Position Stacking Cognitive Function dalam MBTI (Bagian 1)

by - September 27, 2022



      Setelah beberapa waktu lalu aku menuliskan tentang cognitive function. Kali ini aku akan menulis tentang Stacking dalam fungsi kognitif.


     Apa sih position stacking itu?

     Sebelum memasuki pembahasan lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui tentang pengertian position stacking. Jadi singkatnya, position stacking adalah letak tiap-tiap fungsi kognitif yang menyusun setiap tipe MBTI. Misalnya, untuk tipe MBTI INFJ, mereka memiliki fungsi menonjol Ni. Sementara untuk fungsi Se-nya, mereka tidak terlalu menonjol.

     Memang, apa pentingnya memahami position stacking MBTI?

     Hal ini dikarenakan, setiap fungsi kognitif memiliki peran yang berbeda. Sebagai contoh, MBTI ENTP dan ISTJ sama-sama memiliki fungsi kognitif Ne. Akan tetapi, peran Ne di antara 2 tipe MBTI tersebut berbeda. Sebab, letaknya berbeda. Di mana, Ne pada ENTP merupakan fungsi dominan. Sementara Ne pada ISTJ merupakan fungsi inferior.

     Dengan perbedaan letak keduanya ini, tentu saja mampu menciptakan karakter yang berbeda. Sebagai contoh, fungsi Ne pada ENTP menjadikan mereka suka mengeksplore berbagai cara, spontan, penuh ide dan fleksibel.

     Sementara fungsi Ne pada ISTJ mampu menjadikan mereka lebih suka "saklek" pada satu cara, sebab mereka enggan tenggelam dalam lautan ketidak pastian.

     Sungguh berbeda, bukan? kok bisa?

     Singkatnya, hal ini disebabkan karena tiap fungsi memiliki sisi kedewasaan tersendiri. Sebagaimana contoh sebelumnya, Ne pada ENTP tentu lebih dewasa ketimbang Ne pada ISTJ. Mengingat fungsi Ne sendiri memiliki keterkaitan dengan kecenderungan seseorang untuk meng-eksplore hal baru.

     Nah, position stacking cognitive function ini apa aja sih?

     Berkaitan dengan hal ini, secara umum terbagi menjadi 2, yakni posisi stack primer dan posisi stack bayangan.

     Perbedaan utamanya adalah pada penggunaan fungsi secara sadar dan tidak sadar. Dalam hal ini, stack primer cenderung merujuk pada fungsi yang digunakan secara sadar. Sementara stack bayangan (shadow) merujuk pada penggunaan fungsi secara tidak sadar.

     Pada artikel ini, aku akan berfokus pada penulisan posisi stack primer. Yang meliputi:


1. Dominant Function


          Dominant function atau fungsi dominan adalah bagian utama dari dunia seseorang. Fungsi ini adalah yang paling menonjol dan paling mudah dikembangkan secara matang. Sering disebut sebagai hero, karena fungsi ini yang paling sering diandalkan.

     Jika digambarkan langsung pada salah satu fungsi kognitif, yakni Ti sebagai contoh, maka kurang lebih seperti ini:

     Ti fungsi dominan cenderung melakukan identifikasi konstan terkait pola-pola logis disekitarnya, yang kemudian dicari tau secara detail tentang bagaimana suatu pola itu bekerja.

     Jadi, seorang Ti dominan, biasanya akan berpikir: "pokoknya aku harus bisa tau cara kerja objek A dan hubungannya dengan objek lainnya".

2. Auxiliary Function


     Auxiliary function atau fungsi sekunder, memiliki peran yang cukup kuat dalam mendukung fungsi dominan. Fungsi ini sering diibaratkan sebagai "orangtua" dari fungsi-fungsi lainnya, sebab dia memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga keseimbangan antara fungsi dominan dan fungsi tersier.

     Fungsi sekunder juga memiliki peran penting dalam perkembangan karakter seseorang. Selain itu, fungsi ini seringkali digunakan sebagai upaya dalam memberikan kenyamanan bagi orang lain.

Contoh apabila seseorang memiliki Ti sebagai fungsi sekunder mereka, maka biasanya mereka akan berpikir:

"ketimbang mencari tau kinerja suatu objek secara detail, sepertinya aku akan mencari cara agar objek ini bisa bekerja sesuai dengan yang aku mau".

3. Tertiary Function


     Tertiary Function atau fungsi tersier bukan fungsi yang memimpin atau mengontrol karakter seseorang, tapi berperan sebagai fungsi yang "menghibur", melakukan eksplorasi secara kreatif, dan menenangkan ketika seseorang terlalu banyak menggunakan fungsi dominan dan sekundernya.

     Hal ini menjadikannya seringkali disebut sebagai eternal child, atau fungsi yang memiliki peran seperti anak-anak.

     Seorang Ti tersier, biasanya berpikir: "dari sekian informasi dan data yang aku punya, ini yang bener mana ya? Yang bisa dipakai yang mana?".

     Dalam kasus lain, fungsi tersier juga bisa menjadi "rem". Semisalnya pada kasus INTP yang memiliki fungsi tersier Si. Di mana, fungsi tersier Si ini memiliki kemampuan mengingat kejadian masa lalu secara baik.

     Nah, ketika seorang INTP diajak buat liburan ke pantai. Fungsi Ne-nya mungkin akan tertarik, tapi fungsi Si-nya akan berpikir:

"Udah gak usah. Kamu inget gak sih, terakhir kita ke pantai tuh badan gatal-gatal, kepala pusing karena jalannya muter-muter? Mau kejadian ulang?"

     Alhasil, INTP biasanya tidak jadi ikut karena takut kejadian itu terulang.

4. Inferior Function


     Inferior function atau fungsi inferior merupakan fungsi primer terlemah, dan seringkali ditahan penggunaannya. Sebab, biasanya orang-orang menyadari bahwa fungsi ini sulit dikembangkan secara efektif.

     Biasanya, seseorang malu untuk menunjukkan fungsi inferiornya. Namun, mereka akan mengagumi seseorang yang fungsi dominannya adalah fungsi inferior mereka.

     Misalnya seorang INFP yang memiliki fungsi inferior Te, akan kagum terhadap ENTJ yang memiliki fungsi dominan Te. Bahkan tak jarang INFP akan merasa terintimidasi oleh ENTJ, karena INFP merasa bahwa Te mereka tidak sekuat ENTJ.

     Alhasil, karena seringkali ditahan, fungsi inferior ini tidak akan berkembang dan menimbulkan sifat yang tidak sehat (unhealthy).

     Sebagai contoh, pada fungsi kognitif Ti. Seorang yang memiliki Ti sebagai fungsi inferiornya, biasanya akan berpikir: "aku akan mencari informasi fakta tentang si X buat jatuhin dia demi keuntunganku".


     Nah, itu tadi tulisan mengenai Position Stacking Cognitive Function dalam MBTI bagian 1. Selanjutnya, untuk bagian stack position shadow bisa dilihat di artikel berikut:



Bacaan lebih lanjut:

You May Also Like

0 comments