Book Buying Ban, Apakah Perlu?

by - Maret 22, 2023



      Book Buying Ban cukup sering "dikampanyekan" di lingkungan pecinta buku, yakni sebuah upaya untuk "berpuasa" beli buku dalam beberapa waktu. Hal ini dikarenakan, banyak pecinta buku yang kalau beli buku bisa kebablasan banyak. Meskipun masih ada buku yang belum dibaca (bahkan masih tersegel). Alhasil, to be read jadi semakin bertambah, yang entah mau dibaca kapan. Kesannya jadi seperti menimbun.

     Aku sendiri termasuk orang yang dulunya suka membeli buku banyak. Apalagi kalau ada diskon, rasanya "nggak mau kelewatan", soalnya selalu mikir, kapan lagi coba diskon gini? Masalahnya, makin banyak timbunan buku, makin bingung mau ditaruh mana lagi. Dan penggunaan uang semakin boros juga.

     Apakah untuk mengurangi jumlah pembelian buku aku pakai metode book buying ban? Jujur, aku sendiri belum pernah pakai itu. Tapi cara yang aku gunakan untuk mengontrol penggunaan buku adalah dengan mengatur kontrol diriku. Di antaranya: tidak terlalu sering lihat rekomendasi teman-teman pecinta buku di Instagram atau Twitter jika belum perlu bacaan baru.

     Kalaupun misal ada rekomendasi menarik, aku selalu riset berulang kali dengan baca-baca review orang di Goodreads atau blog orang lain. Biasanya, aku selalu nyari tau "sisi negatif" buku ini berdasarkan review orang-orang dulu dengan cek opini mereka yang ngasih bintang 1-3. Jadi bisa memperkirakan, dengan sisi negatif gini, kira-kira bisa aku terima nggak ya bukunya? Kalau masih pengen baca juga, baru deh masuk pertimbangan.

     Selain itu, aku juga mencoba beralih ke bacaan digital. Bacaan digital ini bener-bener bantu buat ngurangin jumlah buku yang aku beli. Dengan banyaknya perpustakaan digital gratis semacam iPusnas, iBI, Ruang Buku Kominfo, atau kalau buku-buku luar bisa di British Library Council, ternyata koleksi mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan membacaku sekarang. Apalagi memang ada beberapa jenis buku yang cuma pengen aku baca, tapi nggak mau dimiliki fisiknya.

     Lalu, ketika ada diskon buku besar-besaran. Nah, biasanya aku hanya akan fokus di wishlistku saja. Itu pun kalau semisal wishlist yang aku cari tidak ada di perpustakaan digital, biasanya baru deh beli fisiknya. Jadi kalau wishlist yang aku pengen tidak ada di agenda diskon tersebut, ya nggak akan tergoda, mau sebesar apapun diskonnya.

     Intinya, harus lebih mindfull dengan apa yang akan dilakukan. Seperti kalau lagi "tergoda" sama suatu buku, selalu bertanya dalam diri: di perpustakaan digital ada nggak ya? aku butuh buku ini beneran nggak ya? kapan kira-kira aku bakal baca buku ini? begitu seterusnya, sampai beneran yakin.

     Balik lagi ke Book Buying Ban atau BBB, apakah perlu? Kalau menurutku, selama kita bisa kontrol diri dan beneran paham dengan buku apa yang kita butuhkan, sepertinya tidak perlu. Soalnya aku selalu mikir, kalau misal ngelakuin BBB di rentang Januari-Maret. Tapi ternyata pas bulan itu, buku yang lagi dibutuhin sedang diskon besar, rasanya malah jadi terus kepikiran, dan bisa ganggu kegiatan lainnya.

You May Also Like

0 comments