Beach Read dari Emily Henry (Review Indonesia)

by - April 06, 2022

 


I just want to sit on the beach and read.

     Beach Read dari Emily Henry, adalah fiksi kontemporer yang genre utamanya adalah romance komedi. Menceritakan tentang kisah January Andrews dan Augustus Everett (Gus), yang keduanya berprofesi sebagai penulis novel.

     Meskipun sama-sama penulis novel, kedua orang ini punya karakter yang saling berlawanan. Kalau January cenderung menulis buku yang happy ending and happily ever after, sementara Gus akan menulis buku di mana dia gak ragu untuk membunuh semua karakternya.

Nah,

two writers

polar opposites

one holiday

bagaimana mereka bisa jatuh cinta beneran?

Sinopsis Buku Beach Read

I don't need snowflakes. As long as there's January.

     January dan Gus sebelumnya adalah teman satu perkuliahan, tapi mereka jarang berinteraksi karena karakter mereka beda banget. Beberapa tahun kemudian, mereka dipertemukan kembali di perumahan dekat pantai ketika keduanya telah menjadi penulis yang cukup sukses.

     January tinggal di rumah tersebut, karena dia baru tau bahwa almarhum ayahnya punya rumah di dekat pantai itu. Tanpa disangka, Gus Everett, teman kuliah yang dulu terkenal jago nulis cerita dan menjadi rivalnya, kini adalah tetangga January di perumahan pantai tersebut.

    Suatu ketika, mereka membuat semacam taruhan, yakni masing-masing harus menulis cerita di luar zona nyaman, untuk buku terbaru mereka. Dengan kata lain, January harus menulis cerita yang "dark", sementara Gus harus menulis cerita romance yang manis. Benar-benar sulit dibayangkan. Dan tentu saja taruhan ini menjadi tantangan bagi Gus maupun January. Nah, bagaimana nih kelanjutannya?

     Karena mereka punya ambisi untuk memenangkan taruhan ini, masing-masing perlu melakukan riset demi pendalaman tema cerita yang akan ditulis. Meskipun mereka bersaing, mereka juga sepakat untuk tetap membantu dalam proses riset ini.

     January akan membantu Gus untuk mencari tau tentang "kencan manis", sementara Gus akan membantu January untuk mencaritau tentang seluk beluk aliran sesat dan semacamnya. Nah, dari sinilah awal perkembangan hubungan mereka dimulai.

"When I watch you sleep, I feel overwhelmed that you exist."


     Dengan berbagai macam situasi yang mendorong kedekatan mereka. January pun mulai ada rasa tertarik terhadap Gus. Sayangnya, ada suatu hal yang tidak disangka yakni fakta bahwa Gus sudah menikah! Bahkan, dia punya tato pernikahannya sendiri. Nah, bagaimana nasib January? Apakah January akan menjadi pelakor?

     Di tengah kondisi January yang sedang bingung dengan perasaannya terhadap Gus, ia juga terus menerus meratapi fakta bahwa ayahnya pernah selingkuh. Padahal, selama ini dia menganggap bahwa hubungan orangtuanya adalah harmonis. Nah, dengan penulisan dari sudut pandang orang pertama yakni January, kita akan turut merasakan campur aduknya emosi January perihal tersebut. Seperti diajak terbang tinggi, terus harapannya dijatuhkan.

     Dengan kompleksnya situasi hubungan keduanya, apa yang selanjutnya terjadi pada mereka? Bagaimana penyelesaian Emily Henry terkait masalah yang dialami January?

     Pertanyaan inilah yang perlu dicari jawabannya ketika membaca buku ini.

Kesan terhadap Buku

     SUPER SUKA SAMA BUKUNYA! Aku sebenarnya jarang banget baca romance, soalnya terkadang, kisah yang disuguhkan pada buku romance kebanyakan, bukan tipikal romance dalam bayanganku. TAPI, ketika aku baca buku ini: THIS IS WHAT I EXPECT WHEN IT COMES TO ROMANCE.

     Kisah percintaan dalam buku ini cukup realistis. Karakternya di sini pun bukanlah orang yang super sempurna. Masing-masing punya kekurangan yang cukup jelas, misalnya perasaan ragu karena trauma masa lalu, atau kesulitan menjadi diri sendiri karena takut dihakimi.

     Dari segi hubungan romansa keduanya, aku sendiri cukup sering melihat orang yang berpacaran dengan gaya mereka, seperti: berdebat lucu tentang sesuatu yang nggak penting, saling support kerjaan masing-masing, dan melakukan deep conversation.

     Gus di sini pun bukan sosok laki-laki yang super romantis maupun yang sering mengumbar ucapan manis. Tapi mungkin saja, love language-nya digambarkan berbeda. Entah quality time atau acts of service, yang jelas pembaca pun dari awal tahu kalau Gus sayang January.

     Akan tetapi, sebenarnya novel ini tidak hanya berkisah tentang romansa hubungan January dan Gus. Novel ini cukup kompleks, dengan beberapa masalah karakternya. Dimulai dari permasalahan keluarga January dan trust issue-nya terhadap orang lain, kemudian permasalahan latar belakang kehidupan Gus yang misterius dan mengagetkan, dan juga tentang permasalahan kehidupan yang sering dihadapi seorang yang berprofesi sebagai penulis (Emily Henry lumayan detail dalam menceritakan kehidupan penulis buku).

     Meskipun buku ini akan sering membuat tertawa, tapi kita pun akan diajak menelusuri pikiran January yang kompleks juga. Jadi kesannya, komedi di sini semacam "sindiran" terhadap masalah hidup yang dialami orang dewasa.

I pretend to play violin, at which point I realized I had no idea how a person actually held a violin.

     Yang paling aku suka dari buku ini adalah ketika kita diajak melihat kekonyolan January yang berinteraksi dengan Gus si manusia "normal". Normal di sini maksudnya adalah tetap tenang dan gak terlalu ekspresif. Jadi polar opposites gitu lah. Dan humor yang dihasilkan dari keduanya pun masuk di seleraku.

    Dengan perbedaan karakter tadi, interaksi yang dihasilkan pun jadi terkesan lucu. Dalam hal ini Gus, yang meskipun harus bersama dengan orang konyol macam January, dia selalu memberikan tanggapan yang sarkastik, tapi ada unsur sweet-nya.

     Seperti, Gus yang sempat ngomel ketika January mabuk darat dan muntah di mobil Gus, dia tetap "merawat" January sampai pulih. Selain itu, ketika momen January nangis dan terkena kotoran burung, dia masih sempat menghibur dan menenangkan January walaupun awalnya sempat ngetawain. Karena interaksi-interaksi semacam ini, Gus jadi tertular dengan kekonyolan January.

     Selain itu, aku juga suka cara Emily Henry menggambarkan cara mereka berdua berhubungan, di mana mereka tidak menggunakan pesan singkat di hand phone masing-masing, melainkan lewat tulisan tangan di kertas yang kemudian diangkat di jendela masing-masing. SO CUTE! Begitu pun suka cara keduanya saling mendukung demi kemajuan karya masing-masing. Wah, jadi pengen kayak mereka nih.

Then maybe we should enjoy our happy-for-now
     Kalau tadi aku terkesan menjabarkan kelebihan bukunya, tidak lengkap rasanya kalau aku belum menuliskan kekurangannya. Untuk kekurangan buku ini, pertama adalah jalan cerita yang lompat-lompat. Jadi ketika kita terlanjur tenggelam pada momen cerita A, tiba-tiba momen ceritanya langsung ganti di momen B yang cukup kontras. Jadi, kadang bikin bingung dan bertanya-tanya: inti cerita buku ini tuh apa sih? 

     Kemudian yang kedua adalah terlalu banyak masalah yang eksekusinya kurang maksimal. Dengan banyaknya masalah yang dihadapi karakter utama, ada beberapa masalah yang penyelesaiannya sendiri kurang memuaskan. Jadi ada beberapa masalah yang seolah diburu-buru untuk diselesaikan, karena kalau tidak, bukunya bisa jauh lebih panjang. 

Kesimpulan

  Dengan penjabaran kelebihan dan kekurangan buku di atas, dapat disimpulkan bahwa: kalau kamu mengharapkan alur cerita yang padat dan detail, aku rasa ini bukan bacaan yang cocok. Sebab, alur ceritanya sendiri cukup membingungkan dan lompat-lompat.

     TAPI, kalau kamu pengen bacaan yang lucu, ringan, menghibur atau untuk kabur dari kenyataan, BUKU INI SANGAT COCOK! Ceritanya bukan yang menye-menye. Karakter utama perempuannya pun bukan yang lemah banget. Malah cenderung berani. Selain itu, untuk orang yang suka baca buku, referensi dream date-nya patut untuk disimpan. 

     Oh iya, buku ini untuk 21+, ya! Mengingat ada dua adegan seks di dalamnya. Meskipun kalau dibanding buku romance lainnya, adegannya tidak terlalu panas juga sih. Tapi, kalau mau baca, terserah kok. Keputusan ada di tangan masing-masing. Hehe. Buku ini bisa kamu temukan di perpustakaan British Council Consortium. Tapi sayangnya, untuk Beach Read yang versi Bahasa Indonesia sendiri masih belum ada. Aku sendiri baca yang berbahasa Inggris. Jadi, kapan mau baca buku ini?


For January, I don't care how the story ends as long as I spend it with you.

You May Also Like

0 comments