Review Buku: Funiculi Funicula (Before the Coffee Gets Cold) dari Toshikazu Kawaguchi

by - Februari 25, 2022


     Masa lalu adalah sejarah. Sementara masa depan adalah misteri. Baik masa lalu maupun masa depan merupakan 2 hal yang seringkali berkelebat di pikiran banyak orang. Entah menyesali masa lalu yang menurutnya tidak maksimal, atau mengkhawatirkan masa depan karena takut tidak sesuai harapan.
     Tak sedikit orang yang ingin kembali ke masa lalu demi mengulang dan memperbaiki semua yang dirasa menjadi sumber penyesalan. Tak sedikit pula orang yang ingin cepat-cepat pergi ke masa depan karena penasaran dengan apa yang selanjutnya terjadi. Lantas, apakah semua hasil akan berubah bila kita melakukan perjalanan waktu ke masa lalu maupun masa depan? Apakah hasilnya akan berbeda?
      Funiculi Funicula atau Before the Coffee Gets Cold dari Toshigazu Kawaguchi merupakan salah satu Asian Literature bergenre slice of life dan time travel (perjalanan waktu). Kisah ini berlatarkan di Jepang, tepatnya sebuah cafe yang memiliki suatu "keajaiban". Buku ini memiliki premis yang cukup menarik: memberikan kesempatan orang-orang yang ingin kembali ke masa lalu maupun pergi ke masa depan. Akan tetapi, mereka yang ingin melakukan perjalanan waktu harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan.
     Siapa saja orang-orang yang ingin melakukan perjalanan waktu? Apa alasan yang mendasari mereka? Apakah setelah melakukan perjalanan waktu, mereka akan mendapatkan hasil yang diharapkan?
     Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah inti dari alur cerita dalam buku Funiculi Funicula ini. Pada kali ini, aku akan membagikan review yang juga memuat kesanku terhadap buku ini.

Isi Buku

     Kisah ini dibuka oleh Fumiko, seseorang yang ingin pergi ke masa lalu guna mengucapkan perpisahan kepada kekasihnya, Goro. Sebelumnya, Fumiko dan Goro adalah pasangan kekasih serasi, yang sayangnya belum memiliki rencana pernikahan. Fumiko sendiri ingin meminta kepastian kepada Goro, yang sebelum hal itu terjadi, Goro harus pergi ke Amerika selama 3 tahun. Karena Fumiko terlanjur emosi, dia malah bertengkar dengan Goro. Dan hal inilah yang membuat Fumiko menyesal, sehingga ingin kembali ke masa lalu untuk mengucapkan kata perpisahan yang pantas. Apakah keadaan jadi membaik? Apakah Goro akan merespon dengan cara yang berbeda?

     Kemudian kisah dilanjutkan oleh seorang perawat bernama Kotake, yang ingin kembali ke masa lalu guna mengetahui isi surat suaminya. Suaminya yang bernama Fusagi, sendiri terkena penyakit Alzheimer, di mana dia tidak ingat sama sekali dengan Kotake. Padahal sebelumnya, mereka berdua adalah pasangan suami istri yang saling mencintai. Di sini, Kotake ingin sekali melihat isi surat suaminya sebelum terkena Alzheimer, yang belum sempat diberikan kepada Kotake. Apakah isi surat tersebut seperti yang diharapkan Kotake? Apakah yang sebenarnya ingin disampaikan Fusagi kepada Kotake melalui surat itu?

Yang ketiga, ada kisah dari seorang kakak bernama Hirai, yang ingin bertemu kembali dengan adiknya bernama Kumi. Kumi sendiri, adalah adik yang sangat perhatian dengan Hirai, di mana ia sering mengunjungi cafe tersebut demi bertemu dengan Hirai. Akan tetapi, Hirai sendiri punya sifat yang keras kepala, dan enggan mempedulikan rasa perhatian adiknya tersebut. Hingga akhirnya, sebuah bencana terjadi, dan Hirai menyesali perbuatannya selama ini. Apa yang terjadi jika Hirai mau menemui Kumi yang datang ke cafe tersebut? Apakah setelah perjalanan waktu ini, Hirai akan berubah?

     Dan yang terakhir adalah seorang ibu, bernama Kei, yang ingin pergi ke masa depan guna bertemu dengan seorang anak yang mungkin tidak akan dikenalnya. Kei adalah istri dari Nagare, sang pemilik cafe. Kei yang memiliki penyakit jantung, disarankan untuk menggugurkan bayinya, sebab jika dia mempertahankan bayi itu, sesuatu yang fatal akan terjadi. Akan tetapi, Kei bersikukuh untuk mempertahankan bayinya, apapun resikonya. Karena takut tidak akan sempat bertemu dengan anaknya, dia ingin pergi ke masa depan untuk melihat anaknya yang berusia remaja. Apakah Kei benar-benar tidak akan mengenal anaknya? Apa yang akan terjadi dengan Kei selanjutnya?

     Melakukan perjalanan waktu, sepertinya memang sesuatu menarik. Tapi ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Meski demikian, ada orang-orang yang pantang menyerah terhadap syarat tersebut guna menjajaki perjalanan waktu yang mereka inginkan. Apakah perjalanan waktu mereka sebanding dengan persyaratan yang diberikan? Apakah perjalanan waktu ini memberikan pelajaran berharga bagi mereka?

Kesan terhadap Buku

     Baca ini lumayan mengingatkanku dengan Keajaiban Toko Kelontong Namiya dari Keigo Higashino, karena punya alur yang sempat maju-mundur. Hanya saja, buku ini mengalami alur mundur karena adanya perjalanan ke masa lalu, bukan alur mundur yang menjabarkan kisah sebelum masa sekarang seperti Kelontong Namiya.

     Mungkin ekspektasiku terlalu tinggi, sebab kalau untuk kesan ketika baca buku ini, sejujurnya, aku merasa biasa aja. Nggak terlalu berkesan atau yang memberi insight baru. Baik karakter maupun ceritanya berasa hambar. Seperti ada sesuatu yang kurang nendang. Jadi sempat kecewa ketika baca ini.

     Bahkan pas baca ini, aku merasa narasinya terlalu membosankan di awal. Narasi yang berbelit-belit dan terlalu panjang, menjadikani aku mengulang-ngulang baca untuk memahami maksud dari kisahnya. Begitu juga pas penyampaian emosi kesedihannya, rasanya kurang menyentuh. Padahal aku sendiri termasuk pembaca yang gampang tersentuh.  Maksudnya, ya aku tau itu kisah sedih, tapi sayangnya hanya berasa lewat aja kisahnya. Tidak terlalu berkesan dan meresap di hati. 

     Tapi, bukan berarti kisah ini sepenuhnya hambar sih ya. Mungkin untuk kisah ketiga dan keempat, emosinya cukup berasa ya bagi sebagian orang. Apalagi untuk orang-orang yang sensitif dengan kisah keluarga, kisah 3 dan 4 ini akan memberikan kesan tersendiri. Meskipun narasinya masih agak ngambang.

     Untuk ending tiap-tiap kisah, hampir semuanya menggantung, jadi ya kita diminta untuk meng-imajinasikan sendiri. Tapi menurutku pribadi, pelajaran yang bisa diambil dari tiap-tiap kisah ini masih bisa ditangkap dan sesuai dengan kondisi saat ini. Terutama bagi orang-orang yang sering menyesali masa lalu. Baca ini lumayan disadarkan kembali tentang kenyataan dalam hidup ini. Mungkin buku Funiculi Funicula ini cocok bagi orang yang sedang mencari jati diri atau bingung tentang masa depan. Atau cocok juga untuk mencari bacaan yang punya suasana "tenang".

Sekian review buku Funculi Funicula dariku. Terima kasih dan selamat membaca bukunya!

You May Also Like

0 comments