Review Buku: It Ends With Us dari Colleen Hoover

by - April 27, 2022



     It Ends With Us adalah karya Colleen Hoover bergenre romance kontemporer yang sedang hype (lagi). Novel ini sering banget muncul di rekomendasi BookTok, Booktweet, dan Bookstagram. Tak kaget kalau kemudian novel ini dapat banyak perhatian dari pecinta buku, dan banyak yang memasukkannya ke dalam wishlist mereka. 

     Seperti apa sih bukunya? Nah, kali ini aku ingin membagikan ulasan dan pengalamanku ketika sedang baca buku ini. Semoga membantu buat ngasih gambarannya ya!

Ringkasan

     Novel ini diawali dengan pertemuan Lily dan Ryle di sebuah rooftop, di mana saat itu, Lily sedang mencari ketenangan pasca berduka. Lily adalah seorang perempuan yang bermimpi bisa punya toko bunga, sedangkan Ryle adalah seorang Neurosurgeon yang ambisius.

     Di awali dengan basa basi ringan, keduanya malah saling menyampaikan naked truth. Dari sini mereka mulai nyaman satu sama lain, tapi sayangnya keduanya tidak bertukar kontak. Sehingga Lily merasa, dia mungkin gak ketemu Ryle lagi.

     Selang beberapa bulan, Lily akhirnya berhasil membuka toko bunga. Di tengah persiapan pembukaan toko, dia bertemu dengan seseorang yang ternyata adalah adiknya Ryle. Dari sini, nasib kembali mempertemukan mereka lagi. Dan mereka pun semakin dekat, karena ternyata, keduanya tertarik satu sama lain. Tapi, tak lama kemudian, secara kebetulan, Lily juga bertemu kembali dengan cinta pertama sekaligus cinta masa lalunya. Atlas.

     Sebenarnya, Lily masih belum sepenuhnya melupakan Atlas. Namun, pada pertemuan itu, Atlas mengaku sudah punya pasangan. Hingga akhirnya, Lily memutuskan untuk menerima Ryle, karena di sisi lain, Lily menganggap, Ryle sangat menyukai Lily dan ingin serius menjalin hubungan dengannya.

     Ryle yang punya sifat manis, romantis dan penuh kejutan pun mampu membuat Lily nyaman dan melupakan Atlas. Tapi, semuanya berubah ketika Ryle melayangkan pukulan kepada Lily untuk pertama kalinya.

Ulasan

     Secara umum, novel ini menceritakan tentang toxic relationship antara Lily dan Ryle. Ryle adalah gambaran seorang yang temperamental, karena suatu penyebab. Di satu sisi Lily adalah korban dalam hubungan yang sulit lepas dari Ryle. 
     Kisah ini seringkali kita temui di dunia nyata, di mana korban toxic relationship ini sulit lepas karena ada banyak pertimbangan. Dalam kasus Lily ini, Lily bukan orang bodoh yang terlalu menomorsatukan rasa "cinta". Dia sendiri paham kalau Ryle itu gak baik untuk dia. Tapi, karena ada banyak pertimbangan seperti: Ryle akan melacak Lily kalau Lily mencoba kabur, atau Ryle akan mencelakai orang sekitar Lily yang gak bersalah. Maka Lily akhirnya memilih untuk bertahan di hubungan tersebut.
     Novel ini ditulis dari sudut pandang orang pertama, yakni Lily. Di mana, kita jadi fokus merasakan emosi dan pikiran Lily dalam cerita. Ditambah, ada sedikit kilas balik masa lalu Lily yang ditulis lewat diary-nya. Jadi gimana perasaan Lily ke Ryle dan gimana perasaan Lily terhadap Atlas itu tergambar dengan jelas, tidak mengambang.
     Sejujurnya, aku terlalu berekspektasi tinggi terhadap buku ini. Karena banyaknya orang yang menganggap buku ini bikin nangis, susah move on dan semacamnya, aku jadi berharap lebih dengan buku ini. Tapi, buku ini bukan yang jelek banget, bagiku buku ini masih mengesankan. Buku ini bagus, tapi bukan yang bagus banget. Karena masih ada karya Colleen Hoover yang lebih bagus dari pada ini.
     Tapi tetep, dalam buku ini Colleen Hoover berhasil mengaduk emosiku, dari yang bikin senyum-senyum, sampai bikin nyesek. Dia juga memberikan gambaran toxic relationship ini dengan cukup realistis. Yakni, dengan memasukkan adanya sebab akibat terjadinya hubungan ini. Jadi, rasanya mengalir aja.
     Deskripsi yang dia gunakan juga cantik, jadi kita bisa melihat, orang yang jatuh cinta tuh perasaannya seperti apa. Berasa ikutan jatuh cinta juga. Hahahaha.
     Novel ini juga ngasih pelajaran yang baik mengenai hubungan, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Seperti, pentingnya komunikasi, atau kalau punya trauma dan capek pikiran itu ya pergi ke psikiater, bukan malah temperamental. Dan semacam-macamnya.
     Selain itu, buku ini juga memberikan pelajaran buat orang-orang yang suka menghakimi: mengapa dia masih bertahan dengan pasangannya yang temperamental? Sebab, orang yang tidak merasakan kejadiannya langsung tidak akan pernah tau bagaimana pergulatan batin korban yang terlibat.
     Untuk endingnya, sebenarnya sudah tertebak, tapi tetap saja memuaskan. Kalau ditanya, antara happy atau sad ending, sepertinya lebih ke melegakan. Meskipun masih banyak pertanyaan karena lumayan menggantung, terutama terkait karakter Atlas.
     Oh iya, novel ini bakal ada sekuelnya loh. Kalau It Ends With Us menceritakan hubungan antara Lily dengan Ryle. Yang terbaru ada It Starts With Us, yakni menceritakan tentang hubungan Lily dan Atlas di masa mereka remaja.
     Aku penasaran nih sama It Starts With Us, karena pengen tau karakter Atlas secara mendalam tuh seperti apa. Soalnya, di novel It Ends With Us, Atlas ini banyak banget sifat positifnya.

     Demikian ulasanku kali ini, bagi yang sudah membaca, pendapat kalian tentang buku ini bagaimana?

You May Also Like

0 comments