Review Buku A Tale of Two Cities dari Charles Dickens

by - Agustus 02, 2021


 "A wonderful fact to reflect upon, that every human creature is constituted to be that profound secret and mystery to every other"

     Hai semua!!! Ada yang suka baca buku klasik? Kali ini aku akan mengulas salah satu buku klasik yang aku baca tahun ini, yakni A Tale of Two Cities dari Charles Dickens. Buku ini tergolong historical-fiction yang memuat konflik antara kaum demokrat dan aristokrat di masa Revolusi Prancis. Ada sedikit gambaran bagaimana para aristokrat zaman dulu cukup intimidatif terhadap rakyat biasa, yang mana hal ini merupakan penyebab dari terjadinya Revolusi Prancis. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni Book of One, Book of Two dan Book of Three. Tokoh yang disoroti dalam buku ini adalah Mr. Darnay, Ms. Manette dan Cartoon, meskipun nanti ada beberapa tokoh lainnya yang membantu meramaikan buku ini.

Isi Buku 

    Mr. Darnay adalah laki-laki "biasa" yang bekerja sebagai pengajar bahasa di Inggris, di mana sebelumnya sempat ditahan karena suatu kesalahan kasus. Sementara Ms. Manette merupakan seorang perempuan keturunan Prancis yang cantik dan lembut, di mana banyak laki-laki yang menginginkannya. Kemudian Cartoon adalah seorang pengacara yang sebelumnya sempat membantu membebaskan Darnay dari tahanan. Lucunya, Cartoon dan Darnay memiliki rupa yang mirip, dan keduanya sama-sama menyukai Ms. Manette. 

     Dalam buku ini, kita akan melihat kisah romansa dari masing-masing tokoh. Di mana Mannete yang galau menolak pria yang melamarnya, melihat Darnay yang maju mundur untuk mendekati gadis idamannya, dan juga Cartoon yang ingin melamar gadis impiannya, tapi merasa "tahu diri". Meski demikian, kisah romansa ini sebenarnya gak terlalu kuat di sepanjang cerita, karena poin utamanya adalah fenomena Revolusi Prancis. Di mana, Dickens cukup banyak menggambarkan penderitaan rakyat Prancis di bawah pimpinan aristokrat. Dan juga dia cukup sering menggambarkan kelompok yang bernama "Jackals", yakni mereka yang bersatu ingin melawan pemerintahan, sedang menyusun strategi. Tapi, bukan berarti kisah romansa tadi gak penting ya, tetap ada keterkaitan dengan jalan cerita ini.

Ulasan Buku

     Pertama, aku ingin membahas kekurangan dari perspektif pribadiku dulu, yakni penyampaian yang berbelit-belit dan panjang. Inilah yang bikin aku sempat bosan di pertengahan, karena alurnya sangat lambat dan lompat-lompat.. Beberapa peristiwa juga dibuat over-dramatic. Selain itu, novel ini terlalu banyak majas juga (tipikal novel klasik sih, tapi ini tergantung selera ya), jadi kadang bingung sendiri, ini mau maknanya apa.

     TAPI, bagian yang menurutku menjadi kelebihan adalah novel ini punya diksi yang cantik (aku baca yang versi Bahasa Inggris). Selain itu novel ini juga berhasil mengkaitkan beberapa peristiwa yang beda-beda tadi tanpa plot-hole. Aku gak tau bahasanya apa, tapi menurutku semua kisah dan latar belakang yang dijabarkan lompat-lompat tadi, bisa merujuk pada kesimpulan yang padu. Jadi, kalau book of one and two adalah penjabaran kisah yang lambat dan cukup membosankan, di book of three kita akan mulai menemukan titik cerah. Di bagian ini aku nggak sabar buat nyelesaiin karena penasaran dengan peristiwa selanjutnya.

     Pada bagian hampir akhir, kita akan menemukan plot twist yang entah bikin sedih atau haru. Aku sempat terkejut karena gak terlalu kepikiran bakal terjadi itu. Tentu saja aku lebih ke sedih, karena argggh, gak tau mau ngomong apa. Intinya, aku dibuat merenung dan susah move on karena terlanjur terbawa dengan buku ini. Kalau kamu lagi baca buku ini dan sempat ragu harus lanjut atau enggak. Menurutku lanjut! Setidaknya sampai book of three. Dan juga kalau ingin membaca kisah tentang pengorbanan, penderitaan sosial dan pekhianatan, buku ini adalah rekomendasi yan cocok. Terutama kalau suka latar klasik.

     Demikian ulasan buku dariku, semoga membantu. Terima kasih juga sudah membacanya. Happy reading!

"It is a far, far better thing that I do, than I have ever done; it is a far, far better rest that I go to than I have ever known".

You May Also Like

0 comments