Menelusuri Pikiran Manusia dalam Buku Crime and Punishment dari Fyodor Dostoevsky

by - April 14, 2023



     Crime and Punishment dari Fyodor Dostoevsky merupakan salah satu sastra Rusia terbaik dengan tema psychological thriller, yang memuat tentang peperangan batin dalam diri manusia. Tak hanya itu, nilai filosofi dan keagamaan turut menjadi bumbu yang mendukung konflik batin dari tokoh utamanya.

     Buku ini berkisah tentang mahasiswa penyendiri yang melakukan pembunuhan secara sadis, di mana kemudian dia berhasil melarikan diri tanpa jejak. Sayangnya, perasaan tidak tenang terus menghantui pikirannya hingga hal tersebut terus memengaruhi kondisi fisik dan mentalnya. Apakah dia bersedia mengakui kesalahannya dan menyerahkan diri ke polisi? Atau kah dia tetap kukuh pada pendiriannya bahwa "membunuh orang demi kebaikan umat manusia" itu diperbolehkan?

     Dengan latar di Rusia pada tahun 1800 an, Crime and Punishment mengajak kita untuk menyelami sisi lain dari jiwa, serta peperangan batin antara malaikat dan iblis dalam diri manusia. Dengan tokoh utama yang menganut paham nihilism, kita akan melihat bahwa kemiskinan dan kesenjangan sosial mampu mengubah cara pandang manusia terhadap agama dan dunia.

     Buku ini menjadi salah satu bacaan terbaikku, karena dengan tema cerita yang cukup kompleks, mampu disajikan dengan mengalir tanpa dipaksakan. Tak hanya itu, buku ini juga membuka wawasanku terhadap beberapa paham terkait kehidupan seperti nihilism atau utilitarianism. Cukup mengingatkanku pada anime Death Notes, di mana tokoh utama bercita-cita untuk menjadi Dewa Keadilan, dengan membunuh penjahat yang merugikan.

Rangkuman Buku

     Rodion Raskolnikov atau Rodya, merupakan mantan mahasiswa yang suka menyendiri di kamar kosnya. Dia berhenti kuliah karena tidak ada biaya lagi untuk membayar pendidikan. Dengan nasib yang diterimanya, dia merenung dan muncul pemikiran bahwa: hanya ada 2 orang jenis di dunia ini, orang biasa dan orang luar biasa. Dan di sini Rodya merasa bahwa dia adalah orang luar biasa, sehingga dia harus melakukan sesuatu yang besar untuk mengubah hidupnya.

     Suatu ketika, dia menerima surat dari ibunya yang berkata bahwa adiknya yang bernama Dounia akan menikah dengan seorang pria kaya, agar dia bisa membantu Rodya mencapai kesuksesan dan menyelesaikan kuliahnya. Rodya tidak rela hal ini terjadi. Alhasil dia memutuskan untuk membunuh orang yang menyusahkan orang banyak: seorang rentenir tua. Eksekusi dia lakukan dengan kapak, dan setelahnya dia mengambil beberapa barang dari rentenir tersebut.

     Keesokan harinya, Rodya yang sakit demam menerima panggilan polisi. Awalnya dia ketakutan jika kesalahannya telah diketahui oleh pihak kepolisian, tapi yang terjadi hanyalah polisi yang meminta Rodya untuk membayar denda karena terlambat membayar sewa.

     Sepulang dari kantor polisi, dia mendengar polisi sedang membahas tentang kasus pembunuhan seorang rentenir. Rodya yang ketakutan pun jatuh pingsan. Dan sekembalinya dia sadar, dia langsung mengubur barang-barang yang dia ambil dari rentenir tersebut.

     Suatu ketika, Rodya mendengar kabar bahwa kenalannya yang bernama Mermeladov meninggal. Dia pun mengunjungi kediamannya dan bertemu dengan Sonia, putri Mermeladov yang terpaksa menjadi pelacur karena harus menghidupi keluarganya. Di sana, dia pun memberikan sejumlah uang duka yang diharapkan dapat membantu keluarga mereka.

     Setelahnya, Rodya memutuskan pergi ke kantor polisi untuk suatu urusan. Di sana, dia bertemu dengan Porfiry, seorang detektif yang jeli dan suka mempermainkan psikologi lawannya. Porfiry mencurigai Rodya karena Rodya pernah menulis artikel terkait orang biasa vs orang luar biasa. Di mana, ada bagian yang menarik perhatian Porfiry terkait pemikiran Rodya, yakni: orang-orang luar biasa berhak melakukan apa yang disebut kejahatan demi keuntungan banyak orang. Di sini, Porfiry menarik kesimpulan, bahwa Rodya bisa saja melakukan kejahatan jika ia merasa itu bermanfaat untuk manusia, termasuk pembunuhan.

     Awalnya Rodya berupaya keras untuk menyembunyikan tindakannya, tapi karena tidak tahan, akhirnya dia menceritakannya kepada Sonia. Sonia meminta Rodya untuk menyerahkan diri, dan dia bersedia untuk menemani Rodya di penjara Siberia.

     Apakah Rodya akan mengaku di kepolisian? Dan apakah Rodya menyesal telah melakukan pembunuhan itu?     

Kesan dan analisis terhadap buku

     Ini adalah sastra Rusia pertama yang berhasil aku selesaikan, dan ini aku beli dari Januari 2017, tapi baru sempet dibaca dan selesai di 2023. Awalnya aku tertarik beli, karena buku ini emang terkenal bagus untuk genre thriller, tapi entah kenapa pas baca di awal malah sempet bosen.

     Hingga akhirnya, pas baca di bagian pembunuhan, mataku langsung melek. Kayak, "wah, ini nih baru mulai konfliknya". Soalnya,di bagian awal sebelum pembunuhan terjadi, masih membahas tentang perkenalan tokoh Rodya mulai dari latar belakang, masalah yang dihadapi beserta pemikir-pemikirannya. Jadi ya bagiku kelamaan, meski pas sampai tengah-tengah aku sempet buka lagi di awal-awal buat baca ulang asal mula Rodya berpikir untuk membunuh.

     Salah satu poin yang menurutku menarik dalam buku ini adalah di mana ketika Fyodor berupaya menyinggung tentang utilitarnisme dan nihilisme. Dulu sewaktu kuliah, aku sering banget denger istilah ini, terutama ketika belajar Pemikiran Politik Barat.

     Utilitarianisme sendiri merupakan teori moral yang menyatakan bahwa baik buruknya sesuatu itu berdasarkan hasil. Beberapa tokoh pemikir dari teori ini adalah Bentham dan Stuart Mill. Jadi, tindakan buruk kalau hasilnya baik, ya berarti itu baik. Inilah yang dilakukan oleh Rodya dalam novel ini. Baginya, jika dia membunuh orang yang "jahat", dia adalah pahlawan perdamaian. Sehingga di novel ini, dia tidak menyesal karena membunuh, melainkan takut kalau dianggap salah.

     Sementara nihilisme merupakan rasa pesimis berlebihan terhadap dunia ini. Baginya segala tata aturan dan nilai di sini tidak ada gunanya. Biasanya orang nihilisme cenderung tidak percaya dengan Tuhan. Dan inilah yang dirasakan Rodya. Meskipun dia berasal dari keluarga Kristen taat, tapi ketika hidup menempa dia dalam derita kemiskinan, dia merasa "kosong" dengan hidupnya.

     Tapi namanya manusia, meskipun dia menganut paham utilitarianisme dan nihilisme, bukan berarti Rodya percaya penuh dengan kebenaran paham tersebut. Ada bagian dari dalam dirinya yang mempertanyakan ulang makna paham ini, dan inilah yang menjadi sorotan novel ini: peperangan batin dalam diri manusia.

     Kemudian, muncul sosok Sonia, seorang pelacur yang membuat Rodya jatuh cinta. Sonia di sini seperti embun di sabana pencarian hidup Rodya. Rodya yang sedang mengalami perdebatan batin terhadap eksistensi Tuhan dan kebenaran moral, bertemu dengan Sonia seorang perempuan yang sangat percaya dengan kebenaran Tuhan dan Al-Kitab. Meskipun Sonia sama sekali tidak memaksa Rodya untuk ikut percaya, tapi sifat tenang dan setia dari Sonia, sedikit banyak mampu mengubah sudut pandang Rodya.

     Dapat dilihat, Rodya di sini seolah ingin menjadi Dewa untuk orang lain. Dewa yang berhak membunuh orang yang dinilai bersalah, serta dewa yang bisa menyelamatkan orang banyak dengan membunuh orang "jahat". Mirip dengan Light Yagami (Kira) di Death Notes, bukan? Meskipun di buku ini tidak ada kekuatan supranatural seperti membunuh tanpa menyentuh.

     Baik Rodya maupun Kira, pada akhirnya tidak tenang. Apalagi mereka juga dihadapkan dengan lawan yang setara. Jika Kira bertemu dengan L, seorang detektif jenius. Maka, Rodya berhadapan dengan Porfiry, detektif hebat dan berpengalaman yang bisa menerka dengan membaca tulisan dan mengamati psikis Rodya di tempat umum.

     Crime and Punishment seolah mengingatkan kembali, bahwa segala sesuatu tindakan kita, akan ada ganjarannya. Sebagaimana tindakan Rodya yang melakukan pembunuhan, meskipun dia belum ditangkap oleh polisi, hukuman psikis berupa gangguan dan ketakutan merupakan ganjaran yang dia terima. Begitu juga dengan tindakan dia di masa lalu, di mana dia pernah berbuat baik untuk sesama di masa kuliah, ternyata mampu menolong dia di masa depan.

You May Also Like

0 comments