Perjalanan Memulai Membaca Digital

by - Mei 22, 2022



      Membaca buku merupakan kegiatan yang menyenangkan, dan kita bisa membaca di mana saja, seiring dengan berkembangnya teknologi membaca digital. Saat ini, kita pun sering menemui gadget khusus membaca seperti Kindle, Onyx Box, dan Kobo. Bagi yang tidak punya gadget khusus tersebut, kita bisa mengakses buku lewat smart phone dengan aplikasi semacam Gramedia Digital, iPusnas, atau Google Play Book.

     Sebenarnya, aku tipe orang yang lebih suka baca buku fisik. Karena selain lebih "berasa" aroma dan kertasnya, buku fisik juga bisa kucoret-coret ketika menemui insight menarik. Akan tetapi, makin ke sini harga buku fisik semakin mahal, dan rasanya gak semua bacaan wishlist bisa aku beli semua, alhasil aku harus memilah mana yang harus dibeli dan mana yang harus "dikorbankan". Alternatifnya adalah aku mulai menggunakan aplikasi digital untuk mendukung hobi membacaku ini.

     Awal aku memulai bacaan digital adalah lewat aplikasi iPusnas, karena aplikasi ini yang paling mudah diakses dan gratis. Koleksinya juga cukup banyak, terutama buku-buku berbahasa Indonesia. Sayangnya, sistem antrinya masih harus diperbaiki lagi, karena masih banyak orang-orang yang pinjam dan diperpanjang dalam jangka waktu lama, padahal bukunya hanya nyangkut di rak buku, alias gak dibaca. Jadi kasihan orang-orang yang beneran berniat baca. Menurutku, meskipun sistem antrinya cepet-cepetan, seharusnya tetep ada batas, misalnya satu orang ini maksimal hanya bisa memperpanjang berapa kali dalam 1 waktu, sebelum memulai antri lagi.

     Setelah "khatam" dengan iPusnas, aku pun mencoba Gramedia Digital. Memang harus langganan sih, tapi menurutku worth kalau memang hobi baca. Jadi gak sia-sia. Koleksinya tentu lebih banyak dari iPusnas, dan di sini kita gak perlu antri, jadi bisa baca sepuasnya tanpa harus memperpanjang seperti iPusnas. Hahaha. Sayangnya, berkaitan dengan hak cipta, untuk koleksi fiksi dari penulis Asia Timur, kita harus beli dulu. Secara umum bagus sih aplikasinya, hanya saja, untuk beberapa buku, formatnya gak nyaman di mata.



     Untuk bacaan berbahasa Inggris, aku sering membaca di British Library Council. Di sini, sistemnya harus antri, tapi sistem antrinya bukan cepet-cepetan. Sistem antrinya bergantung nomor antrian kita. Jadi kadang bisa lama sampai berbulan-bulan, tapi sudah pasti kita bakal dapat kok. Dan ketika waktu antrian kita tiba, akan ada pemberitahuan lewat email, supaya kita gak kelewatan.

     Kalau misal ada rezeki lebih, aku kadang juga menggunakan Google Play Book untuk membeli buku digital. Koleksinya banyak, dan ada beberapa buku yang bentuk fisiknya memang belum atau bahkan tidak masuk di Indonesia. Kadang Play Book juga ngasih kupon diskon, dan beberapa buku harganya kadang juga turun drastis. Jadi pintar-pintar ngecek deals aja supaya dapat harga murah.

     Membaca digital punya kelebihan sendiri, yakni praktis dan simple. Kita bisa baca banyak buku hanya dalam 1 perangkat, entah itu lewat e-reader atau smart phone. Selain itu, kita juga bisa baca di mana saja tanpa harus bawa buku fisik yang berat-berat itu :'). Dan untuk pembaca pemula buku berbahasa Inggris, untuk format buku digital ePub pun ada fasilitas kamusnya. Jadi tinggal klik kosa kata yang asing, definisi atau makna dari kata tersebut langsung keluar (Kindle dan Play Book ada ini).

     Akan tetapi, tidak semua orang nyaman dengan membaca digital. Kalau misal mau beli e-reader pun, harus punya uang lebih. Dan kalaupun mau membaca di smart phone pun, harus bisa tahan melawan distraksi yang ada di dalamnya (buka sosmed dan semacamnya, wkwkwk). Selain itu, sekali kita beli buku digital, kalau misal gak cocok, kita gak bisa menjualnya kembali. Sementara kalau buku fisik, kita masih bisa menjualnya lagi ketika merasa bukunya tidak cocok buat kita.

     Baik buku fisik maupun digital, keduanya sama-sama ada kelebihan dan kekurangan. Jadi, kembali lagi, kalau mau menggunakan salah satu atau keduanya, disesuaikan kembali dengan kebutuhan dan kondisi kita. Supaya pengalaman membaca tetap terasa menyenangkan dan tidak membebani.

Kalau kalian sendiri, lebih suka baca buku apa? Digital atau fisik?

You May Also Like

0 comments