4 Alasan Kenapa Kamu Perlu Baca Buku Self-Healing

by - September 22, 2022



     Manusia butuh healing. Pernyataan tersebut mungkin sudah tidak terdengar asing bagi generasi di masa kini. Semakin ketatnya persaingan, semakin banyaknya pula tekanan yang didapat, menjadikan banyak orang yang merasa "tidak baik-baik" saja.

     Menariknya, seiring berkembangnya zaman, generasi saat ini pun jadi lebih melek mengenai mental health yang mampu memengaruhi performa mereka di kehidupan nyata. Bahkan, tak sedikit pula yang merasakan sakit secara fisik akibat kondisi mental yang tidak baik-baik saja.

     Dengan maraknya kampanye mental health, ketika seseorang mulai merasakan lelah dengan kehidupannya, mereka pasti akan melakukan healing untuk membantu meredakan stress mereka  Ada banyak cara healing, salah satunya adalah membaca buku.

     Era pandemi beberapa tahun terakhir, memberikan perubahan yang cukup signifikan terkait masuknya buku-buku terjemahan bertemakan self-healing. Terutama, buku-buku yang berasal dari Korea Selatan. Akan tetapi, di antara kalian pasti ada yang bertanya-tanya:

Apa manfaat baca buku self-healing?

Mengapa baca buku self-healing?

Dan pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya.

     Pada tulisan ini, aku akan menulis sesuatu tentang Manfaat Membaca Buku Self-Healing untuk penggemar genre serupa. Apa saja itu?

1. Mendapatkan Afirmasi Positif


     Salah satu alasan seseorang membaca buku genre ini adalah ketika mereka merasa hidup yang dilakukannya serba salah. Melakukan ini salah, melakukan itu salah. Sehingga, rasanya jadi mengalami penurunan self-esteem karena merasa diri ini gagal.
     Padahal, perasaan tersebut tidak sepenuhnya benar. Kadang, ketika kita sedang lelah, pikiran buruk akan mengganggu dengan pernyataannya yang akan menjatuhkan kita. Semacam:

kamu bodoh, gak bisa diandalkan.

kelebihanmu apa sih? dikit-dikit gagal terus.

dsb.

     Alhasil, kita merasa diri kita ini penuh kekurangan. Nah, sebagian besar buku self-healing selalu berisi tentang afirmasi atau validasi positif untuk diri sendiri. Sehingga, buku-buku genre serupa akan membantu meluruskan kembali isi pikiran yang serba salah. 

Contoh bukunya: Aku bukannya Menyerah Hanya sedang Lelah dari Geulbawoo

     Meski demikian, jangan terlalu terlena dengan isi bukunya ya! Biar bagaimana pun, buku semacam ini harus direspon secara bijak pula.

2. Menemukan Sudut Pandang Baru Terkait Permasalahan Hidup


     Tak sedikit dari buku genre semacam ini, yang ditulis oleh mereka-mereka yang berhasil pulih dari permasalahan hidup mereka. Di mana tujuan mereka menulis buku semacam ini, karena mereka ingin berbagi pengalamannya.
     Terkadang, permasalahan hidup kita itu seakan-akan besar dan sulit dipecahkan. Padahal, terkadang solusinya pun biasanya bisa mulai dari hal-hal kecil.

Contoh bukunya: Alasan untuk Tetap Hidup dari Matt Haig

     Dengan membaca buku serupa, kita jadi bisa melihat sebuah permasalahan hidup dari sudut pandang lain, yakni dari sisi penulis. Siapa tahu kan, dari situ kita bisa menemukan solusi versi kita sendiri?

3. Bisa Menjadi Teman Bercerita


     Semakin dewasa, biasanya banyak yang takut untuk bercerita mengenai masalah hidupnya. Alhasil, isi kepala jadi penuh karena segala jenis masalah berkumpul jadi satu.
     Seiring berkembangnya metode penulisan buku, di era sekarang sudah banyak penulis yang gaya penulisannya seolah-olah seperti bercerita dengan kita. Jadi, biasanya memang mengajak kita buat kembali merenungkan hidup kita.

Contoh bukunya: Siapa yang Datang Ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti dari Kim Sang-hyun

4. Menemukan Uneg-Uneg yang Sulit Disampaikan

     Kadang, kita seringkali bingung dengan perasaan kita yang mengganggu pikiran ini. Jadinya, tak sedikit dari kita yang suka uring-uringan atau mood-swing, di mana hal ini bisa merugikan orang lain.
     Dikarenakan pikiran kita yang terlanjur kalut, kita jadi sulit menemukan alasan tentang ruwetnya kehidupan ini. Sehingga, harus pelan-pelan dirunut lagi benang permasalahannya.
     Sebagian besar buku self-healing, biasanya memang berisi tentang pernyataan-pernyataan yang akhirnya bikin kita berpikir:

Oh, relate!

Nah, ini nih, aku juga merasa gini!

     Dengan kita menyadari beban pikiran yang sulit disampaikan dari buku ini, secara perlahan, kita jadi bisa lebih memahami diri kita. Dan tanpa disadari, hal ini juga mampu membuat kita merasa lebih baik.

     Adapun contoh buku serupa adalah The Comfort Book dari Matt Haig.

     Demikian beberapa Manfaat Membaca Buku Self-Healing versiku. Tapi yang perlu diperhatikan, buku self-healing bukanlah penyembuh utama ketika kondisi mental kita sudah berada di tahapan serius. Kalau diperlukan dan ada budget lebih, alangkah baiknya meminta bantuan profesional.

     Sekitan tulisan dariku, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah membacanya!

You May Also Like

0 comments