Manfaat Membaca Buku Fiksi

by - Juli 22, 2021



     Sejujurnya, aku cukup jarang membaca buku fiksi. Tapi akhir-akhir ini, aku mulai membaca buku fiksi lagi setelah sekian lama lebih sering menghabiskan waktuku untuk membaca non-fiksi. Alasannya simple, aku pengen nyari suasana baru. Hahaha. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang memandang sebelah mata orang-orang pembaca fiksi, karena banyak yang menganggap, baca fiksi tuh "gak mikir". Tentu saja itu salah besar, mau buku apapun yang dibaca, pasti punya tujuan tersendiri. Pada postingan kali ini, aku ingin menuliskan beberapa manfaat membaca buku fiksi berdasarkan pengalamanku.

1. Melatih Empati terhadap Orang Lain
     Dalam KBBI, empati memiliki arti,

n. Psi: keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Ketika membaca suatu novel fiksi, kerap kali kita disuguhkan dengan beberapa karakter tokoh yang punya latar belakang berbeda, yang memiliki keterkaitan dengan tingkah laku maupun sifatnya saat ini. Aku ambil contoh si Marni dalam novel Entrok. Di situ, ia digambarkan sebagai sosok yang percaya dengan kekuatan "dewa", di mana ia sering memberikan sesajen di beberapa kesempatan. Sementara anaknya, adalah seorang yang percaya dengan agama. Sekilas bagi orang yang sudah terlanjur percaya dengan agama, pasti menganggap bahwa si Marni itu sesat. Tapi ketika kita membaca kisah masa lalu Marni yang dibesarkan dengan lingkungan yang sedemikian rupa, pasti mulai memahami mengapa ia berlaku demikian. Aku di sini enggan berbicara mana yang benar dan salah, tapi dengan memahami kisah masa lalu seseorang, kita diajak untuk tidak langsung menghakimi seseorang berdasarkan apa yang kita anggap benar. Dan buku fiksi seringkali menggambarkan hal-hal yang sedemikian rupa, sehingga bagus untuk melatih empati kita terhadap orang lain.

2. Melatih Imajinasi
     Melakukan imajinasi bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang, salah satunya aku. Dulu banget, sebelum aku punya ketertarikan di dunia membaca seperti sekarang, susah banget bikin cerita untuk tugas sekolah Bahasa Indonesia, sering buntu ini ceritanya mau dibikin gimana, alhasil seringnya nilainya gak maksimal. Namun akhirnya aku sadar, kalau mau menulis harus punya banyak referensi bacaan. Misal mau nulis cerita fiksi, ya harus banyak baca buku fiksi buat belajar alur, penokohan, konfliknya, dan sebagainya, dari setiap buku-buku itu.
     Tapi perlu aku sadari juga, dulu aku agak kesulitan membayangkan adegan dari suatu cerita buku. Namanya juga belum terbiasa, akhirnya aku berusaha membiasakan diri untuk membangun imajinasi dari cerita yang aku baca. Berdasarkan pengalamanku dulu, buku fiksi yang mudah untuk belajar imajinasi ya genre fantasi dan anak-anak semacam Narnia, karena dulu aku memang masih anak-anak, jadi belum baca teenlit, wkwkwk. Tapi tiap orang tentu beda-beda. Intinya, disesuaikan dengan selera saja.

3. Hiburan
     Hiburan di sini mungkin cenderung subjektif sih, karena hiburan orang beda-beda. Kalau aku sendiri, hiburanku ya baca-baca fiksi, karena seolah aku diajak berpetualang di cerita buku itu dan melupakan kehidupan nyata sejenak. Terkadang ada orang yang udah capek kerja dan sekolah, di mana seringkali dituntut untuk mikir ini dan itu, perlu melarikan diri ke sesuatu yang ringan. Salah satunya membaca fiksi yang beberapa bukunya gak perlu nuntut mikir, karena fungsi buku itu memang untuk hiburan.

     Demikian tulisanku tentang manfaat membaca buku fiksi. Bagi temen-temen yang lebih suka baca fiksi, jangan menganggap diri kalian "gak berarti apa-apa" karena bacaannya gak perlu banyak mikir. Setiap orang punya tujuan membaca masing-masing, jadi bagi siapa pun jangan meremehkan bacaan satu sama lain dan merasa lebih senior. Terima kasih bagi yang sudah membacanya!

You May Also Like

0 comments