Review Buku: Outliers dari Malcolm Gladwell

by - Agustus 23, 2021



     MENGAPA ADA ORANG YANG JAUH LEBIH SUKSES DARIPADA ORANG LAIN?

     Sebagian dari kita, pasti pernah berpikir:

"Kok ada ya, orang seperti Maudy Ayunda yang sukses di banyak bidang?"

Atau mungkin mikir seperti ini:

"Temen sekolahku waktu SMP, ada yang pinter banget tapi kenapa sekarang gak 'terlihat' sukses?"

Kalau kalian pernah berpikir seperti itu, maka buku yang akan aku ulas kali ini sangat cocok untuk menambah perspektif terkait kesuksesan orang lain. Buku ini berjudul Outliers dari Malcolm Gladwell.

Jadi, apa sih Outliers itu?

     Sesuai definisi yang tertulis dalam buku Gladwell, Outliers memiliki arti berikut:

"something that situated away from or classed differently from a main or related body"

Atau dapat diartikan sebagai suatu data/hasil observasi yang memiliki keunikan secara karakteristik dari hasil observasi lainnya. Misal nih, kamu sedang meneliti sebuah studi kasus, tapi suatu ketika, kamu menemukan data penelitian yang berbeda dari data lainnya. Data yang berbeda inilah disebut Outliers.

     Kembali lagi ke bukunya, Outliers dari Malcolm Gladwell adalah buku yang memberikan penjabaran mengenai kisah dibalik kesuksesan seorang Outliers. Yakni, seseorang yang memang telah diciptakan untuk meraih kesuksesan, bahkan sejak dia dilahirkan. Seorang outliers ini sering ditemukan sebagai orang memiliki banyak dukungan serta kesempatan untuk sukses, atau yang sering dikenal dengan privillege. Dalam buku ini, ia memberikan contoh kisah hidup Bill Gates, salah seorang ouliers, serta kisah hidup Chris Langan, seorang jenius yang merupakan kebalikan dari Bill Gates..

Ulasan Buku

     Dalam buku ini kita akan disuguhkan kisah awal mula Bill Gates bisa sesukses seperti sekarang. Dimulai dari kelahirannya yang berasal dari orangtua yang mapan, sehingga ia bisa masuk ke sekolah elite yang menyediakan komputer, di mana saat itu, komputer belum populer seperti sekarang. Bill Gates yang punya rasa ingin tahu tinggi berkat didikan orangtuanya, bertemu dengan teman yang satu frekuensi, sehingga mereka bersama-sama mencoba mengutak atik dan mempelajari komputer secara mendalam.
     Tak sampai situ, ketika dia merasa komputer sekolahnya mulai "kurang" memadai, dia pun mencoba meminjam komputer sebuah Universitas. Di tempat ini, Bill Gates menghabiskan waktunya berjam-jam dalam sehari, untuk mempelajari koding. Dari sini kita sudah bisa melihat, bahwa otak cerdas Bill Gates bisa mendapatkan dukungan yang baik dari lingkungannya. Sehingga kesuksesan pun seolah lebih mudah untuk tercapai.
     Beralih ke kisah Chris Langan, seorang jenius yang lahir di lingkungan miskin dan keluarga yang berantakan. Berbanding terbalik dengan Bill Gates, meskipun Chris Langan dikenal sebagai seorang jenius, dia harus bekerja seharian dan berpikir mengenai cara apapun untuk membantu perekonomian ibunya.
     Tak hanya itu, dia juga tidak punya kesempatan untuk bersekolah di tempat yang layak. Karena keterbatasan ekonomi, Chris Langan harus menerima nasib untuk bersekolah yang secara biaya tidak menyusahkan ibunya. Maupun sekolah yang bisa memberinya waktu untuk tetap bisa mencari uang. Dari sini sudah terlihat, bahwa Chris Langan sulit untuk belajar maupun mengasah kemampuannya, karena lingkungan dan keadaan memaksanya demikian.
     Kembali lagi ke kasus Bill Gates. Setelah kita disuguhkan dengan berbagai privillege yang dimiliki Bill Gates. Terdapat fakta yang cukup menarik mengenai faktor pendukung kesuksesan Bill Gates, yakni tahun lahir. Kok bisa? 
     Seperti yang diketahui, Gates lahir di tahun 1955. Sementara 1975 adalah tahun di mana teknologi sedang berkembang secara pesat-pesatnya. Dapat dikatakan, Bill Gates berusia cukup matang untuk menghadapi perkembangan teknologi ini. Sehingga, dengan segala kemampuan komputer yang dipelajarinya sewaktu remaja, pada usia 20 tahunan, dia dan temannya bisa mulai merintis usaha di bidang teknologi, Microsoft
     Ada banyak kisah outliers lain dalam buku ini, yang tidak mungkin dijabarkan di sini 1 persatu. Namun secara umum, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memang digariskan untuk sukses, dengan minim cobaan dan banyak privillege, itu memang ada. Ditambah, karakteristik orang itu yang ternyata juga ambisius, maka wajar kalau dia bisa sukses di banyak bidang. Seperti Maudy Ayunda.
     Akan tetapi, bukan berarti orang yang tidak punya "privilege" tidak bisa sukses. Selain faktor keberuntungan, masih ada faktor ambisi dan kerja keras. Hanya saja, bagi mereka yang kurang memiliki privillege harus bekerja keras dua kali lipat dan butuh waktu yang lebih lama, karena titik awalnya sudah berbeda.
     Dan yang perlu diingat, definisi sukses seseorang itu beda-beda. Ada orang yang memang lahir untuk menjadi sukses sebagai konglomerat, tapi ada juga orang yang sudah cukup merasa sukses dengan menjadi pemilik ternak di sebuah pedesaan, seperti Chris Langan. Jadi, tidak perlu membandingkan standar kesuksesan yang dimiliki dengan standar kesuksesan orang lain.
     Demikian ulasan buku ini, terima kasih bagi yang sudah membacanya.

You May Also Like

0 comments