dia belum pernah mendengar mengatakan "agama saya Shinto". Karena pada dasarnya, Shinto bukan agama yang ada kitab sucinya.
     Shinto sendiri sudah menjadi cara berpikir yang umum, di mana dalam pemikiran ini orang Jepang dan kehidupan harus berjalan beriringan. Selain itu, penganut Shinto percaya ada "Tuhan/Dewa" di mana-mana, bisa di pohon, danau, batu atau benda lainnya. Tuhan ini adalah sesuatu yang mereka anggap punya kekuatan lebih daripada manusia. Karena mereka menganggap Tuhan ini ada di mana-mana dalam bentuk apapun, orang-orang juga percaya dengan adanya Tuhan Dapur dan Tuhan Toilet. Bahkan ada lagu yang berjudul Tuhan Toilet, yang mengajak orang-orang untuk rajin membersihkan toilet karena ada Tuhan/Dewa di toilet. Jadi, mungkin inilah alasan Jepang itu suka bersih-bersih? Hahaha.

3. Masyarakat Jepang Panjang Umur

     Jepang terkenal sebagai negara dengan angka harapan hidup termasuk tertinggi di dunia, rata-rata usianya mencapai sekitar 83 tahun. Kok bisa? Kuncinya adalah makanannya. Di Jepang, ada tradisi 1 piring 3 lauk. Di mana, menunya terdiri dari nasi, sup, dan makanan tambahan lain (sayuran atau lauk). Selain itu, makanan Jepang kebanyakan mengandung ikan. Jadi inilah salah satu faktor orang Jepang bisa berumur panjang.
     Selain makanan, faktor lain adalah penanganan medis dan kesehatan yang baik. Seperti melepas sepatu di luar rumah, wajib mencuci tangan dan semacamnya. Kelihatan sederhana, tapi banyak warga Jepang yang mematuhi prinsip ini. Tak hanya itu, air keran di Jepang pun juga terkenal bersih, bahkan bisa langsung diminum. Bisa dibayangkan, mereka mandi, keramas, gosok gigi dengan air yang sebersih itu.
     Dengan banyaknya masyarakat berumur panjang, Jepang sebenarnya juga mengalami masalah serius, yakni aging population. Di mana penduduk berusia 60 tahun ke atas lebih banyak dari usia produktif. Hal inilah yang kemudian menjadikan pihak negara Jepang mendatangkan pegawai usia produktif dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.

     Nah, itu tadi sedikit bahasan tentang Jepang kali ini. Kalau kalian baca bukunya, akan menemukan lebih banyak lagi fakta menarik tentang Jepang. Jadi, kita bisa mulai mempelajari Jepang lewat buku ini. Yuk, cari tau tentang Jepang lagi!     

You May Also Like

0 comments