Review Buku: Almond dari Sohn Won - Pyung

by - Agustus 30, 2021


 

 "Setiap orang memiliki dua almond di dalam kepalanya. Letaknya jauh terbenam kokoh di antara belakang telinga dan kepala. Bentuk dan besarnya pun sama seperti almond. Namanya 'Amigdala' karena dibilang mirip biji buah persik atau disebut juga sebagai 'almond'".

     Hai semua!!! Kali ini aku akan mengulas salah satu sastra Korea yang berjudul Almond, yakni buku fiksi yang menceritakan tentang seseorang anak laki-laki bernama Yoonjae yang punya penyakit Alextimia, yakni sebuah ketidakmampuan untuk menunjukkan dan merasakan emosi. Ketidakmampuan ini menjadikan Yoonjae dicap 'monster' dan 'orang aneh' karena tidak memiliki rasa takut, bahkan ketika dipukuli hingga babak belur maupun ketika melihat insiden mengerikan yang menimpa keluarganya. Buku ini berisi kisah hidup Yoonjae, dan ditulis dari sudut pandang Yoonjae sendiri. Seperti apa isi buku ini? Langsung saja!

"Mungkin karena kau anak yang istimewa. Biasanya orang-orang tidak bisa menerima perbedaan dalam dirinya dan orang lain. Kau ini monsterku yang tampan."

      Yoonjae dibesarkan oleh ibu dan neneknya. Sejak kecil, ibunya yang bingung dengan kondisi Yoonjae berusaha mengajari Yoonjae agar bisa hidup "normal" di lingkungannya, seperti menuliskan kata-kata yang harus diucap ketika bertemu orang, dan meminta Yoonjae menghafalnya. Bukan berarti ibunya tidak menerima kondisi Yoonjae, ibunya hanya tidak suka orang memperlakukan Yoonjae selayaknya monster. Ibunya pun selalu memberi Yoonjae kacang almond, entah buat apa fungsinya. Yang jelas, ibunya percaya bahwa suatu saat kondisi Yoonjae akan membaik.

     Suatu hari si Yoonjae ini bertemu dengan Gon, seseorang yang dianggap monster lainnya oleh orang-orang sekitar Yoonjae. Gon adalah pemuda yang terkenal berandal dan suka berkelahi, dan tentu saja dia punya sifat yang berkebalikan dengan Yoonjae. Namun entah mengapa, Yoonjae merasa sulit untuk melepaskan diri dari Gon. Tak lama dari situ, dia juga mengenal Dora, seorang perempuan yang mau berteman dengan Yoonjae. Dari sinilah, perjalanan dan perkembangan kondisi Yoonjae dimulai.

"Aku bangun dan berjalan melewati rak buku untuk mencari kamus. Namun aku tidak tahu kata-kata apa yang kucari. Aku merasakan denyut nadi di bawah telinga, juga di ujung jari tangan dan badanku".

     Buku ini memuat perjalanan perkembangan emosi dari Yoonjae bersama Gon. Perjalanan hidup keduanya cukup bikin nyesek ya, karena harus melewati banyaknya kekerasan, Sehingga, dalam buku ini ada beberapa "trigger warning" seperti adegan penusukan, pukulan benda tumpul, dan perkelahian yang cukup berat, karena inilah yang menemani perjalanan hidup kedua orang tadi. Tak hanya itu, Dora, perempuan yang berteman dengan Yoonjae tadi juga mampu memberikan perubahan emosi bagi Yoonjae. Jadi ibaratnya, Gon ini sisi kerasnya, sementara Dora ini sisi lembutnya.

     Ada banyak hal yang bisa aku pelajari dari buku ini. Salah satunya adalah Alextimia tadi. Dan buku ini jadi membuatku merasa bersyukur karena aku terlahir sebagai orang "normal" yang masih bisa merasakan emosi apapun, meskipun terkadang aku dibuat tidak nyaman karenanya. Karena ditulis dari sudut pandang Yoonjae, aku pun jadi turut merasakan perasaan hampa yang dimiliki tokoh utama karena tidak bisa merasakan emosi dan harus menerka-nerka situasi dan perasaan orang lain, maupun apa yang sedang dia rasakan. 

     Meskipun aku dibuat merasakan perasaan hampa karakter utamanya, buku ini sebenarnya juga mengaduk-aduk emosiku. Ada kalanya aku dibuat kesal karena tokoh utama yang diam saja ketika dihina atau diserang orang. Sedih ketika terjadi suatu insiden. Dan ikut bahagia di beberapa bagian. Tak kaget kalau buku ini masuk kategori heart-warming. Tapi sayangnya, ending dari buku ini menurutku dibuat terlalu cepat. Sehingga, ada beberapa hal yang bikin aku kurang puas.

     Demikian ulasan buku ini, untuk kalian yang sudah baca, gimana menurut kalian buku ini? Bisa berbagi di sini, siapa tau bisa membantu teman-teman yang belum membacanya! Terima kasih!

You May Also Like

0 comments