Apa Itu Kaizen? Sebuah Prinsip yang menjadi Panutan Perusahaan Jepang

by - Oktober 12, 2022



     Ketika mendengar tentang negara Jepang, kesan pertama yang terlintas tentang negara tersebut kebanyakan: Jepang itu negara yang rajin, Jepang terkenal dengan ketekunannya, atau mungkin Jepang orang-orangnya banyak yang ulet.

    Hal ini ditunjukkan dengan  fakta bahwa Jepang berhasil bangkit dari kekelaman pasca kalah di Perang Dunia II dalam kurun waktu yang bisa dibilang singkat, di mana hal ini cukup membuktikan bahwa Jepang adalah negara yang ulet, tekun dan rajin.

     Bagaimana bisa orang-orang Jepang bisa berlaku demikian?

     Sifat ulet dan tekun Jepang yang mendarah daging ini tentu muncul tidak dalam waktu semalam. Dalam artian, tentu saja ada suatu prinsip yang berhasil ditanamkan ke warganya, sehingga sifat-sifat ini menjadi suatu kebiasaan. Prinsip yang berhasil ditanamkan ini disebut Kaizen, yakni prinsip yang menekankan sedikit-sedikit yang penting berprogres.

     Saat ini, prinsip Kaizen seringkali diterapkan pada beberapa perusahaan atau bisnis. Karena seperti yang kita tahu, bahwa sebagian besar bisnis atau perusahaan selalu mengharapkan suatu progres yang jelas demi kelangsungan mereka.

     Nah, apa sih prinsip Kaizen itu?

     Kai berarti perubahan, sementara Zen adalah kebijaksanaan. Secara singkat, Kaizen dapat diartikan perubahan yang bijaksana.

     Perubahan yang dimaksud di sini adalah kecil yang dipupuk menjadi perubahan besar. Dapat diibaratkan, kita luangkan waktu 1 menit setiap harinya untuk mengalahkan kemalasan, dengan melakukan hal yang bijaksana.

     Jadi, dapat disimpulkan bahwa prinsip Kaizen adalah prinsip tentang perubahan sedikit-sedikit yang dilakukan secara bijak (secara rutin), sehingga mampu membawa hasil perubahan yang baik.

Penerapan Prinsip Kaizen

     Dikarenakan prinsip ini dinilai cocok untuk diterapkan dalam lingkungan perindustrian, maka banyak sekali perusahaan di Jepang yang menerapkan ini terhadap bisnis mereka. Salah satunya adalah Toyota.

     Sebelum memasuki pembahasan contoh kasusnya, ketika Kaizen diterapkan dalam lingkup bisnis, ada 5 kunci penting yang harus menjadi sorotan dalam Kaizen. di antaranya:

1. Pahami keinginan pelanggan untuk menentukan tujuan

2. Pahami penggunaan alat secara efisien. Terlalu banyak jenis alat yang digunakan hanya akan mengganggu fokus dan menjadi sumber pemborosan.

3. Selalu mencari cara untuk bergerak ke perubahan yang lebih baik, meskipun hanya sedikit.

4. Untuk pimpinan, harus transparan ketika menilai perfomance pegawai. Agar jelas, bagian mana yang harus diperbaiki.

5. Manajemen pegawai dengan mendukung perubahan pegawai ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, samakan tujuan dengan anggota tim, dan biarkan mereka mencoba meraih dengan kreativitasnya.

     Dari 5 kunci penting di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan banyak perusahaan yang tertarik untuk menerapkan dalam bisnisnya karena Kaizen ini memiliki manfaaat: low cost tapi tetap memuaskan pelanggan dan pegawai. Karena sama-sama puas, hasil yang didapatkan pun bisa lebih baik.

Nah, bagaimana sih Toyota menerapkan prinsip Kaizen dalam bisnisnya?

     Sebagaimana kunci Kaizen, yang mengharapkan perubahan secara konsisten namun masih berdasarkan prosedur dan tujuan perusahaan, maka setiap anggota tim mulai dari pimpinan sampai anggota tim diharuskan untuk melakukan identifikasi masalah yang dinilai tidak sesuai prosedur.

     Dalam kasus Toyota, setiap anggota tim berulang kali mengeluarkan pertanyaan kenapa? ketika mendapati salah satu mesin robot pengelasan tidak bekerja sesuai fungsinya. Hingga akhirnya mereka menemukan sumber masalahnya ada di tidak adanya filter pada pompa, sehingga ada sisa serutan logam yang menghambat robot.

     Contoh lain, adalah ketika Toyota mengalami permasalahan limbah. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata sumbernya ada di tidak adanya komunikasi antara pekerja sekarang ke pekerja sebelumnya terkait komponen yang dibutuhkan. Sebab, ternyata sumber utama limbah tersebut adalah komponen yang terbuang karena tidak dipergunakan lagi.

     Dari situ, Toyota menciptakan supermarket alat dan komponen untuk karyawannya. Jika sebelumnya karyawan atau pekerja cenderung disiapkan alat dan komponennya, maka dengan formula supermarket ini, karyawan hanya mengambil alat dan komponen yang dibutuhkan saja. Karena, pekerja yang terlibat langsung dengan suatu proses lah yang paling paham kebutuhan alat yang digunakan. Sehingga limbah komponen pun bisa berkurang.


     Nah itu tadi tentang Kaizen, tertarik untuk menerapkannya? Atau tempat kerjamu sudah menerapkan prinsip ini juga?


Bacaan Lebih Lanjut:

Kaizen: Understanding the Japanese Business Philosophy - Invenstopedia

Mengenal Kaizen Dalam Mengembangkan Mobil Toyota - Press Room Toyota

What is Kaizen? - Kaizen Institute

You May Also Like

0 comments