Review Buku: Freeter Membeli Rumah dari Arikawa Hiro

by - November 18, 2022

     Rumah adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat untuk berteduh dan beristirahat dari kehidupan luar yang melelahkan. Yah, rasanya memiliki tempat tinggal yang layak, tentu merupakan impian sebagian besar manusia. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan,

"Bagaimana cara membeli rumah kalau belum punya pekerjaan tetap?"

Apalagi semakin ke sini, harga properti semakin melonjak. Untuk mendapatkan rumah yang layak dengan lingkungan yang nyaman, tentu saja memerlukan kocek yang cukup dalam. Bahkan bagi seseorang yang punya pekerjaan tetap pun, perlu berpikir lebih keras dalam mengelola keuangannya demi bisa membeli rumah.

     Nah salah satu buku yang berkisah tentang perjuangan membeli rumah adalah Freeter Membeli Rumah dari Arikawa Hiro. Sebuah buku yang memuat kisah hidup yang kompleks (depresi, permasalahan keluarga dan lingkungan yang beracun), tapi juga memuat nilai yang bermanfaat serta menghangatkan hati. Seperti apa sih isi bukunya? Baca review ini sampai selesai yuk!

Buku Freeter Membeli Rumah dari Arikawa Hiro
Buku Freeter Membeli Rumah dari Arikawa Hiro


Sinopsis Buku Freeter Membeli Rumah dari Arikawa Hiro

     Sebagai pembuka, kenalan dulu yuk sama Seiji, seorang pengangguran yang kemudian menjadi pekerja serabutan. Dia punya cita-cita beli rumah buat keluarganya yang sedang dihadapkan dengan masalah besar.

     Yang menjadi permasalahan, harga rumah kian melambung. Ayahnya yang keras kepala pun tidak bisa diandalkan untuk membantu, meski secara keuangan beliau bergaji tinggi. Sehingga mau tak mau, Seiji harus segera menemukan pekerjaan yang menawarkan gaji tinggi, tak peduli itu pekerjaan paruh waktu atau pekerjaan tetap.

     Di satu sisi, ibunya menderita depresi mayor, yang butuh bantuan orang dalam proses penyembuhannya, terutama dalam hal konsultasi dan penjadwalan minum obat. Sekali lagi, ayahnya juga kurang bisa diandalkan mengingat beliau malah menganggap remeh penyakit tersebut. Ayako, kakak Seiji pun pada akhirnya hanya bisa mengandalkan Seiji dalam proses penyembuhan ibunya, mengingat Ayako sendiri tinggal di luar kota. Dan tentu saja, hal ini cukup menghambat Seiji dalam mencari pekerjaan tetap di siang hari.

     Dalam mencari pekerjaan tetap pun rasanya juga semakin sulit. Dari sekian banyak CV yang disebar oleh Seiji, sebagian besar tidak menarik perhatian perusahaan untuk sekadar mengundangnya interview. Bahkan, Seiji pernah dicemoh pegawai biro tenaga kerja karena dia seorang pekerja serabutan.

     Dengan peliknya masalah yang dihadapi Seiji, mulai dari masalah keluarga dan pekerjaan, bagaimana upaya Seiji supaya dia bisa berhasil membeli rumah untuk ibunya? Pekerjaan seperti apa yang pada akhirnya akan didapat Seiji demi bisa memenuhi cita-citanya dalam membeli rumah?

Review Buku

     Secara pribadi, awalnya aku mengira buku ini adalah bacaan ringan yang bisa diselesaikan dalam sekali duduk. Mengingat, dari judul dan sinopsisnya ada vibe yang menghangatkan hati.

     Akan tetapi, ketika memasuki beberapa halaman buku, ternyata kisah yang disuguhkan buku ini benar-benar kompleks dan rumit. Cukup menguras emosi, apalagi bagi orang-orang yang punya masalah sebagai berikut:: 

1) Lingkungan tempat tinggal yang toxic
2) Hubungan antar keluarga yang kurang harmonis,
3) Permasalahan trauma dan depresi,
4) Jobseeker yang kesulitan mencari pekerjaan.

     Dengan permasalahan seperti di atas, kisah Seiji terasa nyata. Perasaan emosi karena masalah keluarga, sumpeknya mencari pekerjaan, dan ketakutan kalau rumahnya nggak kebeli. Sebagai pembaca pun, rasanya ikutan capek ketika dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan semacam itu.

     Dari karakter utamanya, Seiji yang awalnya adalah lulusan sarjana yang manja, mau nggak mau harus berubah karena keadaan. Dan terbukti, dengan tekad dan usahanya, dia mengalami pengembangan karakter yang signifikan. Sehingga rasanya agak sulit dipercaya kalau sebelumnya Seiji adalah orang yang keras kepala.

     Poin menarik dalam adalah adanya beberapa pelajaran yang bersifat praktikal juga, khususnya dalam hal mencari pekerjaan. Seperti tips menyusun CV yang menarik, cara menghadapi interview, strategi perusahaan dalam menemukan kandidat yang sesuai kriteria mereka, serta alur sertifikasi skill dalam rangka meningkatkan value sebagai karyawan.

     Dengan pembelajaran seperti itu, rasanya sangat memberikan wawasan baru selaku calon pekerja maupun pekerja kantoran. Karena kita bisa diajak untuk melihat sudut pandang pencari pekerjaan maupun pencari karyawan.

     Salah satu kutipan buku ini yang bisa dijadikan pengingat adalah

Semua orang harus bersabar dalam berbagai situasi. Meski bukan berarti kita harus selalu bersabar dalam segala sesuatu, tetapi kita harus tahu kapan harus bersabar dan kapan harus berjuang.

      Hidup ini memang tidak bisa diprediksi, kadang susah kadang senang. Dan ketika sedang susah, salah satu hal yang bisa dilakukan sebagai penguat adalah dengan bersabar. Tapi, sabar bukan berarti diam saja dan menerima nasib. Melainkan, harus ada perjuangan yang dilakukan.

     Sebagaimana Seiji yang awalnya seorang pengangguran. Sudah sebar CV sana sini, tapi nyatanya sulit untuk mendapatkan undangan wawancara. Para jobseeker pasti pernah merasakan hal serupa, dan pasti ada yang nyaris putus asa ketika mengalami hal tersebut. Di sini, Seiji pun akhirnya nekat melakukan sesuatu di luar zona nyamannya, hingga akhirnya dia mendapatkan sesuatu yang tidak dia duga. Hal ini bisa terjadi karena Seiji tidak berhenti berjuang.

     Terkait konflik keluarga yang dialami Seiji, upaya penyelesaiannya cukup mulus walaupun terasa lambat. Alur yang lambat ini terjadi, dikarenakan fokus cerita ada di karakter Seiji. Jadi cenderung tipe novel character driven, yang bagi pecinta alur cepat, bakal terasa bertele-tele dan membosankan.

     Secara personal, buku ini sangat insightful dengan pembelajaran yang benar-benar nyata. Hubungan sebab-akibat dari perubahan karakter Seiji pun jelas. Bukan yang ujug-ujug langsung jadi baik, melainkan bertahap. Seperti manusia pada umumnya.

You May Also Like

2 comments

  1. Dimana kita bisa baca buku ini?

    BalasHapus
  2. Setauku cuma buku fisiknya aja sih. Tapi coba aja lihat di Gramedia Digital, biasanya buku terbitan Penerbit Haru ada yang dijual di situ juga versi digitalnya.

    Biasanya kalau buku terbitan non Gramedia, harus beli dulu. Jadi buku ini, kalau ada di app itu kemungkinan harus beli. Nggak bisa dibaca dg langganan biasa.

    BalasHapus