Mari Kenalan dengan Logoterapi! Sebuah Proses Pencarian Makna Hidup

by - Agustus 01, 2022


 

"Perhatian utama manusia bukan mencari kesenangan atau menghindari kesedihan. Tetapi menemukan makna dalam hidupnya"
     Dalam buku Man's Search for Meaning, Viktor E. Frankl menceritakan pengalamannya menjalani penderitaan di kamp konsentrasi era Nazi. Di mana, meskipun saat itu ada banyak alasan untuk mati, Frankl memilih untuk berusaha bertahan hingga terbebas dari penderitaan dalam kamp. Melalui kisahnya tersebut, Frankl kemudian mengenalkan teori Logoterapi, yang singkatnya adalah sebuah teori tentang proses pencarian makna kehidupan.
     Mengapa disebut logoterapi? Seperti apa teknik penerapannya? Apa saja tujuannya? Pada tulisan ini, aku ingin menuliskan beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jadi, bisa dibaca sampai selesai ya!

Apa Itu Logoterapi?



     Teori Logoterapi berangkat dari kepercayaan bahwa sifat manusia didorong oleh pencarian tujuan hidup. Dalam bahasa Yunani, logos artinya makna. Sementara terapi sendiri memiliki arti penyembuhan. Sehingga dapat dikatakan logoterapi memiliki tujuan untuk membantu pasien menemukan makna hidup. Sebab, logoterapi percaya bahwa perjuangan untuk menemukan makna dalam hidup seseorang merupakan motivator utama orang tersebut.
     Adapun menurut Frankl, terdapat 3 konsep filosofis yang menjadi dasar dari logoterapi ini, di antaranya:
1. Meaning in Life di mana makna hidup merupakan sesuatu yang diyakini benar oleh setiap manusia, sehingga makna hidup dapat dijadikan tujuan oleh manusia.
2. Freedom of Will, atau sering disebut sebagai kebebasan untuk berkeinginan. Di mana hal ini berarti manusia bebas menentukan pilihan dalam kehidupannya.
3. Will to Meaning, di mana keinginan akan makna akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar hidupnya lebih bermanfaat.
     Menurut logoterapi, ada tiga cara yang bisa ditempuh manusia untuk menemukan makna hidup, yakni:
1. Melalui pekerjaan atau perbuatan, misalnya ketika seseorang berhasil menyelesaikan pekerjaannya secara memuaskan
2. Dengan mengalami sesuatu atau melalui seseorang, misalnya ketika seseorang sedang jatuh cinta atau dicintai seseorang. Sehingga dia akan memiliki tujuan untuk orang yang dicintainya.
3. Melalui cara kita menyikapi penderitaan yang tidak bisa dihindari, makna hidup dapat ditemukan ketika seseorang menderita, yang biasanya potensi tak terduga manusia bisa muncul di masa penderitaan itu. Sehingga kemalangan seseorang bisa diubah menjadi sebuah kemenangan.

Teknik Logoterapi




     Menurut Frankl, terdapat 3 teknik logoterapi, di antaranya:


1. Paradoxical Intention

     Teknik paradoxical intention didasarkan pada 2 fakta. Yang pertama adalah rasa takut bisa menyebabkan hal yang ditakutkan terjadi. Yang kedua adalah keinginan yang berlebihan bisa membuat keinginan tersebut tidak terlaksana. Melalu teknik logoterapi ini, pasien fobia secara sadar diajak untuk memikirkan hal yang ditakutkan meskipun hanya sejenak.


Nah, seperti apa sih contoh penerapan teknik paradoxical intention ini?

     Dalam buku Man's Search for Meaning, Frankl memberikan contoh penerapannya sebagai berikut:
Suatu ketika, ada seorang pasien yang seringkali menderita kejang saat menulis. Sehingga, tulisannya seringkali seperti cakar ayam. Hal ini membuat pasien ketakutan akan kehilangan pekerjaannya sebagai pemegang buku. Untuk mengatasi ini, psikiater menganjurkan si pasien untuk menanamkan mindset "mulai sekarang, saya akan menunjukkan tulisan cakar ayam saya". Saat itu, ketika dia sedang berusaha menulis cakar ayam, yang terjadi malah sebaliknya: tulisan dia malah bagus.

     Teknik paradoxical intention ini tentu saja bukan obat mujarab. Tetapi cukup efektif untuk kasus-kasus objektif kompulsif dan fobia. Meskipun terapi ini dapat diterapkan dalam jangka waktu pendek, tetapi bukan berarti dampaknya bersifat sementara. Sebab berdasarkan catatan pasien Frankl, ada yang dampak terapinya bersifat permanen.


2. De-Reflection

     De reflection atau de-refleksi adalah teknik logoterapi yang dilakukan dengan cara mengalihkan fokus pasien ke hal positif lainnya. Teknik ini dilakukan ketika seseorang memiliki perhatian yang berlebihan terhadap masalahnya. Sehingga dengan pengalihan fokus ini, diharapkan pasien dapat lebih baik dalam mengatasi masalahnya.


 Nah, contoh de-reflection itu seperti apa sih?

     Sebagaimana yang dicontohkan dalam buku Man's Search for Meaning, contoh penerapannya adalah sebagai berikut:
     Seorang perempuan memiliki sebuah trauma, yang mengakibatkan dia tidak mampu merasakan puncak seksual (orgasm). Sebab, orgasm ini sudah dijadikan objek keinginan, bukan dampak dari aktivitas dengan pasangannya. Setelah itu, dia menjalani logoterapi dengan diminta untuk mengalihkan fokus perhatiannya ke pasangannya. Dan hasilnya, perempuan ini berhasil mencapai orgasm secara spontan.

     Selain contoh di atas, de-refleksi juga bisa dilakukan dengan meliputi pertanyaan: Akan seperti apakah hidupmu jika tidak ada masalah X? atau Jika segala sesuatu berjalan sempurna, seperti apakah hidupmu jadinya?


3. Modification of Attidudes

     Modification of Attidudes juga sering disebut dengan Socrates Dialogue, yakni sebuah cara self-discovery dengan beberapa pertanyaan dan percakapan dengan terapis. Pada metode ini, para terapis akan memperhatikan cara pasien mendeskripsikan sesuatu, yang kemudian menarik benang dari pola-pola percakapan tersebut. Teknik ini membantu pasien untuk menyadari jawaban mereka terkait makna hidup.
     Yang perlu diperhatikan, terapis di sini tidak akan memaksakan prinsip dan nilai yang dia anut ke pasien logoterapi. Melainkan, terapis hanya membantu pasien untuk kembali mempersepsikan makna hidup yang selama ini sulit diungkapkan.

Apa sih Tujuan Logoterapi?



     Dengan penjabaran mengenai pengertian dan teknik logoterapi di atas, tentu saja teknik ini memiliki beberapa tujuan yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari terapi ini. Adapun tujuan logoterapi sendiri antara lain:
1. Membantu seseorang menemukan makna hidup
2. Membantu pasien menemukan kembali identitas dan perannya di dunia
3. Membantu pasien kembali mengejar apa yang terbaik dalam hidupnya
4. Membantu pasien untuk menjadi versi terbaik dari dirinya, tanpa membandingkan dengan orang lain.

     Nah, itu tadi tulisan mengenai Logoterapi. Apabila ingin menelusuri lebih jauh, bisa dibaca lebih jauh pada referensi-referensi di akhir tulisan ini. Terima kasih juga sudah membacanya!

Referensi:

Buku Man's Search for Meaning dari Viktor E. Frankl (diterbitkan oleh Penerbit Naura pada 2017)
Logotherapy and Existential Analysis (Viktor Frankl Institute)
What Is Logotherapy? - Very Well Mind

You May Also Like

0 comments