Mau Baca Buku Pengembangan Diri? Perhatikan 3 Hal Ini Dulu!

by - Maret 15, 2022



      Semakin ke sini, bacaan-bacaan pengembangan diri semacam Filosofi Teras, Atomic Habits, 5 Am Club dan semacamnya terus bertambah dan mulai ramai peminat. Apalagi sekarang makin banyak influencer yang membagikan bacaan mereka lewat Instagram atau Youtube, seperti Maudy Ayunda. 

     Dengan meningkatnya peminat buku jenis ini, tak kaget kalau tiba-tiba beberapa buku pengembangan diri akan sering hype di kalangan pembaca, hingga menjadi best seller di beberapa toko buku. Sayangnya, gak sedikit dari mereka yang merasa kecewa setelah membacanya. Pada tulisan kali ini, aku ingin membagikan 3 hal yang harus diperhatikan sebelum membeli buku Pengembangan Diri.

1. Pastikan Membutuhkannya



     Buku pengembangan diri tergolong buku non-fiksi, di mana tujuan utamanya tentu bukan untuk menjadi hiburan. Pastikan membeli bukunya karena memang benar-benar butuh, bukan karena terpengaruh hype dari orang-orang. Karena kalau membeli tanpa butuh, isi bukunya akan lewat begitu saja, alias gak masuk di otak. Rugi uang dan waktu dong kalau tidak dapat esensi bukunya?


2. Pahami Tujuan Bukunya



     Pahami tujuan bukunya? Maksudnya seperti apa? 

     Nah, biasanya di cover belakang kan ada sinopsisnya, lihat kira-kira buku itu pengen ngasih insight apa. Atau mungkin bisa mencari tau dari ulasan orang-orang yang udah membacanya.

     Menyamakan tujuan buku dengan apa yang kita butuhkan itu penting agar kita gak salah sasaran. Sebagai contoh ada banyak buku yang menyinggung tentang Habits, mulai dari bukunya Wendy Woods, Fumio Sasaki, Craig Wright hingga James Clear. Semua bukunya bagus, tinggal kitanya mau pilih yang mana, karena masing-masing penulis punya "garis besar" tulisan yang berbeda satu sama lain, meskipun secara umum isinya sama.

3. Read with Open Heart and Mind



     Dalam buku pengembangan diri, biasanya penulis akan turut menyelipkan sedikit pandangan nilai dan prinsip-prinsipnya, di mana hal ini belum tentu bisa diterima oleh banyak orang. Misal, ada yang terlalu religius, ada yang terlalu minimalis, atau bahkan ada yang mengabaikan nilai-nilai agama.

     Bagi sebagian orang, hal-hal semacam ini bisa menjadi red flag ketika sedang membaca, sehingga pada akhirnya ada sebagian yang malah melupakan topik atau esensi utama bukunya. Oleh karena itu, sebelum membaca, pastikan kita memisahkan apa yang kita yakini dengan pendapat buku terlebih dahulu. 

     Boleh banget kalau mau dikritisi berdasarkan sudut pandang yang kita yakini, tapi tetap jangan mengabaikan poin-poin yang sebelumnya sudah ngasih kita insight. Kalau kita dari awal udah meh dengan bukunya hanya karena ada pendapat yang berbeda dengan kita, yang terjadi adalah kita gak menilai buku itu bermanfaat. Tapi kalau dari awal sudah banyak yang kontra dengan pemikiran kita, gapapa kalau gak mau menyelesaikan bukunya (DNF) dan nyari buku lain.

     Baiklah, itulah hal-hal yang harus diperhatikan kalau mau baca buku pengembangan diri. Jadi pastiin dulu ya, agar gak rugi uang dan waktu sampai mencak-mencak karena ngerasa bukunya gak ngasih menfaat atau berasa "hambar".

You May Also Like

0 comments