Review Buku: Mahadata dari Brian Clegg

by - September 13, 2022

      Netflix dengan rekomendasi filmnya, serta Spotify dengan rekomendasi lagunya, seolah mampu membaca pikiran dan selera kita terkait film dan lagu. Tak hanya itu, Siri yang seolah bisa diajak interaksi, serta iklan yang tiba-tiba muncul di media sosial kita, pun juga merupakan fenomena yang cukup "ajaib" bagi sebagian orang. Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi?

    Jawaban dari pertanyaan tersebut tak jauh-jauh dari data.  Big Data atau Mahadata, merupakan salah satu unsur penting bagi organisasi atau perusahaan dalam rangka menggali informasi yang selanjutnya dianalisa guna membantu pengambilan keputusan mereka. Entah akan digunakan untuk agenda pemasaran, maupun agenda penemuan inovasi baru selanjutnya.



    Buku Mahadata dari Brian Clegg, merupakan buku yang cukup tipis namun cukup memberikan gambaran mengenai data secara singkat namun mudah dipahami untuk orang awam. Buku ini meliputi pengertian data itu sendiri, unsur-unsur yang berkaitan dengan data (seperti algoritma), serta dampak positif maupun negatif dari data itu sendiri.

     Pada tulisan kali ini, aku ingin menuliskan ulasan dari buku tersebut. Jika tertarik untuk mencari tau tentang isi buku ini, bisa dibaca sampai selesai ya!

Isi Buku Mahadata dari Brian Clegg

     Bagaimana suatu aplikasi dalam smartphone, mampu membaca pikiran kita? Buku ini dibuka dengan pertanyaan ini. Di mana pertanyaan tersebut digunakan Brian Clegg untuk memancing pembacanya agar tertarik mengulik isi buku lebih lanjut. Dari pertanyaan ini, Clegg kemudian mengarahkan kita menuju "kekuatan" di balik Big Data atau Maha Data. Nah, apa sih data itu sendiri?

     Data adalah dasar dari sebuah pengetahuan. Di mana dari data, akan dikumpulkan menjadi sebuah informasi yang selanjutnya diolah untuk menjadi suatu Pengetahuan. Fungsi dari data ini adalah untuk meminimalisir kegagalan dalam memprediksi sesuatu di masa depan.

     Untuk menjelaskan pengertian data, Clegg memberikan gambaran Piramida seperti di bawah ini:





Dari gambar tersebut, kita bisa melihat bahwa data adalah hal mendasar dari sebuah pengetahuan. Di mana, data yang terkumpul akan diolah menjadi informasi. Dan informasi tersebut akan diolah kembali menjadi sebuah pengetahuan.

     Untuk mempermudah gambaran mengenai data, Clegg juga memberikan contoh data pada kehidupan nyata sebagai berikut:
Data: Jumlah ikan di daerah X
Informasi: Jenis ikan yang muncul di daerah X tiap jamnya.
Pengetahuan: Waktu yang tepat untuk mencari ikan.

     Atau apabila diterjemahkan ke dalam dunia digital, ambil contoh pada Netflix:
Data: Film-film yang ditonton pengguna beserta durasi dan jam mereka menonton
Informasi: Sortir film-film tersebut berdasarkan asal negara film, genre dan durasi film
Pengetahuan: Rekomendasi film untuk pengguna.

     Nah, data itu bentuknya seperti apa sih? Bagaimana perusahaan atau organisasi mencari sampel data?
     Mengenai itu, Clegg juga memberikan beberapa contoh jenis data yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam mencari informasi. Misalnya dalam dunia digital, Google bisa mencari data pengguna lewat riwayat pencarian mereka. Yang kemudian mereka mengeluarkan iklan terkait itu pada pengguna. 

     Contoh lain, iWatch yang mengambil data seseorang lewat detak jantung, dalam rangka menentukan rekomendasi jenis olahraga untuk penggunanya. Atau contoh ekstrem, ada beberapa perusahaan yang mengambil data lewat percakapan seseorang yang memegang smartphone. Serta contoh lainnya adalah Google Translate yang mampu menerjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia dengan bahasa yang tidak terlalu kaku, lewat mengumpulkan frasa Indonesia yang dirasa mirip dengan kata yang ingin diterjemahkan.

     Di akhir bab, Clegg juga memberikan dampak positif maupun negatif mengenai data. Seperti data yang mampu mempermudah pekerjaan manusia, atau data yang seringkali disalahgunakan untuk hal-hal ilegal.

Kesan terhadap Buku Mahadata dari Brian Clegg

     Buku ini tipis banget, halamannya nggak sampai 200. Tapi isi yang diberikan lebih dari cukup untuk menambah wawasan mengenai data bagi orang awam. Ibaratnya buku ini adalah pintu awal untuk memahami hal-hal terkait data, seperti algoritma, fungsi dan cara data bekerja.

     Hal yang menurutku menarik di sini adalah ketika Brian Clegg memberikan contoh beberapa perusahaan dalam mengambil dan mengolah data. Seperti penjelasan mengenai bagaimana Siri bekerja, bagaimana Spotify memberi rekomendasi lagu, serta bagaimana marketplace macam Amazon memberikan rekomendasi barang berdasarkan kemampuan ekonomi dan selera kita.

     Tak hanya itu, dalam menjabarkan mengenai definisi data atau cara data bekerja, di awal Clegg juga memberikan contoh penerapan data secara tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, logika kita diberikan semacam "pemanasan" untuk memahami data lebih lanjut, khususnya dalam dunia digital.

     Tak lupa, Brian Clegg juga kembali membuka pikiranku tentang pentingnya data, khususnya data pribadi. Di mana, di era saat ini, ada banyak cara bagi oknum yang tidak bertanggung jawab dalam "mencuri" data kita. Entah menyadap lewat media sosial, atau mengambil rekaman percakapan kita dengan teman. Memang sih, saat ini "aku belum sepenting itu" buat dicuri datanya. Namun, di masa depan, bisa jadi data pribadi yang terlalu disepelekan, malah dijadikan bumerang buat menyerang.

     Dikarenakan pengetahuanku tentang data masih minim, aku pun belum bisa menemukan hal yang harus dikritisi dari buku ini. Sebab, menurutku isi yang dijabarkan adalah hal-hal mendasar tentang data.

     Dari segi penulisan pun buku ini tergolong sederhana dan mudah dipahami karena langsung ke intinya. Jadi bagi orang awam, bakalan mudah buat dapat memahami isi buku ini. Malahan, karena buku ini, aku jadi tertarik buat mencari tahu lebih dalam mengenai algoritma dan pengolahan data lainnya.

     Demikian ulasan buku Mahadata dari Brian Clegg dariku. Semoga bermanfaat, dan terima kasih bagi yang sudah membaca sampai akhir. Happy reading!

You May Also Like

0 comments