[Edisi Khusus Kemerdekaan] Memaknai Sejarah Proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945

by - Agustus 17, 2021


     Setiap mendengar rekaman suara Ir. Soekarno baca proklamasi, aku seringkali merasa merinding dan kadang ingin menangis. Apalagi setelah melihat sejarah perjuangan bangsa untuk mencapai di level itu. Nah, pada tulisan ini aku ingin semacam flash back sejarah menuju proklamasi ini. Tentu saja kalau ada yang kurang tepat, pembaca tulisan ini bisa memberikan koreksi.
     Pasca Jepang dibom atom oleh Sekutu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, semakin memperkuat kekalahan Jepang yang berujung pada Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Berita ini menyebar hingga ke telinga Darwis, Wikana, Sutan Syahrir dan Chaerul Saleh, yang mendapatkan informasi ini dari radio. Dari sini, akhirnya golongan pemuda mulai mendorong golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan. Yang mana, golongan tua tidak ingin terburu-buru karena takut terjadi pertumpahan darah kembali.
     Karena golongan muda takut kalau golongan tua akan terkena pengaruh Jepang, akhirnya mereka menculik Soekarno dan Moh. Hatta pada 16 Agustus 1945, dan peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Di sini, golongan muda berusaha meyakinkan golongan tua, bahwa mereka siap berjuang apabila terjadi sesuatu, apapun resikonya. Dalam perundingan kedua golongan ini ditengahi oleh Ahmad Subarjo. Ahmad Subarjo pun setuju kalau proklamasi diadakan di Jakarta, sehingga dengan diantar Yusuf Kunto, beliau pergi menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok.
     Naskah Proklamasi disusun di rumah Laksamana Maeda (Jalan Imam Bonjol nomor 1) oleh Soekarno, Moh. Hatta dan Ahmad Subarjo, yang disaksikan oleh Sukarni, B.M. Diah, Sudiro dan diketik oleh Sayuti Malik. Perundingan ini berlangsung hingga dini hari. Sukarni pun mengusulkan agar teks Proklamasi ini ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian mengenai pembacaan Proklamasi, awalnya direncanakan akan dibacakan di Lapangan Ikada, namun karena demi keamanan akhirnya dialihkan ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.
     Teks Proklamasi dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10 pagi. Pada hari yang sama, bendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.

     Jujur, saat aku nulis ini rasanya ikut terharu dengan peristiwa itu. Karena perjuangan bangsa Indonesia akhirnya telah sampai kepada kemerdekaan. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke tiga:

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya"

      Saat ini, Indonesia telah menjadi negara yang berdaulat dan merdeka. Kita bangsa Indonesia sudah merasakan bebas dari penjajahan secara fisik. Akan tetapi di masa kini, kita semua harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan berjuang melawan musuh tak terlihat. Apalagi sekarang kita sedang dihadapkan dengan pandemi yang tak kunjung usai, bencana terjadi di beberapa tempat, dan kesejahteraan rakyat menurun akibat pandemi yang memberikan efek pada sektor ekonomi. Semoga kita semua bisa segera lepas dari bencana ini. MERDEKA!


You May Also Like

0 comments